[ 3 ] Hard Situation

11.2K 1.3K 181
                                    

"Anak perawan bangunnya nggak boleh molor" Umi mulai ngomel pagi pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak perawan bangunnya nggak boleh molor" Umi mulai ngomel pagi pagi.

Huft yaampun.

Ini kesempatan ku bisa molor mik, kalau hari biasa kan aku always bangun pagi karena matkul ambil pagi terus :')

"Roseanna anak umik... Nggak bangun umik semprot air nih"

Aku membuka sedikit mata untuk memastikan apa umik beneran mau nyemprot aku, dan ternyata umik memang udah siap dengan semprotan burung yang akan di semprotkan padaku kalau aku nggak bangun bangun.
"Iya iya mik iyaaaaa.. gausah di semprooot jugaa" aku menutupi mukaku sebelum umik berasil menyemprotkan air itu ke mukaku.

Aku mengucek kedua mataku yang masih lengket. Sebenernya aku masih pengen tidur, tadi mimpinya bagus banget. Masa iya di mimpiku tadi aku ketemu sama mas Miqdad hahahaha.

Kalau kalian tanya apa aku masih suka sama kakak kelas ku yang dulu itu jawabannya adalah masih. Aku nggak pernah ketemu sama dia setelah dia lulus sampe detik ini, tapi aku kan ngefollow ignya jadi aku always tau kabarnya dia. Apalagi dia sekarang masuk Univ Negeri favorit jadi duta fakultas lagi, yaelah. Aku mah apa atuh.

"Roseeee... Masih nempel di kasur yaa... Ayok bangun bantuin umi masak" teriakan umi memaksaku melangkah menjauhi kasur yang masih anget dan enak dibuat bobo.

Dengan terpaksa aku meninggalkan kamarku yang unyu unyu ini untuk memenuhi panggilan umi.

"Umi mau masak daging? Tumben biasanya paling males masak daging" ledekku saat melihat isi belanjaan umi.

"Iya, umi mau masak steak daging"

Umi aneh banget dari kemarin, siapa sih tamunya sampe di masakin steak daging.

"Mas Chandra nanti pulang" kata umi

"Weeeh tumben, biasanya susah banget disuruh pulang mi"

Memang sejak menikah, mas Chandra udah nggak satu rumah lagi sama aku dan keluargaku. Dia diminta sama keluarga mertuanya buat tinggal disana. Tapi karena rumahnya dia sama rumah kita itu jauh banget, sekitar 1 jam-an itupun kalau nggak macet. Makanya dia jarang pulang nengokin Abi sama Umi, tapi dia selalu perhatian lewat chat dan telpon.

"Khusus buat tamunya Abi" tambah umi lagi.

"Hm?" Sepenting apa sih tamunya Abi ini sampe mas Chandra nyempetin pulang ke rumah.

"Woy shaqira" panggilku saat melihat adekku yang sudah dandan rapi pagi pagi.

"Whut?" sahutnya

"Udah maau ngeluyur aja, bantuin umi kek" omelku, dia emang sulit banget kalau disuruh bantuin ngurusin rumah.

"Lah, mbak yg punya gawe kenapa aku yang disuruh repot, ups keceplosan" shaqira menutup mulutnya lalu berlari menuju kamarnya

"Heh heh.. Maksudmu apa" aku mengejar shaqira demi mendapatkan kejelasan atas omongannya itu.

Di Halalin | Jaerose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang