8

1K 117 173
                                    

"Mawar itu berduri, nanti tangan kamu luka, biar aku yang ambil.."

Suara bariton dari pemilik tangan yang menggenggam tangan Lesley itu langsung membuat Lesley menoleh secara refleks disertai rona merah di pipinya.

Tanpa membuang sedetik waktu pria bersurai putih itu memetik mawar indah itu dengan tangan kosong, lalu membersihkan duri-duri di sekitarnya.

Lesley tersenyum saat mawar cantik itu sampai di tangannya, "Makasih Gusion."

Gusion menyentuh dagu Lesley, "Kamu.. lebih cantik kalo senyum begini," ujarnya sambil mencubit pipi Lesley.

"Eh? Gak sakit," jawab Lesley.

"Beruntung malam ini gak ada serangan di mimpimu kali ini, jadi.. Kamu bisa nanya apapun.." Ujar Gusion sambil memetik beberapa bunga yang merambat di sana, dan membuat sesuatu.

"Gusion.." Panggil Lesley.

"Ya?"

"A-aku mau tahu tentang nenek tua yang nyerang aku, itu siapa? Maksudnya apa? Kenapa harus aku yang diserang?"

"Nenek tua itu Vexana, dia iblis, aku yakin pasti ada yang ngiket kontrak sama dia karena dendam sama kamu. Vexana itu iblis yang beda dari yang lain, dia bukan nyerang fisik tapi dia nyerang jiwa kita, dia bisa ngunci 'courage' dari makhluk apapun jadi kita gak bisa apa-apa kalo berhadapan sama dia.." jawab Gusion. "Tapi.. Aku berniat buat ngalahin dia, biar kamu bebas dari bayang-bayangnya."

"A-apa?" Manik biru Lesley terbelalak. "Gusion, kamu gak perlu ngelakuin itu."

"Itu sebuah keharusan, Lesley," jawab Gusion serius. "Aku cuma perlu jadi lebih kuat buat ngalahin dia, dan aku gak mau jiwamu direnggut iblis tua itu."

"Apa gak ada cara lain buat lepas dari incaran iblis itu? Aku udah sering ngerepotin kamu aku--"

"Ssst..." jari telunjuk Gusion mendarat, "Soal itu gak usah dipikirin karena itu udah jadi kewajibanku," Gusion memasang sebuah mahkota bunga --yang sedari tadi ia buat-- di puncak kepala Lesley, "Aku akan selalu jadi pelindung kamu, Lesley."

(A/N: Jones dilarang baper 😂😂 *gaksadardiri)

"Makasih banyak," jawab Lesley tersenyum sambil menyentuh pipi Gusion.

Gusion ikut tersenyum lalu menggenggam tangan Lesley, "For you, I'll do anything."

"Oh ya, Gusion.. Aku boleh tanya sesuatu gak?"

"Boleh, kamu boleh tanya apapun.."

"Apa kamu dulunya manusia juga?"

Gusion mematung sejenak, pertanyaan Lesley mengingatkannya akan kejadian yang cukup pedih menurutnya.

"Ya, aku dulu juga manusia," Gusion menunduk memandang belati cahaya itu, "Belati inilah yang nusuk jantungku 15 tahun lalu."

Lesley merasa sedikit bersalah, baru kali ini ia melihat kesedihan di wajah Gusion. Ia segera mendaratkan telapak tangannya di pipi Gusion sambil menatap iris hijaunya. "Jangan dipendam sendiri, kamu bisa cerita."

"Maaf Lesley, bukannya aku gak mau cerita, tapi.. Itu terlalu sakit buat diingat. Kalo kamu mau tahu, kamu bisa tanya Alucard atau Fanny atau Natalia, mereka tahu soal kematianku. Mereka... Sahabatku dari kecil. Maaf Les, aku gak bisa cerita."

"Kalo itu emang terlalu sakit buat dikenang, sebaiknya jangan diingat, maaf kalo aku lancang."

Gusion mengacak-acak rambut Lesley, "Gapapa, santai aja," jawabnya sambil tersenyum. "Oh ya, aku mau ngasih tahu sesuatu. Ini ada hubungannya sama sesuatu yang ada di alam bawah sadar kamu Les."

The Savior [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang