12

1.1K 95 152
                                    

"Kaget ya? Natalia.." Tangan Gusion masih menahan bahu Natalia, tangan kanannya tetap mencengkram pisau cahayanya dengan ekspresi mengancam.

Natalia hanya diam, namun diam-diam air matanya menetes membasahi maskernya. Namun sedetik kemudian ia menahan semua keterkejutannya dan yakin akan satu hal bahwa...

'Dia bukan Cion.'

Mengingat pisau itu nyaris melukai lehernya, Natalia pun segera menggoreskan tangannya sendiri ke senjata yang dipakainya hingga mengeluarkan sedikit darah yang menetes di tanah.

Sedetik kemudian suasana hutan itu seperti menggelap, lebih gelap dari sebelumnya.

Akar berduri berwarna hijau tua mulai bermunculan dari tanah tepat dimana darah Natalia menetes. Akar itu merambat dengan cepat mengendalikan tangan Gusion agar bisa lepas dari tubuh Natalia serta membuatnya tak dapat bergerak sedikitpun.

Akar berduri merambat ke seluruh 'tubuh' Gusion dan membuatnya merasakan sakit yang teramat sangat.

Walau dia hanya sebatas arwah, bukan berarti ia tidak bisa merasakan sakit jika diserang makhluk ghaib lain 'kan?

Akar berduri itu menusuk tepat di bagian dada yang dulu pernah tertusuk, yang membuat Gusion seketika tak berdaya karena pusat energinya justru terletak di 'bekas luka' tusukan itu.

Lalu tak lama sosok nenek tua menyeramkan pun muncul di belakang Gusion, dan terus menyiksa Gusion dengan serangan 'kecil' itu sambil tertawa.

"Jiwa lemah sepertimu ingin mengalahkanku? Bisa apa kau, Paxley? Menghadapi serangan kecil ini saja kau bahkan tidak berdaya," Vexana memperkuat serangannya usai menyelesaikan kalimatnya.

Benar, Natalia memanggil Vexana dengan ritual sederhananya mengingat hutan ini sudah termasuk wilayah kekuasaan iblis jahanam itu. Ia tersenyum jahat melihat arwah penjaga Lesley yang tengah meringis disiksa oleh sang iblis. Ia tak salah mengikat kontrak, Vexana memang satu-satunya counter bagi para arwah penjaga dari keluarga Paxley.

Gusion memejamkan mata sambil menggertakkan giginya berusaha mati-matian menahan sakit sambil tidak berteriak. Ia merasa seperti meregang nyawa untuk keduakalinya.

Ia tidak bisa membalas ataupun pasrah. Apa yang harus ia lakukan? Jika ia kalah bagaimana nasib Lesley nantinya?

Sambil terus menahan sakit di dadanya ia merutuki kebodohannya yang kini membawanya ke dalam jebakan Natalia.

Satu jawaban dari satu pertanyaan yang ia sedang pikirkan. Bagaimana caranya agar bisa lepas dari siksaan ini?

Ia tidak dapat berpikir jernih sebab energinya merasa seperti akan dilenyapkan oleh akar berduri itu-- seakan akar itu akan mengambil nyawanya lagi.

SRING... SRING...

"Ougi: Shadow Exchange!"

Seeseorang sedikit memotong akar berduri yang sedikit tebal itu lalu secara tiba-tiba menukar Gusion yang masih terlilit dengan sebuah bayangan.

Siapa yang tidak terkejut melihatnya? Mungkin hanya sang pelaku yang bersikap biasa saja.

Kini Gusion dibawa ke sebuah dahan pohon yang lumayan tinggi dan tebal oleh si pelaku penukaran agar tak terjangkau dari pandangan dua makhluk biadab itu.

"Makasih banyak, Hayabusa," Gusion memegang dadanya sambil berlutut lemas di dahan pohon itu dengan posisi Hayabusa yang masih merangkulnya.

"Ternyata serangannya belum seberapa, jadi masih bisa di-blink," Jawab Hayabusa setelah menganalisis serangan akar yang menyerang Gusion tadi.

The Savior [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang