12

115 8 1
                                    

Adelaide

Adel berlari menuju halte bis depan komplek rumah nya. Lagi lagi ia bangun kesiangan.

dan lebih parah nya lagi, bis sama sekali tidak datang hari ini. Adel berulang kali melihat ke arah jarum jam di pergelangan tangannya.3 menit lagi dan gerbang sekolah akan di tutup.

dengan gelisah ia menegok terus menerus ke arah kanan. Berharap ada angkutan lain yang bisa ia gunakan.

Tin Tin

motor hitam bertuliskan Ninja berhenti tepat di hadapannya. Helm full face yang pengendara itu gunakan mempersulit Adel mengetahui siapa di balik kemudi itu.

" gua anter ke sekolah mau ? "

Adel tidak menanggapi, ia tidak kenal siapa di balik Helm itu.

" gua Rafa " setelah mengucap nama itu, Rafa melepas Helm yang ia gunakan.

Adel menegang. ia tidak tahu harus menjawab apa.

" mau kan ? "

tetapi ia juga tidak punya pilihan lain selain mengiyakan.

dengan gengsi setinggi langit Adel menganggukan kepalanya pertanda setuju.

Tidak ada salah satu dari mereka yang membuka suara. lebih tepatnya Adel yang tidak ingin menjawab pertanyaan Rafa yang ia layangkan kepadanya tadi, Alhasil Rafa ikutan terdiam.

" bisa cepetan ga ? " akhirnya Adel membuka suara setelah sekian lama terdiam. Rafa menganggukan kepalanya dan melajukan motor nya semakin cepat.

Belvan

" TEMEN TEMEN SEKALIAN, KALIAN DIEM DULU DEH SEMUA ! " teriak Belvan di dalam kelas di susul dengan Revan yang naik ke atas meja.

Revan sudah siap dengan sapu sebagai gitar, sedangkan Belvan memegang gagang pengki sebagai microphone.

Rega di belakang mereka menyambungkan Hp nya ke speaker kelas dan mulai memutar lagu, syantiek.

Hei sayang ku
hari ini aku syantiek
syantiek bagai bidadari, bidadari di hatimu.

Belvan melenggak lenggokan badan nya di atas meja. Ekspresi wajahnya ketika menyakikan lagu begitu menghayati. Beberapa murid tertawa namun ada juga yang mendengus sebal

jadwal ruqyah Belvan, Revan sama Rega kapan sih ?

itulah yang di benak para siswa yang sudah jengah dengan tingkah laku mereka di dalam kelas.

Emang lagi manjyah
lagi pengen di manjyah
pengen berduaan dengan dirimu Adel
emang lagi ganteng tapi bukan sok ganteng
ganteng ganteng gini hanya untuk neng Adel

Teman sekelas Belvan hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Belvan yang otomatis dapat membuat Adel malu setengah mati jika mengetahui hal ini.

" yehh bisa aja lu van "

" sakarap mu dah ya van "

" kek Adel mau aja sama kurap kebo "

ujar teman teman Belvan namun ia tidak menanggapinya.

seketika kelas hening, sedangkan Belvan, Revan masih asik di atas meja berjoget ria. berebeda dengan Rega yang mukanya tampak panik.

" BELVAN, REVAN ! KELUAR DARI KELAS SAYA SEKARANG ! " teriak Bu Ratih di depan pintu.

Belvan dan Revan yang mendengar nya sedikit kaget lalu tertawa senang, melewati pelajaran keluarga Budi dan Wati sebuah kenikmatan dunia yang tidak terhinnga.

DELVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang