15

131 6 0
                                    

Adel mengacak ngacak rambutnya sendiri dengan sedikit kasar. soal matematika di hadapannya membuatnya tidak tenang. bagaimana bisa, dengan kapasitas otak kecil, Adel harus mengerjakan 20 soalnya yang membuatnya pusing 7 keliling.

" waktu tinggal 10 menit lagi, jangan lupa beri nama kalian di lembar jawaban " ucap guru tersebut.

Adel sudah memprediksi nilai UTS nya akan sangat jelek di rapot, terutama mata pelajaran MATEMATIKA. bagaimana bisa ia mengumpulkan, jika satu nomor pun belum ia jawab.

sedangkan Alley terlihat sangat tenang dengan kertas jawaban penuh dengan coret coretan rumus. ingin sekali rasanya Adel bertanya jawaban pada temannya itu, namun teman sekelasnya sudah mewanti wanti agar tidak menyontek saat di awasi oleh bu Sum, beliau terkenal tidak segan segan merobek kertas jawaban muridnya jika di ketahui menyontek.

kringgg

bel istirahat telah berbunyi, Adel mengumpulkan lembar jawabanya dengan pasrah dari 20 nomor tidak ada satupun yang ia isi. setiap nomor hanya tertera kalimat

maaf bu saya lupa cara nya

yang ini ga nemu jawabannya

masa saya harus ngitung permennya Aji padahal yang punya budi

dan masih banyak lagi.

" lu kenapa ego, kusut amat " ucap Alley bercanda sedangkan Adel menutup mukanya dengan kedua lengannya.

" itu soal mtk, gada yang gua isi " jawab Adel, Alley menampakkan muka ingin tertawa namun kasihan.

" lu serius ? jagoan... " uacp Alley.

Adel mendengus, memilih untuk memejamkan matanya hingga nanti bel masuk berbunyi kembali, 40 menit untuk tidur di sekolah menurutnya lebih dari cukup.

sedangkan di sisi lain, Belvan sedang bersenda gurau di dalam kanti bersama teman temannya.

" gimana lu sama bule ? " tanya Michael yang biasa di panggil bang ical

" ga ada kemajuan, gua mundur pelan pelan gua kira dia bakal ngejar. taunya bodo amat " jawab Belvan.

memang, setelah kejadian dimana Adel pergi dengan Rafa dan Adel tidak datang ketaman seperti apa yang Belvan kirimkan,hubungan di atara mereka menjadi sedikit renggang. Belvan fikir Adel yang akan mendekatinya ternyata tidak. bahkan jika di lihat lihat hubungannya dengan Rafa semakin dekat.

" tadi pas kebaktian, gua liat dia yang ngebuka buku MTK sendiri " ucap Ical.

" demi apa ? kok gua ngakak ya ? " Revan yang mendengar malah tertawa keras.

" lagi pula ya lu juga terhalang agama Bel, mana mau juga dia. kalo sama si babang Rafa kan bisa di ajak gereja bareng kalo sama lu di ajak apa ? " Belvan yang mendengar perkataan Ical hanya mengangguk setuju.

" ya gapapa, toleransi " ucap Belvan asal.

" yang ada masuk kecacatan sipil bodoh " ucap Revan.

" mending Adel sama gua aja, udah jelas di restui " ucap Ical menimpali.

Belvan menatap nyalang ke arah temannya tersebut. sedangkan Ical tertawa terbahak bahak mendapati wajah temannya yang sebentar lagi akan meledak.

" Tuhan memang satu....
kita yang tak sama...
haruskah aku lantas pergi
meski cinta tak kan bisa pergi... " Regan menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan dan mimik wajah yang terlihat di paksakan.

Belvan yang mendengar celotehan teman temannya hanya bungkam. sulit memang jika sudah seperti ini. memang ibunda dari Adel sendiri seorang muslim sama seperti dirinya, namun Adel di besarkan secara katholik oleh ayahnya.

" gausah galau elah, cewe di luar sana banyak " ucap Ical.

0O0•

Adel yang sedang menyumpal kuping nya dengan earphone lansung menghentikan lagu yang ia dengar begitu terdengar suara kumandang Adzan.

sedangkan Azalea tertidur pulas di sebelahnya. dengan sigap Adel membangunkan temannya tersebut.

" apaansi Del, masih 10 menit lagi masuk nya " ucap Alley masih dengan mata tertutup.

" kamu ga solat ? " tanya Adel dan di jawab dengan gelengan.

" kenapa ? " tanya Adel

" males " jawaban singkat Alley membuatnya tak habis pikir dengan jalan pikiran cewek tersebut.

" yaudah kita nonton azab kubur aja gimana ? " tawar Adel, dengan spontan Alley langsung menegakkan tubuhnya dan mengganti sepatu yang ia pakai dengan sendal.

" iya iya gua solat, lu tunggu sini apa tunggu depan mushola ? " tanya Alley

" disini aja " ucap Adel, ia membuka kembali buku pelajaran bahasa inggrisnya.

jujur saja, menurutnya di sini orang orang yang berbahasa inggris sangat mementingkan Grammar dan akan di hujat jika salah. sedangkan menurut Adel, orang orang di lingkungannya dulu tidak peduli sebagus apapun pun bahasa inggris kalian atau masih di bawah rata rata, mereka tidak akan mengkritik sama sekali. karna prinsip mereka adalah ' selama kita saling mengerti apa yang di bicarakan semuanya baik baik saja '

Belvan berjalan menuju kelas Adel dengan santai, baju di keluarkan dengan lengan yang di gulung membuat beberapa siswi yang ia lewati menahan jeritannya. Belvan tidak memusingkan mereka, otaknya saat ini tertuju pada Adel, ia merindukannya.

Belvan dengan santai membuka pintu kelas gadis itu, dan berjalan mendekati Adel yang sednag terfokus pada bukunya dengan earphone masih menyumbat kedua kupingnya.

dengan iseng Belvan menarik kedua earphone tersebut secara bersamaan. membuat si empunya memasang wajah kesal.

" kenapa ? " tanya Adel pada Belvan yang sudah duduk tepat di hadapannya.

" kangen " ucap Belvan, Adel yang mendengarnya hanya bergumam pelan.

" Adel " panggil Belvan, sang pemilik nama masih terfokus pada buku di hadapannya.
" Evan angen " ucap Belvan lagi di lucu lucukan.

" sumpah demi apa pun, jijik dengernya " ucap Adel kesal. Manusia di hadapannya ini sungguh menyebalkan.

" kamu kok galak ? "

Adel memutar bola matanya, ia jengah dengan tingkah laku Belvan yang sok inut bahkan terlihat menjijikan.

" pulang nanti aku anter " ucap Belvan memerintah.

" ga bisa "

" kenapa ? "

" ada janji sama Rafa " ucap Adel sekenanya. Belvan yang mendengarnya merasa gerah.

" batalin "

" gabisa, mau pergi " jawab Adel

" besok kan masih UTS " Belvan yang tidak mau mengalah terus mencari celah agar mereka berdua tidak jadi pergi bersama.

" ya terus? kamu kenapa ngatur terus si!" Adel yang sudah kesal, mau tidak mau membanting bukunya. membuat beberapa murid yang menetap di kelas melihat ke arahnya, ada pula yang merekam untuk di publikasi nanti.

" aku pacar kamu Del ! "

" aku ga pernah nerima kamu Van, jangan memaksakan sesuatu yang memang bukan milik kamu " ucap Adel pelan lalu pergi meninggalkan kelas.

" Shit ! " Belvan memukul meja kelas Adel hingga menghasilkan dentuman yang cukup keras.

JANGAN LUPA VOTE+ COMMENT YAA ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DELVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang