13

84 3 0
                                    

Adelaide

Ternyata Belvan tidak bercanda dengan ucapan nya, saat ini Adel dapat melihat Belvan sedang bersandar tepat di sebelah pintu kelasnya.

Adel tahu setelah Rara memberi tahunya tadi saat ia keluar kelas untuk pergi ke kamar mandi.

" baik anak anak, pelajaran hari ini ibu sudahi. jangan lupa mengerjakan PR yang tadi ibu sebutkan. kumpulkan besok bagi paling lambat jam 7 " ucap guru agama itu lalu keluar kelas.

Adel menghela nafasnya pelan, ia membereskan peralatan di mejanya dengan perlahan. sengaja, ingin berlama lama agar Belvan jengah dan meninggalkan pintu kelasnya.

" gua duluan ya del ? " ucap Azalea yang di balas anggukan oleh Adel

namun dugaan nya salah, Belvan malah menghampiri nya, membantu Adel membereskan mejanya. Alhasil yang tadinya Adel berniat berlama lama malah menjadi cepat selesai.

Adel sudah berniat mendiamkan Belvan setelah tersadar dari acara tembak menembak di lorong kelas tadi.

ia menamai misi ini dengan nama " misi beruang kutub "

usai semua barang masuk ke dalam tas, Adel langsung meninggalkan kelas tanpa menggunris kehadiran Belvan yang berada di dalam kelasnya.

Adel tahu betul, bahwa Belvan sedang berjalan tepat di belakang nya. Ia tahu karna hampir semua orang yang ia lewati menatap kearah nya dengan tatapan memuja, oke bukan untuknya tapi untuk manusia di belakang nya.

Adel mempercepat langkahnya begitu ia melihat pintu gerbang sekolah. namun gerakan nya tertahan.

Adel menoleh dan benar saja Belvan menahan tangannya dan menatiknya ke parkiran motor.

oh tidak, jangan gagal kan misi hari pertama tuhan.

namun tentu saja Tuhan berkehendak lain.

Adel mau tidak mau menurut saja saat Belvan memaksanya naik ke atas motor nya itu.

tepat saat motor Belvan keluar dari pintu pagar. Adel melihat di sana, tepat samping sekolah Rafa terlihat sedang menunggu seseorang. dengan cepat Adel membuang pandangannya.

perjalanan terasa hening, setiap kali Adel ingin melepas tangannya dari tubuh Belvan, dengan sigap Belvan akan menariknya lagi.

padahal Belvan sendiri mengendarai motornya dengan kecepatan normal.

sejujurnya Adel baru menerima Belvan sebagai temannya, bukan seperti saat ini yang dengan tiba tiba Belvan memaksanya untuk menjadi kekasihnya.

mungkin untuk sebagian atau seluruh siswi di sekolahnya akan mengiyakan dengan senang hati. namun bagi Adel tidak. Nama Harold masih bersemayang di dalam relung hatinya.

walaupun sempat tergantikan oleh kehadiran Rafa yang ternyata itu hanya rasa simpati belaka, yang tidak ada kelanjutannya. miris.

" kita ke Alfa dulu ya ? "

" apa ? "

" kita ke Alfa dulu sayang "

Adel sedikit merasa geli dengan panggilan akhir itu namun ia hanya bisa mengiyakan, toh yang mengendarai motor Belvan bukan dia.

Belvan membelokan motornya ke minimarket tersebut. dan memarkirkan tepat di gerobak jus buah yang pemiliknya sedang melihat ke arah Adel secara terang terangan.

" tadi bunda nitip bengbeng, kamu tunggu sini dulu gapapa ya ? " ucap Belvan

walaupun Adel merasa aneh dengan kalimat aku-kamu yang keluar dari bibir Belvan, Adel lagi lagi tetap mengangguk.

DELVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang