drtt
drttrenjun terlonjak kaget begitu merasakan ponsel digenggamannya bergetar. seperti biasanya ketika malam datang, renjun selalu melihat bintang lewat jendela kamarnya, namun kegiatannya harus berhenti karna ponselnya terus saja berbunyi.
ponselnya memang selalu ramai. namun, dengan ponselnya yang ramai kali ini malah membuat renjun cemas. rasa cemasnya itu membunuhnya perlahan. keringat mulai mengucur di dahinya, begitu detakan jantungnya yang berdetak dengan tidak normal menggema di dadanya. layar ponselnya seakan mengolok-olok dirinya yang tidak berani melihat pesan-pesan singkat itu.
dengan ragu, akhirnya renjun membuka akun instagramnya dan mengecek pesan yang dikirimkan padanya.
j.ericson
| mending lo keluar dari club basket, anak dari seorang gay ga cocok jadi pemain basketkevin_hh
| mati ajalah lo, udh g ada yg mihak ke lo lagi juga. paling bentar lagi tiga teman sama fans lo itu ninggalin lodilannnn
| selama ini gue g pernah liat lo suka cewek, jgn-jgn lo sama kaya bokap lo? GAY.xxxjat_
| masih hidup? knp gak mati aja? dunia jga udh gak nerima orang kayak lolouclark
| done ya, kak!brak
ponselnya sekarang tergeletak di lantai kamarnya. inilah yang ditakuti renjun. ini yang selalu membuat renjun cemas. pengecut? bahkan kalian gak pantes nyebut renjun pengecut sebelum merasakannya.
lagian, siapa juga sih yang akan tahan melihat itu semua? renjun juga lelah jika harus menerima ucapan-ucapan seperti itu setiap hari.
otaknya pun kini mulai membenarkan apa yang dikatakan kevin—teman satu tim basketnya. akhir-akhir ini renjun merasa sendiri, tiga temannya itu selalu sibuk dengan urusannya sendiri. bahkan, saat dirinya mencoba bunuh diri, temannya sama sekali tidak ada disana sekedar untuk melarangnya.
renjun menyambar jaket kulit miliknya yang tergantung di dekat pintu. sebelumnya, ia sempat memasukkan silet ke saku jaketnya. langkahnya berhenti di dekat motornya.
ia mengendarai motornya di atas kecepatan rata-rata. ia tidak perduli lagi dengan peraturan lalu lintas.
cukup lama memutari jalanan, akhirnya renjun menepikan motornya di pinggir jalan yang mengarah pada perkotaan. lagi-lagi, renjun berpikir untuk meloncat dari tebing ini ke bawah. namun, perkataan orlyn waktu itu malah terngiang di kepalanya.
tangannya mengacak rambutnya frustasi. air matanya mulai menumpuk pada kelopak matanya.
renjun merogoh saku jaketnya, dan mengambil benda tipis nan tajam itu. nafasnya kini memburu. cukup lama ia memperhatikan benda itu, di otaknya kini malah terbayang wajah sang bunda yang tersenyum.
benar-benar kacau. silet di tangannya kini sudah di arahkan tepat pada nadinya.
tangannya mulai mengayun ke atas untuk mengiris lengannya sendiri, saat itu juga, ada tangan kurus yang menggenggam tangan besarnya, dan itu memberhentikan semuanya.
“hey ... dengerin gue!”
tangan kurus yang menggenggam tangannya itu beralih pada earphone yang dipakainya. lagi-lagi, orlyn berhasil memberhentikan renjun yang ingin melukai dirinya sendiri. sebelah earphone milik orlyn kini sudah menyumpal telinga kiri renjun.
I want you to be alive,
I want you to be alive,
You don't gotta die,
Now lemme tell you whyair mata yang menumpuk di kelopak matanya pun turun, begitu mendengar lantunan lagu lewat earphone milik orlyn.
It's the very first breath,
When your head's been drownin' under water.
And it's the light that's in the air,
When you're there chest-to-chest with a lover.
It's holding on though the roads long,
Seeing light in the dark, yeah, these things.
And when you stare at your reflection.
Finding hope in who it is...
I know that you'll thank God you did.orlyn melepas earphone yang menyumpal telinga kiri renjun. jarinya kini mengusap pipi renjun yang basah. orlyn mengerti ini semua akan sulit untuk dilalui renjun sendirian.
lagu tadi adalah hal yang ingin disampaikannya pada renjun, orlyn hanya gengsi untuk mengucapkannya langsung.
lantas hati renjun menghangat begitu mengerti apa yang ingin disampaikan orlyn kepadanya. setidaknya, renjun merasa bahwa masih ada orang yang perduli terhadapnya.
bukannya berterima kasih, renjun malah membuang muka ke arah perkotaan di depannya.
selang beberapa detik, renjun kini menatap orlyn dengan tatapan mengintimidasinya, “kok bisa tau gue disini? lo stalker, ya?!” jari telunjuknya kini berada tepat di depan hidung orlyn.
percayalah, saat ini renjun bukannya tidak tahu diri, ia hanya gengsi untuk berucap terima kasih.
to be continued.

KAMU SEDANG MEMBACA
Retak
Fiksi Penggemar[15+] Dua orang remaja yang memiliki jalan hidup berliku ini dipertemukan. Seperti sudah menjadi takdir untuk Renjun, bahwa ia dikirimkan perempuan bernama Orlyn untuk menjaganya dan dijaganya. Ketika Orlyn berhasil menjaganya untuk tetap hidup, a...