“tanpa sadar, aku sedang pahat hati. namun, ketika mengetahui kepercayaan kita yang berbeda, juga saat melihatmu yang senang ketika bersamanya, aku telah patah hati.”
🍁🍁🍁
siang hari ini benar-benar terasa panas. walaupun sebenarnya sudah tidak aneh jika kota jakarta terasa panas, tapi hari ini malah terasa lebih panas dari hari sebelumnya. dengan begitu, kantin kini menjadi pusat kedatangan para murid yang kehausan karna teriknya sang mentari yang begitu nyentrik. hal itu juga berlaku untuk orlyn. setelah melaksanakan sholat dzuhur tadi, ia langsung bergegas ke kantin untuk mengantri demi mendapat minuman kesukaannya. seusai mendapatkannya, ia akhirnya memilih duduk dekat pedagang tukang bakso yang berada di paling depan, sehingga bisa melihat manusia-manusia yang tengah bercengkerama di siang ini.
dengan senyum yang sering kali muncul, juga semburat merah yang kadang terlihat di pipinya, orlyn meminum minumannya dengan terburu. sebelumnya orlyn tidak pernah seperti ini.
diedarkannya pandangan, ia meneliti setiap sudut kantin. mencari siapa yang telah membuatnya segila ini. begitu iris coklatnya menangkap sosok yang dicarinya, tatkala juga jantungnya berdegup kencang.
dialihkan pandangannya ke arah jari kukunya, orlyn tidak berani menatap renjun lama-lama. mungkin memang sudah kodratnya perempuan yang memiliki perasaan berlebih, sehingga hanya mendengar untaian kata yang entah memiliki arti atau tidak itu sudah membuat perasaannya membuncah. tidak heran orlyn menjadi seperti ini setelah renjun berbicara seperti itu kepadanya semalam.
“hey!”
‘mampus!’ batinnya berteriak menolak kedatangan renjun, namun jauh di dalam dirinya sangat menerima kedatangan renjun.
tidak ada balas sapa yang keluar dari bibir orlyn, yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah tersenyum kaku ke arah renjun. renjun yang melihat reaksi aneh yang diberikan orlyn pun hanya mengernyitkan alisnya. tidak begitu dipikirkan, renjun langsung mengambil tempat duduk disebelah teman barunya. renjun sempat tersenyum, sebelum akhirnya merengkuh tubuh mungil orlyn ke dalam dekapannya. beruntung, para pengunjung kantin terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing, sehingga tidak ada yang heboh dengan apa yang dilakukan renjun saat ini.
saat memeluk orlyn, renjun merasakan kecanggungan dari tubuh orlyn yang malah menegang saat dipeluknya. keduanya saling mendengar degup jantung masing-masing. terdengar lebih cepat dari biasanya. namun, dengan beberapa kali tepukan ringan di pundak orlyn oleh renjun membuat suasana tidak terlalu terlihat seperti sepasang kekasih yang tengah berpelukan.
saat terasa cukup menyalurkan rasa terima kasihnya, perlahan renjun melepas pelukannya dan memberi orlyn jarak. ketika itu juga, betapa teririsnya hati orlyn begitu melihat kalung dengan gantungan salib kecil yang melekat pada leher jenjang renjun. hal ini membuat orlyn tersadar, bahwa ia hanya akan menjadi teman renjun sampai kapanpun.
“gue bener-bener makasih sama lo. ucapan lo semalam buat gue sadar, kalo sikap dingin gue ke bokap itu malah bikin keadaan gue sendiri jadi sulit.” ujarnya.
ucapan renjun barusan membuat lamunan orlyn buyar, dengan sigap ia tersenyum ke arah renjun. alih-alih menutupi luka karena kenyataan yang baru saja menyapanya itu, orlyn dengan antusiasnya menepuk-nepuk bahu renjun dengan terus berteriak 'yeay!' layaknya orang bahagia, walaupun sebenarnya ia memang senang mendengar kabar itu.
“berarti lo udah akrab lagi dong sama ayah lo?” tanyanya, seolah memastikan.
renjun mengangguk, “masih sedikit canggung sih, kalo lagi bareng mereka berdua.” begitu jawabnya.
“kayak gitu sih udah pasti, tapi nanti juga terbiasa kok.”
lagi-lagi renjun mengangguk. tak ada percakapan lagi setelah itu. sampai pada saat itu juga, perempuan dengan rambut pirang tergerai melewati keduanya.
“hai, lou!” renjun menyapa perempuan itu dengan senyum hangat di bibirnya.
“oh, hai kak!” balas perempuan itu.
terlibat sedikit pembicaraan singkat antara renjun dengan perempuan yang disebut ‘lou’ itu. seusainya perempuan itu berlalu, renjun masih tetap menatap punggung perempuan itu yang semakin jauh semakin terlihat kecil. dengan gelagat yang ditunjukkan renjun terhadap perempuan itu, membuat orlyn yakin kalau renjun menaruh perasaannya pada perempuan itu. orlyn pun tersenyum getir. harus semenyedihkan itu ya?
“gue seneng banget lyn, doi ngefollback gue kemarin.” ucapnya tiba-tiba.
“tadi itu gebetan lo?” tanya orlyn, dengan segala kepura-puraannya ia terlihat sok kuat.
“iya! gimana, cantik 'kan?”
‘cantik ya? gue terlalu biasa untuk renjun.’ batinnya kembali berucap.
“lyn? cantik 'kan?”
“eh? iya-iya.”
“iya apa?”
“gebetan lo cantik.”
renjun terkekeh ketika melihat wajah orlyn yang sedang melamun. itu membuat renjun merasa gemas, renjun pun mengacak rambut milik orlyn.
“lepasin tangan lo, atau gue siram es ini ke kepala lo?” ancam orlyn dengan wajah datarnya, nyatanya, orlyn senang secara tidak langsung ketika tangan renjun mengusap kepalanya.
“galak banget, padahal kemarin itu sempet nangisin gue. dasar cewek!”
“bodo, gue gak denger.”
to be continued.
ini kenapa jadi bucin? —aku, jodohnya mark lee bingung sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Retak
Fanfic[15+] Dua orang remaja yang memiliki jalan hidup berliku ini dipertemukan. Seperti sudah menjadi takdir untuk Renjun, bahwa ia dikirimkan perempuan bernama Orlyn untuk menjaganya dan dijaganya. Ketika Orlyn berhasil menjaganya untuk tetap hidup, a...