“NGACO LO!” orlyn menoyor kepala renjun dengan tidak santainya. ya, gimana gak kesal coba jika dituduh jadi stalker seperti itu?
“ck! padahal mah ngaku aja, gak usah modus megang-megang kepala gue segala.” ujar renjun, yang semakin menjadi menggoda orlyn.
“terserah deh, gue mau pulang!” orlyn pun beranjak dari duduknya.
“ya udah, pulang aja sono!” sahut renjun.
orlyn menggeram kesal, ia benar-benar dibuat kesal oleh renjun. ia pun melepas sandal sebelah kirinya, kemudian mengayunkannya dan dilemparnya ke arah renjun.
syut
"SENDAL PINK GUEEE!"
ya, kesialan malah menimpa orlyn. sandalnya yang di arahkan ke kepala renjun itu malah jatuh ke bawah tebing.
dengan kaki sebelahnya yang tanpa sandal, orlyn kembali menghampiri renjun. ia berjalan ke bagian ujung tebing dan melongokkan kepalanya ke bawah, berharap sandalnya masih ada disana. lantas renjun langsung menarik orlyn yang sudah di ujung tebing itu untuk menjauh, renjun hanya takut jika orlyn terjatuh seperti sandalnya.
“gue antar lo pulang deh?” tawar renjun sembari menarik lengan orlyn ke arah motornya.
lantas orlyn menggelengkan kepalanya, “gak usah, rumah gue dekat sini kok!” tolak orlyn, ia hanya tidak ingin merepotkan orang lain.
tapi, renjun tetaplah renjun. seolah tak mendengarkan orlyn, ia langsung memakaikan jaketnya pada orlyn, tak lupa juga untuk memakaikan orlyn helm. walaupun orlyn berisik, dia tetaplah perempuan yang harus dijaga sama seperti bundanya, begitu pikir renjun.
diam-diam orlyn pun mengulum senyumannya begitu diperlakukan baik seperti tadi oleh renjun.
“gue tau, di jalanan sini gak ada rumah, perkotaan aja adanya lumayan jauh dari sini— tunggu, lo cewek ngapain malem-malem keluyuran gini?” renjun berucap sambil menaiki motornya, kemudian ia mulai menyalakan mesin motornya.
orlyn berdecak ke arah renjun, “di atas sana ada rumah kok! ya, emang bukan rumah gue sih. tadi gue abis nganterin baju kesana.”
“alasan diterima, ayo cepetan naik!”
🍁🍁🍁
“abis ini belok kiri!”
renjun mengangguk paham. namun, pada saat persimpangan jalan, renjun malah tetap mengendarai motornya lurus. lantas bahunya sekarang menjadi korban dipukuli orlyn.
hingga akhirnya renjun menambah kecepatan laju motornya dan segera mungkin menepikan motornya di salah satu toko sandal.
“sakit anjir!” pekiknya begitu turun dari motor, tak lupa ia mendorong kening orlyn menggunakan telunjuknya.
orlyn mencebikkan bibirnya. seolah tidak memperdulikan orlyn, renjun menarik lengan orlyn untuk memasuki toko sandal tersebut.
“sini!” renjun kembali menarik orlyn ke tempat sandal perempuan.
“pilih sendiri sana sendalnya!” titah renjun.
“ck! iya-iya.”
cukup lama orlyn memilih, pada akhirnya renjun ikut memilihkan sandal yang cocok untuknya. setelah dapat sandalnya, keduanya jalan ke arah kasir.
namun, tiba-tiba saja renjun memberhentikan jalannya.
“bentar deh, nama lo siapa?”lantas orlyn terkekeh mendengar pertanyaan renjun barusan. like, lo selama ketemu ngapain aja baru nanyain nama?
“nama gue orlyn, dari kelas ipa tiga. lo renjun anak ips dua 'kan?”
renjun mengangguk, “iya, gue di ips dua.”
setelah itu, renjun dan orlyn melanjutkan langkahnya ke arah kasir.
mereka berdua keluar dari toko dengan orlyn yang memakai sandal baru. sebelah sandalnya yang lama malah renjun masukkan ke jok motor miliknya. padahal, orlyn sudah menyuruh renjun untuk membuang sandalnya.
“lo ... kenapa lagi?”
satu pertanyaan dari orlyn sukses memberhentikan renjun yang akan memakai helmnya.
renjun menghela nafasnya sebelum menjawab.
“gue ... cuma belum bisa nerima kata-kata kasar aja, lyn.” senyum menyedihkannya kini terpatri di bibirnya.hal itu membuat orlyn menatap renjun iba, tangannya kini menepuk-nepuk pelan sebelah bahu renjun.
“gue juga sering dapet kata-kata kasar gitu, makanya gue selalu pakai earphone.” orlyn tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi.
renjun menaikan sebelah alisnya, “kok bisa?”
“gue ini terlahir dari keluarga yang kurang mampu, gak heran kalo ada yang ngatain gue pakai kata-kata kasar gitu.” orlyn menghela nafasnya, setelah itu kedua ujung bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman.
“tapi, walaupun gue berasal dari keluarga yang kurang mampu, gue tetap bersyukur sama tuhan gue karna masih bisa nikmatin hidup di dunia bareng orang-orang yang gue sayang— orang tua gue contohnya. lo juga, lo gak boleh terus-terusan nyakitin diri lo sendiri, lo harus tetap bersyukur sama tuhan lo. ya, meskipun ayah lo— sorry, 'berbeda' tapi dia itu sayang sama lo, dan dia itu tetap ayah lo.” lanjutnya.saat itu juga renjun mulai tersadar, perlakuan dingin ke ayahnya itu salah.
lantas renjun mengulas senyumnya ke arah orlyn.
“iya, lo bener. makasih ya?”“buat?”
“ya ... makasih aja.”
orlyn terkekeh, namun tetap mengangguki omongan renjun.
di depan toko sandal, pada malam kamis yang ditemani rembulan dan juga para bintang, keduanya saling melempar senyum.
“orlyn, jantung gue kok berdebar kencang ya liat lo senyum?”
*uhuk!*
to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retak
Fiksi Penggemar[15+] Dua orang remaja yang memiliki jalan hidup berliku ini dipertemukan. Seperti sudah menjadi takdir untuk Renjun, bahwa ia dikirimkan perempuan bernama Orlyn untuk menjaganya dan dijaganya. Ketika Orlyn berhasil menjaganya untuk tetap hidup, a...