enam

1.4K 349 67
                                    

setelah kemarin bertemu dengan keluarga renjun, orlyn jadi tampak lebih banyak diam. ia jadi sedikit mengerti kenapa renjun ingin melakukan hal membahayakan itu. tentang ayah dan ibunya yang bercerai, belum lagi, memiliki ayah yang berbeda, itu memang sulit.

orlyn menggelengkan kepalanya, mencoba menjernihkan pikirannya. tapi naas, bayangan wajah renjun yang terlihat kosong itu berkelebatan di pikirannya.

“nyesel 'kan lo, tau masalah keluarga gue?” orlyn mengerjapkan matanya, terkejut begitu melihat renjun sudah ada di hadapannya.

“apaan sih,” orlyn berbicara pada renjun, namun atensinya malah ke arah jarinya.

bodohnya orlyn, air matanya malah turun. ia seperti merasakan kesulitan yang di alami renjun.

“eh, jangan nangis!” renjun mulai panik begitu air mata orlyn turun dengan deras dari matanya.

“duh, gue gak ngantongin permen lagi?” renjun merogoh saku celana dan baju seragamnya.

dasar bodoh, dia kira orlyn anak kecil yang akan diam jika di kasih permen apa?

orlyn menoyor kepala renjun, masih dengan pipinya yang basah karna air mata.

“pantes lo kemarin mau bunuh diri, ngeberentiin gue nangis aja gak bisa. bego sih!” dengus orlyn.

“udah dong jangan nangis, takut dikira gue gak tanggung jawab udah hamilin lo nih!” ujarnya sembari menyeka pipi orlyn.

lantas orlyn menyingkirkan tangan renjun yang berada di pipinya. orlyn hanya takut ada yang melabraknya karna dekat dengan renjun, soalnya temannya bilang kalau renjun itu termasuk anak yang terkenal di sekolah. bodohnya lagi, orlyn tidak tahu soal itu. orlyn terlalu fokus dengan sekolahnya.

“sesulit apapun keadaan lo, tolong jangan coba ngelampiasin semuanya dengan nyakitin diri lo kayak kemarin! emang lo gak sayang sama muka lo kalo jatuh ke jalanan? kalo muka lo jadi jelek siapa yang mau sama lo nanti?!”

renjun terkekeh mendengar ocehan terakhir orlyn. tapi ada benarnya juga apa kata orlyn, karna pertama kali yang manusia lihat itu pasti tampangnya. masalah baik-buruknya sifat orang, mungkin itu akan menjadi urusan belakang untuk manusia jaman sekarang.

to be continued.

RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang