Raira berjalan memasuki kelas yang lumayan sepi dan duduk dibangkunya, seperti biasa kedua sahabatnya belum datang.
Karena bosan raira pergi berniat ingin keperpustakaan untuk meminjam buku namun ketika ditikungan dia menabrak seseorang.
"eh sorry ya," ucap raira.
Orang yang tadi bertabrakan dengannya mengangguk samar dan mengambil hp nya yang terjatuh
"it's okay"."dit yuk gua udah selesai," ucap seseorang menepuk bahu orang yang tadi bertabrakan dengannya.
"lah rai lu ngapain," tanya nya lagi."eh bang bani,tadi niatnya sih raira mau keperpustakaan tapi tadi gak sengaja nabrak temen abang,"
Jelasnya.Bani itu kakak kelas yang kebetulan bertetanggaan dari dulu dengannya dan sering jogging bareng kalo sore.
"oh gitu,ya udah gua sama adit duluan ya rai".
"oke," balasnya dan manatap orang yang bernama adit itu kini sedang mem--tunggu,dia memperhatikan raira?
Raira bahkan menahan nafas melihat adit menatapnya lekat.Bani yang ada disampingnya dan melihat raira yang kikuk langsung menyikut lengan adit dan membuatnya langsung menoleh.
Seakan bertanya 'apa' bani menjawab.
"liatinnya biasa aja kali anak orang jadi takut".
Adit memutar kedua bola matanya dan melangkah meninggalkan bani dan raira.
"lah tuh anak hobi bener ninggalin,eh duluan ya rai,".gerutunya dan pamit kepada raira yang hanya dibalas anggukan.
Raira kembali ke kelas setelah dari perpustakaan dan melihat hani yang sedang memainkan hpnya dan resti yang sedang menulis sesuatu dibuku, raira bisa tebak temannya itu sedang membuat puisi karena itu hobinya resti kalo sedang suntuk.
Saat ingin melangkah masuk kelas,dia menoleh kesamping dan melihat reno yang baru datang dengan tampang dinginnya.
Ingin segera pergi namun reno memanggilnya.
"rai".
Raira pun berhenti dan menggangkat satu alisnya tanda bertanya.
"nih dari mamah gue".reno menyodorkan sebuah kotak makan.
"ini apa," tanyanya bingung tiba-tiba di beri kotak bekal.
"itu nasi goreng,mamah gue tadi pagi buat dan sekalian suruh bawain lu juga".
"wah ibu lu baik bener,makasih ya".
"hm".
Raira menghela nafas mendengar jawaban reno
"ya udah gue balik ke kelas," namun baru selangkah reno langsung menarik tangan raira sehingga raira kembali kehadapannya.Sadar tidak sadar mereka terus menjadi pusat perhatian.
"ngapain lagi,bel bentar lagi bunyi,"
"istirahat lu bareng gue,ntar gue jemput ke kelas," ucapnya dan berlalu begitu saja meninggalkan raira yang memandangnya heran.
"tuh anak hari ini kenapa aneh," gumamnya.
----
Tettt...tettt....
"Akhirnya bel juga,kuy ke kantin,"
Ucap hani."kalian duluan aja," ucap raira.
Hani dan resti menaikkan satu alisnya.
"kenapa gak bareng aja".Raira bingung harus menjawab apa kepada resti dan akhirnya dia hanya menghela nafas kemudian menjawab
"reno minta gue tungguin dia di kelas,katanya mau bareng,"
Hani dan resti mengerutkan kening
"eh tapi makin kesini kaya nya si reno makin lengket ya sama lu," ujar hani berpendapat,resti menganggukan kepalanya membenarkan ucapan hani.
"biasa aja,udah sana," usirnya.
"beda ya yang lagi pdkt mah," sindir resti cekikikan.
Hani tertawa melihat muka kusut raira.
Tak lama dari hani dan resti pergi,reno datang dikelas dan menjadi pusat perhatian seisi kelas.
"tunggu gue ngambil bekal dulu,"
Raira mengambil kotak nasi yang tadi diberi reno dan keluar kelas dengan reno.Raira risih diliatin begitu dari orang sekitarnya,lalu menunduk agar tidak melihat mereka yang menatapnya dengan ekspresi yang berbeda.
Namun seseorang merangkulnya dari samping,ketika menoleh wajah reno yang dia dapatkan,jantungnya terus berdetak seperti lari dari gerbang sampai ke kelasnya dilantai 2.
Sebisa mungkin raira mengatur detak jantungnya supaya tidak terlihat grogi dan bisa dipastikan muka raira memerah karena gugup dan malu.
Ketika di kantin seluruh pasang mata menatap mereka terang-terangan dan melihat ke tangan reno yang menggenggam tangan raira.para cewek teriak histeris begitu melihat sang idola bersama cewek kekantin dan raira lah cewek pertama yang diajak ke kantin dengan reno.
Raira memilih mengabaikan mereka dan duduk untuk menyantap makanannya,sedangkan reno pergi dan setelah kembali ia memberikan satu air mineral kepada raira.
"kok air?kan gue maunya es jeruk,"
"ini aja,lagi makan gak boleh minum es,"
Raira menghela nafas kemudian melanjutkan makanannya.
"eh gue aneh deh sama fans lebay lu itu,kerjaan nya emang begitu terus ya?,"
Reno menganggat kedua alisnya kemudian menjawab
"gue gak berharap punya fans,gue bukan artis,""mangkanya gak usah punya wajah ganteng,"
"jadi gue ganteng?," ucap reno menaik turunkan alisnya.
Raira gelagapan seperti ketahuan mencuri,mukanya memerah menahan malu.
"si--siapa juga yang bilang lu ganteng,"
Reno terkekeh geli melihat raira salah tingkah, mengabaikan semua pandangan seisi kantin memperhatikannya.peduli setan dengan ngurusin mereka toh dia ini yang menjalankan hidupnya.
Ia ingin seperti ini terus menerus walau tidak bisa memastikan hal apa yang akan terjadi nanti karena tidak selamanya kita akan terus berada di zona nyaman.
"gue nyaman deket lu, jangan jauh-jauh dari gue mulai saat ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIRENO
Teen FictionHidup Raira Arsyantika Deswita seperti tak beraturan setelah mengenal cowok bernama Reno Putra Ardama cowok tampan bergaya bad boy yang selalu mengusiknya, masuk dan keluar dalam kehidupan Raira dengan seenaknya. Memberikan harapan namun disia-siaka...