13. Rasa aneh

21 4 0
                                    

Raira berjalan menyusuri koridor sekolah dengan tenang walau sekarang keadaan sekolah sangat sepi.

Ya, sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Raira untuk berangkat pagi-pagi buta seperti ini.

Sampai dikelas Raira menghidupkan lampu agar tidak terlalu horror. Raira bisa dibilang penakut walau hanya sedikit.

Untuk menghilangkan rasa hening dikelas,Raira menghidupkan musik dan menyalakan volume yg lumayan tinggi serta mencoret-coret bukunya dengan tulisan-tulisan yg bahkan tak dimengerti olehnya sendiri.

"Rai. "

"Aaaaaaa," Raira berteriak dan hampir melempar hpnya jika saja ia tidak langsung melihat kesumber suara.

Disampingnya seseorang sedang menyengir tanpa dosa setelah membuat Raira ketakutan,

"mukanya biasa aja kali rai, udah kaya abis liat shawn mendes aja."

Raira mendengus mendengarnya jawaban reno
"lu ngapain disini?"

"gua cuma lewat dan ngeliat lu dikelas sendiri jadi ya gua mampir."

Raira mengernyitkan dahi mendengarnya, "tumben berangkat pagi."

"biar disangka anak rajin."

Seketika raira diam dan mengingat-ingat sesuatu. Ia lupa jika ia belum memaafkan reno, kok gue ngomong sama dia sih..

"woi."

Suara reno membuat raira hampir terjungkal kebelakang.
"lu kenapa malah ngelamun." bukannya menjawab raira berlaga acuh dan mendelikkan bahu.

"haih ni anak." Reno dengan gemas mencubit pipi raira membuatnya meringis, sebelum tangan raira memukul reno, reno pun telah lebih dulu lari keluar kelas raira.

---

Tet... Tettt...

Bel pulang berbunyi begitu nyaring menggema di seluruh ruangan sekolah membuat sepanjang koridor ramai dengan siswa siswi yang kini antusias menuju gerbang.

Raira yang masih membereskan bukunya dikejutkan dengan gebrakan meja dihadapannya kemudian mendengus ketika melihat siapa orang itu.

"gue mau ngomong sama lu," Raira menghela nafas, sudah berapa kali dia dikejutkan hari ini.

"hani, gue tendang mau?" ucapnya dengan muka datar. Hani yang tadi memasang muka serius kini menyengir tanpa dosa.

"gue mau nanya, lu beneran udah jadian sama reno?"

"hah?" Raira tidak mengerti apa maksud pembicaraan Hani. Dirinya?jadian dengan Reno? Membayangkannya saja Raira ingin mengumpat apalagi nyata.

"sampai pohon kelapa buahnya jadi pisang juga ogah gue sama Reno," Hani manggut-manggut mendengar jawaban Raira.

"Emang kenapa sih?"

"tuh doi daritadi nungguin."

"Reno?" Hani mengangguk tanpa menjawab. Raira segera mengambil tas dimeja dan berjalan menuju pintu,bisa dilihat Reno yang sedang bersandar ditembok berhadapan dengan pintu kelasnya.

"ngapain?" Mendengar suara itu Reno mengangkat kepala dan tatapannya bertemu dengan Raira yang kini menatapnya bingung.

Tanpa menjawab Reno melangkahkan kakinya menghampiri Raira dan berdiri tepat didepannya membuat Raira harus mendongak agar bisa melihat wajah Reno.

Melihat Reno dari dekat seperti ini membuat Raira tidak bisa memalingkan wajahnya, ia merasa sedikit nyaman memandang ciptaan tuhan yang hampir sempurna dihadapannya sekarang.

RAIRENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang