16.rahasia Resti

6 1 0
                                    


Setelah dari rumah Bani Raira pulang kerumah,tau lah ya abis nganter sapa.
Seperti biasa rumahnya sepi dan itu membuat Raira hilang semangat.

Karena kesepian Raira memutuskan mengajak kedua sahabatnya untuk menginap dirumah.

Grup apa ya?

RairaAD
Guys

Haninda
Why?

RairaAD
Sok inggris😒

RestiMirina00
Kenapa rai?

RairaAD
Gue mau ngajak kalian nginep disini, mau ya? Plis

Haninda
Otw!

RestiMirina00
2in!

Raira menggelengkan kepala membaca chat grup, memang ada aja tingkahnya. Raira berjalan menuju dapur untuk mengecek persediaan makanan karena hari ini ada dua tikus yang sukanya nyemil.

Raira menghela nafas melihat isi dikulkasnya hanya ada telur dan mentega, ia lupa tidak berbelanja kemarin, padahal mamanya sudah memberitahunya kemarin sebelum berangkat ke Bali untuk nemani papanya kerja.

Ia dengan segera mengambil jaket dan kunci motor untuk ke supermarket. Sebelum itu ia memberitahukan kepada kedua sahabatnya itu untuk menunggunya di depan supermarket.

Setelah membeli begitu banyak kantung plastik Raira berjalan keluar untuk mencari keberadaan dua curut itu. Untung saja banyak lampu di tempat itu yang dengan mudahnya mendapati teman-temannya.

Dan ternyata keduanya sedang berjoget didepan seorang pengamen. Oh astaga untuk menghampiri mereka saja Raira terasa berat. Siapa yang mau menghampiri dua orang itu yang tanpa tau malu berjoget di depan umum.

Sekitar dua menit akhirnya mereka melihat kearah Raira yang sedang duduk dengan sebotol minuman ditangannya, matanya terus menyorot pada keduanya membuat mereka terkekeh tidak enak dan segera menghampiri Raira.

Setelah keduanya berada dihadapan Raira, Raira menaikkan sebelah alisnya.
"loh kalian siapa?" tanya Raira memandang keduanya.

Hani dan Resti berpandangan sebelum melihat lagi kearah Raira.
"loh, ya ini gue Hani, cewek populer disekolah," jawabnya bangga sedangkan Resti dan Raira memutar kedua bola matanya malas.

"lu mabuk rai? Perasaan lu minum air dingin bukan bir," ujar Resti.

"ngaco!"

"abisnya masa lu nanya kita sapa? Wah jangan-jangan lu kesambet, gue pernah denger kalo disini emang ada penunggunya," ujar Hani bergidik ngeri membayangkan hal hal mistis.

"apasih! Gue tuh malu ngeliat kelakuan kalian yang gak ada malu!"

"harusnya lo tuh bangga, berkat kita tuh pengamen jadi banyak penonton," dan Resti membetulkan perkataan Hani,Raira hanya ber-o-ria malas berdebat.

Sampai dirumah pun Hani maupun Resti tidak bisa diam, entah apa yang dibicarakan bahkan diperdebatkan.

"mending nonton hantu," usul Hani.

"gak! Kita masak aja, gue laper!" tolak Resti dan berjalan menuju dapur.

"ish dasar nenek lampir," gumam Hani.

Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat nasi goreng bersama. Raira membuat bumbu, Rasti menyiapkan nasi dan keperluan lain, sedangkan Hani yang nanti akan memasak.

"Rai buat bumbunya inget kawan ya," ujar Hani karena ia tidak suka pedas sedangkan Raira dan Resti begitu cinta makanan pedas.

Mendengar ucapan Hani Raira menghela nafas dan bergumam menjawab perkataan Hani.

Setelah memakan waktu beberapa menit kini mereka berada di ruang tengah.

"aela ganti dong, masa nontonnya sinetron terus," Resti merampas remote di tangan Hani dengan cepat dan memindahkannya.

"lah! Kok jadi nonton dangdut sih! Gak asik," kesal Hani dan mendapati pelototan dari Resti.

"ini tuh seru tau!" Saat tangan Hani ingin mengambil remote dengan segera Resti menyembunyikannya dibelakang tubuh.

Raira yang geram dengan cepat mengambil remote di tangan Resti dan mematikan tv.

"Yah mati," gumam keduanya yang diacuhkan Raira.

~~~

Pagi ini cuaca sedang tidak bersahabat dapat diliat langit berwarna abu bahkan sesekali terdengar suara petir.

Kini tiga orang gadis masih begitu nyaman di kasur tanpa memperdulikan alarm yang menggema sedari tadi.

Raira membuka mata dan sadar jika hari ini sekolah. Tanpa menunggu waktu lagi ia lompat dan lari menuju kamar mandi, hal itu membuat kedua gadis yang masih tertidur pulas terlonjak kaget.

Tanpa sengaja mata Hani melihat jam dinding,
"JAM 6?!" mata Resti terbuka dan keduanya berdiri di atas kasur.

"GUE DULU!"

"GAK BISA, LU MANDINYA LAMA, GUE DULUAN!"

Dan terjadilah aksi teriak-teriak dalam rumah Raira uang membuat Raira menghela nafas lelah.

"Kan endingnya jadi gini," keluh Hani menyapu dengan ogah-ogahan.

Mereka telat 5 menit setelah bel masuk, dan diberikan hukuman membersihkan taman belakang dari guru bk.

Raira menghela nafas, sepertinya jika bersama Hani Raira terbiasa menghela nafas.

"udah lah, terima aja gak usah ngeluh, ntar gak selesai nih kerjaan,"

Hani melohat kearah Resti yang menatap kosong kearah tumpukan sampah.

"woy Resti! Gak bakal ngilang tuh sampah lu pelototin terus, kecuali kalo lu ada kekuatan baru dah tuh sampah ngilang jadi gak perlu nyapu lagi,"

Resti tersentak kaget dengan suara Hani dan menatap kesal dirinya.

"gu-gue mau ngomong," ucapnya dengan suara pelan tetapi masih dapat di dengar oleh Raira dan juga Hani. Keduanya saling berpandangan merasa ada yang aneh dengan sikap Resti.

"sebenarnya gue bukannya pengen ngerahasiain ini dari kalian,cuma gue baru bisa bilangnya sekarang," penjelasan yang menggantung dari Resti makin membuat Hani maupun Raira penasaran.

"gu-gue tunangan s-sama... Darkan,"

"Hah!?"





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAIRENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang