Lelaki tua yang berkesampingan sebagai tukang kuras mengajakku naik ke atap tempat para crew kapal menunaikan sholat usai pengurasan palkah selesai. Kami duduk bersimpuh usai kugelar tikar yang biasa dipakai awak kapal beribadah selama berada di samudra. Sebatang rokok berwarna putih pun ia nyalakan sebelum berbincang dengan orang yang mengontrak rumahnya.
"Jadi begini Dana, sebenarnya dia itu wanita kurang baik. Kamu jangan tertipu dengan wajah kalem dan cara berpakaiannya. Karena zaman sekarang itu lonte saja berhijab." ujar Pak Sugeng usai sebatang putih itu memerah di ujungnya.
"Kurang baiknya dalam hal seperti apa si Anif Pak?" tanyaku penasaran.
Pria tua itu menghisap si batangan putih hingga berasap dan menghembuskan usai hasil pembakaran tembakau itu diserap oleh paru-parunya.
"Dulunya bapak mau kasih tahu kamu, tapi kan ia keburu dikenalkan sama Sati. Dan dengan ia diperkenalkan padamu, kau hendak dijadikan alat untuk menutup hutang keluarganya. Sati sudah berulang kali membantu keuangan mereka hingga hutang sana-sini, namun gaya hidup keluarganyalah penyebab mereka tetap demikian. Belum lagi usai diceraikan oleh suaminya ibu dari Anif kelabakkan akibat penghasilanya kurang cukup untuk hidup. Makanya mendengar kau ditinggal nikah oleh mantanmu itulah kesempatan mereka."
"Jadi kemarin yang dibicarakan Ibunya Anif dan Bu Sati hanya omong kosong? Saya sendiri kan belum tahu betul leh Pak."
"Bisa dibilang demikian. Lagipula jika ia gadis baik apa mungkin walaupun dengan orang yang tidak dikenalnya langsung berani memaki? Bukan langsung minta maaf dan menyadari? Malah justru minta maaf pun menunggu menyadari jika seseorang yang ditabrak adalah yang hendak ia kenali. Belum lagi kesan yang kamu terima dari perkenalan kalian, kau juga pernah berfikir jika ia mudah sekali didekati. Dari situ saja kamu harusnya menyadari."
"Ehm, jadi seperti itu Pak? Patutlah ia langsung memaki dan lari. alasannya ya, bapak tahu sendiri kala tahun kemarin ia berbincang dengan kita. Belum lagi soal perkenalan kami yang begitu mudahnya untuk gadis secantik dia."
Pria tua itu kembali melakukan hal serupa. Ia pun berdiri menghadap arah muara.
"Kelak kamu akan tahu bagaimana sifat asli dan apa pekerjaan sebenarnya si Anif itu."
Aku masih mengiyakan saja perkataan Pak Sugeng hingga diam beberapa saat. Karena bisa saja itu hanya sebab ibunya bersifat demikian pada keluarga Pak Sugeng. Walau ibarat kata buah jatuh tiada jauh dari pohonnya
"Dia semester tiga psikologi kan Pak?" lanjutku usai beberapa lama aku terdiam.
"Tadinya, sebelum drop out dari kampus tempat ia kuliah karena suatu masalah. Sudahlah jangan difikir lagi perempuan itu. Kau kan harus segera mengamankan kapal ini dari TPI walaupun bukan tanggunganmu lagi. Tuh Ahmad sudah memanggilmu." tunjuk Pak Sugeng pada kepala kamar mesin yang mencariku. Aku lekas turun menuju anjungan untuk bersiap memindahkan kapal.
Suara deruman mesin Nissan Diesel RE 10 terdengar meraung dari knalpot brong kapal berusaha memundurkannya menghadap arus muara. Usai menghadap berjalan mengikuti arus Sungai Silugonggo Juwana kuparkirkan KM Wahyu Samudra di dekat Pulau Seprapat usai pembersihan total semua palkah kecuali nomor empat. Ya, karena palkah tersebut masih penuh akan solar untuk persediaan trip depan. Para tukang kuras dan ABK yang kebetulan masih berada di atas kapal menambatkan tali tros pada kapal lain yang berada di lokasi sama. Berkali-kali aku kelarkan kapal tatkala terhanyut arus muara sebelum penambatan selesai. Gardan kapal pun dioperasikan agar penambatan benar-benar disempurnakan.
Pak Sugeng mengajakku kembali kontrakan usai sempurna tambatan. Turun kapal aku dan beliau berjalan melalui sisi belakang dock kapal milik Bapak Lasdi. Juga tempat awal peristiwa nahas Mbah Nardi terjadi. Aku usahakan untuk mengalihkan pembicaraan agar pria tua itu tak lagi menanyakan tragisnya peristiwa Mbah Nardi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Samudra
General FictionKM Bintang Samudra, salah satu kapal baru yang memulai trip pertamanya banyak mengalami cobaan. Bahkan sejak turun docking pun sudah meminta nyawa seorang lelaki tua. Cobaan tersebut dialami oleh tokoh utama seorang motoris ketiga yang juga diberi...