EMPAT - Sweet Sweet Memories

43 7 0
                                    

"Gwen, dalam latihan kali ini apa yang akan dilakukan untuk mengeluarkan magis ?" tanyaku tidak sabar hingga mendesak Gwen.

"Easy.. Easy.." Gwen sedikit mendorong tubuhku perlahan. "Wah wah Kau tidak sabar ya ?".

"Tentu ! Aku ingin bisa melindungi orang orang dari kejahatan... Agar mereka selalu aman !" ucapku. "Tapi ini tidak mudah ya... Pertama tama..."

Saat Gwen berbicara bisa bisanya Aku yang sudah tidak terkontrol kesabarannya mulai memotong pembicaraannya...

"Gwen, bagaimana caramu mengawali latihanmu untuk mendapat magis.. ?".

"BRAVOO !! Itu yang ingin ku ucap... saat pertama kali Aku berlatih Lucas membantuku... Saat itu Lucas juga belum mempunyai Magis..." jelasnya.

Aku sadar Gwen sangatlah penyabar menyenangkan bisa berada disisi orang baik seperti Gwen... Pantas saja Magisnya Es dan Salju melambangkan sifatnya yang penyabar, tidak mudah marah dan tenang...

"Mmm... Gwen apa Magis melambangkan sifat tersendiri pada orangnya ?". Gwen terdiam dan tersenyum "Yes... that right, Gisella ! Bagaimana kau tahu ?" tanyanya sambil mengembangkan senyum tak percaya, tetapi merasa lega.

"Tidak... Hanya saja melihat kepribadianmu yang sabar baik walau omonganmu ku cela kau tidak menggertak atau mendesis... Apalagi marah... Itu sama dengan Magismu...".

"Begitu ya, Aku tersanjung atas ucapanmu... Lagipula Aku tidak mau mengambil resiko untuk marah marah seperti itu... Hanya memperbesar masalah..." Gwen tersenyum penuh arti dan menarikku ke dalam Cafe.

Disana ada sebuah pintu belakang, Aku tidak tahu apa yang ingin ia tunjukan padaku hingga seceria itu... Ternyata dibalik pintu cafe yang terlihat biasa saja, terdapat sebuah taman dan lapangan yang cukup lega untuk bermain main...

Pandanganku tertuju kepada bunga Aster... Aku menyukai bunga itu... Dulu saat masih kecil kakek membuatkanku kalung bunga Aster...

Kakek adalah pengrajin kaca... Aku suka melihat bunga Aster... Suatu hari kakek menyuruhku memetik bunga Aster yang masih kecil... Kakek menempelkan bunga itu pada benda semacam clay... Lalu dibalut cairan kaca panas dan dibentuk...

Dan hingga kini aku masih memiliki kalung itu...

"Gisella ? Kau baik baik saja ?" tanya Gwen sambil menepuk bahuku. Kukira Aku terjun jauh bersama lamunanku. Hingga tak tersadar Gwen memanggilku sedari tadi...

"Aku baik baik saja..." ucapku sambil memetik Aster, "Aster... Mengingatkanku pada kenangan terbahagiaku... Aku suka tersenyum sendiri jika melihat bunga ini... Boleh ku bawa ?." "Bawa saja jika ingin... Kalungmu juga bermotif Aster ya...?" tanyanya dengan menunjuk kalungku.

"Iya... ini kalung keramik kaca buatan kakekku... Aku selalu memakainya... bagiku ini hal terpenting buatku..." Aku pun tersenyum dan memejam mataku sambil menggenggam kalungku.

"Oh ya... topik kita melenceng dari hal Magis ya... Haha..." ucapnya tertawa kecil. "Bagaimana jika ku buatkan teh dulu ?".

"Hmm.... Tentu... Sepertinya boleh saja..." jawabku.

"Baiklah... Aku akan kedapur dulu..." Gwen berlalu masuk kedalam cafe...

Taman ini banyak ditumbuhi Aster...

So, cause this garden... I can remember my sweet memories ♡

~To Be Continue

Hulaaa.. ! Ini Mahiru... Im Comeback in fast time !

Soalnya hari ini mood nulisnya lagi ada... Tapi karena sudah pukul 21.52

Plus plus ditambah PR Mtk dan Tugas Seni Budaya yang remphoongg... Mahiru jadi agak down moodnya//plaakk ditampar reader gara gara curhat :v

Okekah maafkan Mahiru karena Chapter kali ini singkat alias cuma 400-an kata... Mahiru jg kaget karena chap nya cuma segini....

Yaudah See U At Next CHAP Reader Lovely !!!

NB : Doakan saja besok ku bisa Update ;D

Fantasy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang