Dia adalah Estell, lebih lengkapnya Estelleria Manisya. Siapa tak kenal gadis ini? Gadis super duper bawel dan penuh percaya diri. Banyak yang bilang nama dengan orangnya tak sejalan. Ngerti kan kenapa?
Estell sekarang menduduki kelas dua SMA. Jurusannya tentu saja IPA karena walau luarnya begajulan, otaknya encer juga lho. Banyak yang ngiri dengan otak yang dimiliki Estell, termasuk Erkila, sahabat sejak kecil Estell yang memiliki kepribadian yang bertolak belakang dengan Estell.
Estell tipikal cewek yang heboh banget kalo liat artis. Apalagi artis cowok yang keren.
Suatu ketika saat dia sedang berada di ruang tata usaha. Tiba-tiba saja menangkap sosok cowok dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya yang mancung. Gelagat cowok itu sangat mencurigakan saat bertemu pandang dengan Estell, seakan sangat takut penyamarannya terungkap. Tapi penyamaran apa? Estell pun juga tidak mengetahuinya.
Sepeninggal Estell dari ruang tata usaha, cowok itu menghempas nafas lega. "Gila tuh cewek, ngeliatinnya intens banget." guman cowok itu pelan.
-------
Estell kembali asik mengobrol dengan Erkila saat guru yang mengajarnya pergi keluar kelas.
"Tell, Ferdin keren banget gila!!" ucap Erkila yang sedari tadi sedang membolak-balik bajalah yang dibawa Estell.
"Iyalah!! Pacar gue gitu.." sahut Estell penuh percaya diri membuat temannya mendelik sebal.
"Mana ada artis yang mau sama cewek gebleg kaya lo Tell." rungut Erkila.
Estell hanya terkikik melihat sahabatnya yang selalu sebal jika ia menyebut Ferdin, aktor remaja terkenal, sebagai pacarnya.
"Esteeeeeell.." Doni berteriak kencang dari ambang pintu.
"Doniiiiiiii.." Estell berteriak juga meniru suara Doni. Doni mendengus kesal. Estell terkikik lagi.
"Sarap lo Tell terika-teriak." kata Doni.
"Elu yang sarap. Orang gue di samping pintu. Ngapa lo teriak-teriak gitu manggil gue? Lo kira gue bolot apa?!?" sungut Estell saat dikatai sarap.
Kini gantian Doni yang terkikik. "Ngapain lo manggil-manggil gue?" tanya Estell kemudian.
"Oh iya gue lupa. Tadi gue gak sengaja denger Monic teriak-teriak manggil lo." Estell menaikan alisnya.
"Mau ngapain lagi tuh anak?" tanya Erkila mewakili ekspresi Estell yang sepertinya juga ingin menanyakan hal yang sama.
"Tau tuh. Tiba-tiba aja teriak gitu. Mending sekarang lo ngumpet Tell soalnya Monic udah jalan ke kelas tuh." Doni mengedikkan bahu.
Estell diam sesaat. Tapi sepertinya dia tak mengindahkan saran Doni barusan. "Mau ngapain lo Tell?" tanya Erkila saat Estell hendak melangkah keluar.
"Nyamperin Monic." Estell menjawab dengan santai. Membuat dua temannya yang ditinggalinya menatap satu sama lain seraya bertanya apa yang harus dilakukan mereka.
"Esteeeeeelll tungguuuu.." teriak Erkila terlambat. Karena Estell kini sudah berjalan jauh darinya.
Langsung saja keduanya menyusul Estell. Meski Estell terlihat begajulan dan juga berani, tak dipungkiri Erkila khawatir dengan sahabatnya karena Erkila juga tau gimana jati diri Monic saat sedang marah.
Langkah cepat Estell terhalang dengan hadirnya seorang gadis yang juga diikuti oleh kedua temannya. "Kenapa lo cari-cari gue?" tanya Estell dengan gaya yang selalu santai.
"Jangan sok bego lo! Gara-gara lo, gue sama Raka putus!" kecam Monic tepat di muka Estell.
"Cantik-cantik ngomongnya berkuah." ledek Estell sambil mengelap mukanya yang kena hujan lokal dari Monic.
Monic bertambah kesal. Estell yang melihat itu ingin sekali tertawa sekencangnya. "Kenapa lo malah senyum-senyum gitu hah?" tanya Monic lagi.
"Gak papa. Cum...." jawab Estell sengaja menggantungkan kalimatnya.
"Cuma apa?!" tanya Monic lagi dengan suara yang meninggi. Estell hanya menanggapinya dengan terkikik pekan. Sejenak Estell menghirup udara di sekitarnya. "Cuma lucu aja liat upil lo yang ngelewein." tutur Estell dengan suara sengaja ditinggikan membuat tawa bahak keluar dengan nyaringnya.
Monic lalu mengambil upil itu dan menjatuhkan ke lantai. Estell yang melihat itu langsung bergidik geli tapi masih setia dengan tawanya.
Semua siswa kini sudah mengumpul melihati pertikaian Estell dan Monic. Mereka juga tertawa melihat Monic mati kutu saat menanggapi Estell. Siapa sih yang tak kenal Estell? Dia memang cewek santai juga friendly. Kalau ada yang marah padanya, dia tidak menanggapi dengan serius. Malah berusaha untuk meredam suasana yang tegang. Tapi usahanya bukannya meredam suasana, malah membuat lawannya tambah emosi.
Monic yang memang emosional ditambah dengan Estell yang menanggapi kemarahan Monic dengan gurauan, hanya bisa mendecih kesal. Dia bingung harus berbuat apa lagi dengan gadis di hadapannya.
Karena merasa Monic tidak akan berkata apa-apa lagi, Estell berjalan menerobos kerumunan di tengah tangga. Monic yang masih emosi langsung menjorokinya. Untung saja hanya tertinggal dua anak tangga. Estell berhasil mendarat di lantai, tapi keseimbangannya seakan hilang. Dia pun hampir terjatuh ke depan karena kakinya sendiri. Benar-benar ceroboh! Namun, saat hampir jatuh, tangan Estell berusaha menahan tubuhnya biar tubuhnya gak benar-benar jatuh. Tapi bodohnya yang dipegang Estell adalah celana seseorang. Dan parahnya lagi celana orang itu kegedean di tubuh cowok itu. Alhasil melorotlah celana cowok itu diiringi dengan tawaan kencang dari orang-orang yang sedang bergerumbul.
Cowok itu segera berusaha menaikan celananya tapi terhenti karena Estell tiba-tiba bangun dari terjerembabannya. Lalu kepalanya menabrak dagu cowok itu yang sedang menunduk. Kaca mata cowok yang sedari tadi bertengger di hidung mancungnya, seketika terjatuh ke belangan beserta juga dengan pemiliknya yang ikut terjatuh ke arah belakang.
Kini cowok itu jatuh terlentang. Dan langsung dikerumuni para cewek dengan tatapan kaget. Begitu juga Estell.
"Iiiiiihh kolornya pink!" Seru Estell girang melihat warna kesukaannya.
"Kok gak ijo sih? Kan nanti jadinya kolor ijo." Estell melihati boxer cowok itu dengan telunjuk mengetuk-ngetuk dagunya. Sontak semua siswa pada ketawa.
"Mana gambarnya hello kitty." timpal Doni yang gak taunya sudah ada di sana dan lagi-lagi mendapat tawaan riuh. Dan lagi lagi pula Estell kegirangan melihat gambar kesukaannya.
Sang cowok langsung menaikan celananya dengan gusar. Tatapan cowok itu menajam melihat Estell dan Doni bergantian karena membuatnya malu. Lalu dia juga melemparkan pandangan ke para siswa yang sepertinya sudah sadar siapa cowok yang baru saja ditertawakan di depan umum. Dia juga merutuki dirinya yang meyyetujui memakai celana boxer bergambarkan Hallo Kitty berwarna pink milik adiknya lantaran boxer yang biasa ia pakai belum dicuci karena sang bibi sedang cuti kerja, sedangkan cowok itu paling malas yang namanya cuci baju.
Cowok itu menahan nafas sebentar melihat para gadis di sini yang kini tatapannya sudah berubah dan terlihat ingin menerkamnya. Sebelum hal yang paling tidak diingininya terjadi, cowok itu lari sekencang-kencangnya.
"Ferdinoooooo....." teriak semua kaum hawa histeris memanggil nama cowok itu. Mereka langsung mengejar Ferdino yang sudah lari jauh di depannya.
Estell masih saja diam melongo mendengar nama itu. Seperti masih tidak mempercayai apa yang baru saja dilihat juga didengar oleh telinganya.
-----------
Hallo everybodyyy wkwk datang lagi nih cerita kedua hehe.. Pada kepo gak sama lanjutannya?? Haha #plak pengen banget dikepoin.
Kalo emang kepo, VoMent-nya bisa keleeess wkwk..
Dadaaaahh :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Actor in My School
Teen FictionEstell itu cewek gila! heboh! dan juga gak tau malu! hari pertamaku di sekolah baruku saja berkesan dengan memalukan karena kecerobohannya. Aku berharap tidak bertemu dengannya lagi. Tapi ternyata takdir berkata lain. Aku harus akan terus bersamanya...