Ferdin terlelap dengan pulasnya saat semua guru sedang rapat dan otomatis kelas jadi ramai bak pasar swalayan. Dia mengabaikan Estell yang terus mengganggunya tanpa henti. Syuting yang semalam dilakukannya hingga larut membuat Ferdin sangat mengantuk di pagi hari gini.
"Ferdiiiiiiiiiinn.." teriak Estell tepat di depan telinga.
Ferdin mengerjap gelagapan, kaget mendengar suara teriakan yang datang tiba-tiba. Wajahnya langsung merah padam melihat siapa yang membangunkannya dengan suara yang melebihi toak.
Semua mata melirik Estell, menggeleng kepala seraya tak heran dengan sikap Estell yang sudah terbiasa membangunkan orang dengan cara tersebut, termasuk guru PPL yang ikut tertawa juga disertai gelengan kepala karena baru kali ini melihat murid seheboh Estell.
"Maaf ya bu.. Habis ini cowok kebo banget sih bu kalo tidur jadi saya harus teriak deh buat bangunin dia." jelas Estell tak memperdulikan wajah Ferdin yang udah sangat kesal.
"Tidak apa-apa Tell.. Sepertinya Ferdin sedang ngantuk." kata guru PPL seperti memahami pekerjaan Ferdin. Wajah padam Ferdin tergantikan dengan cengiran samar lalu menguap dan kembali melipat kedua tangannya di atas meja yang langsung disusul kepalanya yang tersender di lekukan lengannya.
"Ya udah anak-anak, biarkan aja si Ferdin tidur. Mungkin dia lelah akibat aktivitasnya kemarin." kata Bu Dina, guru PPL yang harus menggantikan para guru yang sedang rapat.
"Yah ibuu.. Kalo Ferdin aja boleh tidur di jam belajar karena aktivitasnya kemarin, kita juga boleh dong buu.. Kan kita kemarin juga punya aktivitas." kata Doni seperti merasa tak adil dengan sikap Bu Dina. Semua murid cowok mengangguk dan menyeru setuju. Sedangkan yang ceweknya hanya menyuraki Doni yang dianggap iri.
"Yee curuut.. Wajarlah kalo Ferdin diizinin. Dia kan artis, dan nyari duit sendiri buat makan dan hidupnya. Karena itu di pagi gini dia ngantuk. Nah eloo.. Gue yakin lo sekarang ngantuk bukan karena aktivitas yang penting, melainkan buat nonton bola.. Bener gak gue?" sahut Estell bijak yang didukung seratus persen kaum hawa.
Doni menyengir, pasrah dengan ucapan Estell yang memang ada benarnya. Semua cowok yang tadinya menyetujui penuh omongan Doni, langsung menggeplaki kepala Doni secara bergantian.
"Yeeee dasar lo ye Don, giliran Estell udah turut ngomong aja lo langsung kicep." seru Bimo saking kesalnya.
"Ya sorry broo,, kalo udah ngomong ama ni cewek setengah jadi mah gue pasrah dah. Daripada jadi runyem." kata Doni lagi.
Estell terkikik kecil bersama semua kaum cewek di kelasnya. Bu Dina hanya bisa menggelengkan kepalanya lagi melihat tingkah murid-muridnya yang abstrak.
----------------
Ketagihan dapat izin oleh Bu Dina boleh tidur sebentar, Ferdin pun bablas hingga jamnya Pak Hendi, guru kimia yang terkenal paling killer.
Estell terus berusaha membangunkan Ferdin yang masih tidak bergerak saat tubuhnya di guncangkan. Ini anak tidur apa mati sih? Batin Estell.
Estell kembali mengguncang tubuh Ferdin kencang saat Pak Hendi sudah memandang tak enak ke arah mereka, "Bangun Fer.. Ada guru tuuuh.." seru Estell masih terus mencoba membangunkan Ferdin.
Semua orang juga ikut khawatir jika Ferdin masih terus tidur dengan kebonya. Mereka tau pasti apa yang akan dilakukan Pak Hendi kalau ada muridnya yang tidur saat jamnya berlangsung. Mereka tak ingin jika artis idolanya harus menerima hukuman kejam dari guru killer itu
"Feeeeer .." teriak Estell tak sabaran yang langsung menarik semua perhatian seisi kelas, begitu juga perhatian Pak Hendi, dan si Ferdin yang kini mengerjap kaget.

KAMU SEDANG MEMBACA
Actor in My School
Teen FictionEstell itu cewek gila! heboh! dan juga gak tau malu! hari pertamaku di sekolah baruku saja berkesan dengan memalukan karena kecerobohannya. Aku berharap tidak bertemu dengannya lagi. Tapi ternyata takdir berkata lain. Aku harus akan terus bersamanya...