Selepas bianglala yang tadi mereka taiki selama tiga kali pun berhenti, Ferdin dan Estell langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Berharap kalau para fans-nya telah pergi karena kelamaan menunggu mereka turun.
Ferdin terus memegangi tangan Estell yang berada di belakangnya. Takut kalau ternyata sebenarnya mereka belum pergi, melainkan hanya bersembunyi sejenak. Ia lantas mengeluarkan handphonenya, saat handphone-nya berbunyi menandakan pesan masuk. Matanya langsung tertuju pada Estell dengan muka lemas.
"Ada apa?" tanya Estell heran melihat ekspresi cowok di depannya.
"Kita ditinggalin. Pas para fans ngejar-ngejar kita, ternyata mereka malah langsung pulang. Nggak nunggu kita dulu." jawab Ferdin.
Estell hanya menghela nafasnya dengan pelan. "Terus gimana?" tanya Estell lagi.
"Ya udah kita pulang juga. Emangnya mau ngapain lagi?" sahut Ferdin sekenanya.
"Terus gue gimana?" tanya Estell lagi.
"Maksudnya?" tanya balik Ferdin yang merasa bingung sama pertanyaan Estell.
"Maksudnya, terus gue gimana pulangnya? Kan Feri udah pulang duluan." jawab Estell, lalu kemudian diberikan sebuah toyoran.
"Ya sama gue-lah, Estelleeeer!! Kan gue bawa motor!" sahut Ferdin sedikit gemas dengan ucapan Estell.
Estell hanya menyengirkan mulutnya. Dalam hati, ia merasa girang bukan main. Sekian lama suka sama Ferdin, akhirnya bisa berduaan naik motor!! Eh tapi inget Tell, ini semua hanya karena paksaan dari keadaan, kalau kejadian tadi tidak menimpa lo, Ferdin gak bakal mau boncengin lo!! serunya dalam hati.
"Hih die malah bengong, udah ayo cepet kita ke parkiran! Mumpung belum ada yang liat." ujar Ferdin kemudian menarik tangan Estell hingga sampai di pelataran parkir.
Sesampainya di sana, Ferdin mengambil helm yang tadi digunakan Regin lalu memberikannya kepada Estell. Ia juga melepas jaket yang dipakainya agar bisa dipakai oleh gadis itu.
"Nih pake!!" perintah Ferdin seraya memberikan jaket yang baru dilepasnya.
Dengan sangat berdebar, Estell pun menerimanya dan memakaikannya di tubuhnya. Ia lalu menaik ke jok belakang motor Ferdin. Dilingkarkannya tangannya itu di pinggang Ferdin, seperti yang ia lakukan kalau berboncengan dengan Feri.
Sebenarnya ia sangat takut! Ia takut kalau Ferdin akan langsung menepis tangannya itu. Tetapi tidak! Cowok itu hanya melihat sekilas tangan Estell yang melingkari pinggangnya, lalu melaju keluar.
Sepanjang perjalanan pulang, Estell terus menempelkan dagunya di bahu Ferdin. Hal yang biasa ia lakukan jika bersama dengan Feri, ia lakukan juga dengan Ferdin. Ia mengira mungkin Ferdin tidak akan apa-apa toh mereka kan sekarang sahabatan. Tapi sayangnya kebalikan dari perkiraannya. Entah kenapa Ferdin malah merasa sedikit salting. Ia terus melirik Estell diam-diam dari spion. Bahkan anehnya, ia juga merasa deg-degan! Hal yang belum pernah ia rasakan saat Regin melakukan hal yang sama dengan apa yang Estell lakukan.
Ferdin terus melirik Estell yang sedang menatap depan dengan pandangan kosong. Ada apa dengan lo, Fer?? Kenapa detak jantung lo jadi nggak karuan begini?? tanyanya pada diri sendiri. Ia lantas kembali memfokuskan pandangannya.
Laju motor Ferdin berhenti ketika mereka sampai di depan sebuah rumah yang terlihat minimalis itu. Ia lantas menolehkan kepalanya ke belakang. "Udah sampe, Tell." serunya seraya memberitahu Estell.
Estell segera turun dari motor Ferdin. Wajah cerianya tersenyum sembari mengucapkan terima kasih. Ia juga menawari Ferdin untuk masuk. Tetapi cowok itu menolak lantaran hari yang sudah mulai gelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Actor in My School
Teen FictionEstell itu cewek gila! heboh! dan juga gak tau malu! hari pertamaku di sekolah baruku saja berkesan dengan memalukan karena kecerobohannya. Aku berharap tidak bertemu dengannya lagi. Tapi ternyata takdir berkata lain. Aku harus akan terus bersamanya...