"Ekhem!!" deham Regin seketika mengalihkan pandangan Ferdin.
Dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Ferdin pun mulai kembali memusatkan pandangannya ke Regin. Ia tersenyum kecil saat mendapati Regin tengah menatapnya.
"Hmm.. kalau gitu, habis ini kita mau ke mana?" tanya Ferdin dengan kedua tangannya yang kini sudah ada di atas meja. Ia sedikit bingung dengan apa yang harus diucapkannya.
Memang, sebelum mereka memutuskan untuk makan siang bersama, Estell dan Ferdin sudah berembuk mengenai hal apa yang akan dilakukannya saat makan siang nanti. Tetapi entah kenapa tiba-tiba saja dia lupa.
Masih dengan senyumannya, Ferdin menunggu jawaban Regin. Tetapi gadis itu tak kunjung menjawab. Malah, ia hanya memberikan senyuman yang sangat tidak bisa dimemgerti Ferdin, yang tentu saja membuat cowok itu mengernyitkan dahinya.
"Ada apa? Apa ada yang lucu?" tanya Ferdin heran.
Regin hanya menggelengkan kepalanya. Ia lantas menghembuskan nafasnya secara lemas. "Bagaimana kalau kita susul mereka?" usul Regin tiba-tiba.
"Apa?" tanya Ferdin sedikit kaget.
"Ya, gimana kalau kita susul Feri dan Estell?" ujar Regin lagi mengulang kalimatnya.
"Tapi kan mereka lagi kondangan." sahut Ferdin, malah diberikan tawa kecil dari mulut Regin.
"Lo kira gue gak tau rencana kalian apa?" seru Regin masih dengan tawanya sontak membuat Ferdin terperangah dan sedikit membelalakkan matanya.
"Udahlah.. gue tau kok, ini pasti rencananya si Estell kan buat deketin kita lagi?" selidik Regin yang tentunya seratus persen benar.
Ferdin hanya tersenyum kecil. Ternyata rencana mereka sudah ketebak. Ah, payah nih Estell, serunya dalam hati.
"Ya udah kalau gitu ayo kita susul mereka! Gue yakin lo penasaran sama apa yang mau mereka lakuin kan?" kata Regin lagi yang bisa dibilang seratus persen benar juga karena ya memang si Ferdin penasaran. Sangat penasaran malah.
Dan rasa penasaran itu muncul sejak seminggu yang lalu, tepatnya tiga minggu setelah mereka berteman dan timbullah hal aneh dalam dirinya.
Well, jadi begini, sejak mereka menjadi teman dan si Estell benar-benar menepati janjinya untuk tidak mengejar-ngejar Ferdin lagi, dan sejak Ferdin merasa kalau Estell itu gadis yang baik juga menarik, mereka menjadi terlihat dekat. Bahkan kemistri mereka sangat keren saat beradu syuting, ya jelas, karena mereka menjadi sering berlatih akting bersama, apalagi di sekolah.
Waktu istirahat pertama mereka di sekolah, dihabiskan untuk latihan akting. Dan dalam sekejap, kelas pun dijadikan ajang gratis untuk menonton drama mereka secara life. Membuat semua teman Estell jadi heran melihat Ferdin yang mulai bersikap rah dengan Estell.
Tidak hanya itu, saat istirahat kedua pun mereka tetap berlatih akting sembari memakan makannya. Sesekali Estell sempat tersedak karena disaat mulutnya masih terisi, ia tetap berbicara sesuai dialognya, yang jelas membuat Ferdin langsung memberikan minumannya untuk gadis itu.
Intinya, hampir semua teman sekolahnya, kecuali Erkila dan Doni, beranggapan kalau Ferdin sudah menerima cinta Estell yang bertepuk sebelah tangan sekian lamanya. Padahal nyatanya, mereka hanya berteman.
Oke cukup untuk yang satu itu, tadi kita sampai di mana? Oh iya sampai di rasa penasarannya Ferdin!
Jadi yang sangat ingin diketahui oleh Ferdian ialah, apakah si Estell tidak merasakan sakit, mencomblangkan dirinya, yang merupakan orang disukainya, dengan Regin?
Pada awalnya sih rasa penasaran itu belum muncul, tetapi setelah lumayan lama berteman, Ferdin pun jadi penasaran dan sejujurnya merasa tidak enak hati kalau Estell sudah mulai memainkan aksinya untuk mencomblangkan dirinya. Ia seperti takut melukai hati gadis itu setelah tau kalau ternyata gadis yang dulu sangat amat tidak ia sukai, ternyata gadis yang baik, lucu, dan benar-benar tulus menyukainya. Buktinya ia rela membiarkan hatinya sakit, untuk membuat orang yang disukainya bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Actor in My School
Teen FictionEstell itu cewek gila! heboh! dan juga gak tau malu! hari pertamaku di sekolah baruku saja berkesan dengan memalukan karena kecerobohannya. Aku berharap tidak bertemu dengannya lagi. Tapi ternyata takdir berkata lain. Aku harus akan terus bersamanya...