Chapter 36

3.3K 376 63
                                    

Enjoy the Reading
.
.
.
.
Seokjin menatap sendu adiknya itu, tangannya memegang erat tangan sang adik, air mata kembali turun dari kedua matanya

"Hiks bangun pabbo! Hiks kenapa kau hanya tidur saja disini hiks bangun brengsek!" Ucap Seokjin lirih, dia tidak kuat melihat keadaan adiknya yang seperti ini

"Hiks apa kau kesal pada Hyung hiks makannya kau tidak ingin melihat hiks wajah Hyung mu ini hiks, mana Min Yoongi yang kuat itu hiks kenapa kau lemah sekali sialan hiks."

Seokjin memukul-mukul lengan Yoongi pelan sambil terus terisak, dia menidurkan kepalanya di samping ranjang Yoongi dan perlahan mata itu tertutup tapi masih terdengar suara isakan dari mulut Seokjin
.
.
.
.
.
"Hyung! Seokjin hyung." Panggil Jungkook pelan sambil menepuk pundak Seokjin

"Eungh." Terdengar lengukan dari Seokjin, perlahan mata itu mulai terbuka dan menampakkan iris coklat milik Seokjin

"Jungkook?" Ucap Seokjin ragu, dia masih berusaha mengumpulkan kesadarannya

"Iya ini aku Hyung, Pulanglah Hyung! Biar aku yang menjaga Yoongi disini." Ucap Jungkook

"Kapan kau sampai? Kenapa tidak sekolah?"

"Aku baru sampai dan aku mengambil cuti untuk beberapa hari." Jawab Jungkook

"Baiklah aku titip Yoongi padamu, aku akan kembali secepat mungkin."

"Kau bisa beristirahat sebentar di rumah Hyung." Saran Jungkook

"Aku tidak akan bisa tenang jika separuh jiwa ku masih tertinggal disini, aku pulang dulu." Tolak Seokjin

"Hati-hati di jalan Hyung."

Jungkook mengantar Seokjin sampai di depan pintu inap Yoongi lalu kembali masuk kedalam setelah punggung Seokjin menghilang

"Pagi Yoongi-ya, kau masih betah tertidur eoh?" Sapa Jungkook sambil mengusap ibu jarinya pada punggung tangan Yoongi

"Apa kau sedang mimpi indah saat ini hm? Sampai kau tidak mau membuka matamu."

Jungkook mengusap kasar pipinya, menghapus air mata nya yang turun

"Air mata sialan! kenapa air mata sialan ini harus turun? Pasti kau akan tertawa jika melihatku menangis seperti ini." Jungkook tertawa miris bahkan orang yang mendengar tawanya itu akan tau betapa menyedihkannya namja itu

"Bingung Yoongi! Bangun! Sampai kapan kau akan seperti ini!" Ucap Jungkook lirih

Drtttt...drrtttt

Jungkook merogoh saku celananya mengeluarkan benda pipih yang sejak tadi bergetar, melihat sebentar kontak sang menelpon lalu mengangkatnya

"Ada apa?"

"Aku sudah menemukan siapa yang menabrak Yoongi, sekarang orang itu sudah berada di kantor polisi."

"Aku akan kesana setelah Seokjin Hyung kembali."

"Ya sudah kalo begitu sampai jumpa."

Setelah memastikan sambungan telepon terputus Jungkook kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya

"Kau dengar itu Yoongi, Daniel sudah menemukan orangnya, dan aku berjanji padamu akan membuat orang itu menderita." Ucap Jungkook di depan wajah Yoongi lalu mencium kening Yoongi sebentar
.
.
.
.
.
.
.
"Apa kau sudah menghubungi Jungkook?" Tanya Seong-wu pada Daniel yang berdiri di depannya

"Aku sudah memberitahunya tadi, katanya dia akan kesini setelah Seokjin Hyung kembali." Jawab Daniel lalu mendudukkan dirinya di samping Seong-wu

"Sepertinya dia sedang di rumah sakit." Ucap Seong-wu

"Kau benar, aku belum menjenguk Yoongi ngomong-ngomong, apa kau mau ikut kesana?" Ajak Daniel

"Apa boleh?" Tanya Seong-wu ragu, bagaimana pun juga dulu dia terlibat dalam rencana Eunha

"Tentu saja, sekalian aku ingin mengenalkan pada teman-teman ku calon pacarku ini." Jawab Daniel lalu merengkuh pundak Seong-wu

Jangan heran dengan kedekatan Daniel dan Seong-wu ini, sejak pertemuan pertama mereka Daniel sudah berusaha mendekati namja itu dan Daniel juga lah salah satu alasan kenapa Seong-wu berhenti membantu balas dendam Eunha

"Memang aku mau bersamamu." Ucap Seong-wu sambil berusaha melepaskan lengan Daniel dari pundaknya

"Jika kau tidak mau maka aku akan memaksamu, mudahkan?" Balas Daniel

"Dasar tuan pemaksa." Dengus Seong-wu

"Aku anggap itu pujian adik manis." Goda Daniel dan sukses membuat wajah Seong-wu merah karena menahan kesal
.
.
.
.
Jimin menatap kosong makanan di depannya, tangannya bergerak acak mengaduk-aduk makanan itu

Taehyung, Hoseok dan Suho yang melihat itu hanya bisa memandang Jimin sedih, mereka berempat sekarang sedang duduk di kantin saat ini

"Jiminie kenapa makanmu hanya diaduk-aduk seperti itu?" Tanya Hoseok sambil menepuk bahu Jimin pelan

"Aku sedang tidak bernafsu Hyung." Jawab Jimin sambil mengalihkan pandangannya ke arah Hoseok dengan mata yang berkaca-kaca

"Kau tetap harus makan sayang, buka mulutmu!" Bujuk Taehyung sambil menyodorkan makanan ke arah Jimin

"Aku sedang tidak ingin makan Tae, aku hanya ingin menemani Yoongi saat ini." Tolak Jimin sambil menjauhkan makanan yang tadi di berikan Taehyung

"Kita akan kesana setelah pulang sekolah Jim, lagi pula dengan kau yang menolak makan tidak akan bisa mengubah keadaan yang ada keadaan ini akan semakin buruk." Ucap Taehyung, dia sedikit kesal dengan Kekasihnya yang keras kepala itu

"Apa yang dikatakan Taehyung itu benar Jimin." Tambah Suho, berharap kekasih adiknya itu mengerti

"Maafkan aku, aku hanya tidak tenang memikirkan keadaan Yoongi saat ini." Ucap Jimin lirih

"Kita semua juga sama sepertimu Jiminie, tapi kita harus kuat untuk Yoongi." Jelas Hoseok, Jimin hanya mengangguk lalu memeluk hyungnya erat

"Lebih baik kita kembali ke kelas saja." Ajak Suho lalu berdiri dari duduknya yang diikuti oleh ketiga orang yang duduk bersamanya tadi
.
.
.
.
Clekkkk......

Pintu ruang inap Yoongi terbuka menampilkan Seokjin yang sudah tampak segar daripada semalam

"Maaf jika aku lama." Ucap Seokjin sambil berjalan menuju kearah Yoongi berbaring

"Tidak apa-apa Hyung, lagi pula aku senang bisa berdua bersama Yoongi disini." Balas Jungkook sambil tersenyum

"Appa dan Eomma akan ke sini sebentar lagi."

"Benarkah, tapi sepertinya aku harus pergi dulu hyung."

"Kau mau kemana Kook?"

"Penabrak Yoongi sudah di temukan, sekarang dia ada di kantor polisi bersama Daniel." Jelas Jungkook

"Tapi sepertinya aku tidak bisa ikut ke sana, aku harus menjaga Yoongi di sini."

"Hyung disini saja dan kabari aku bila ada perkembangan dari Yoongi aku permisi dulu Hyung." Pamit Jungkook

"Hati-hati di Jalan Kook."

Seokjin mendudukkan dirinya pada kursi yang tadi di duduki Jungkook

"Semua akan baik-baik saja kan Yoon." Ucap Seokjin sendu lalu mengelus wajah adiknya lembut
.
.
.
.
.
TBC~~~

Ini up kedua ku hari ini

Gimana menurut kalian chap ini???

Jngan lupa Voment ok!!!

See U😊


I LOVE YOU [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang