Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jinyoung buru-buru pergi dari kantin, entah kenapa penglihatannya mendadak buram dan kepalanya sakit untuk kesekian kalinya. Jinyoung tidak mudah mengaduh, apalagi saat Sohye dihadapannya.
Langkahnya tergesa-gesa, Ia ingin mencari tempat aman untuk mengerti kondisinya. Jinyoung bahkan sulit membedakan objek.
Brugh
"Baejin?"
Guanlin kaget, bagaimana bisa Jinyoung menghampirinya dan menabraknya dengan sengaja di antara lorong yang cukup lebar ini.
"Ini guanlin?" tanyanya.
"Iya."
"Sorry."
Jinyoung kembali melangkah pergi, sementara Guanlin penasaran sekaligus bingung.
"Lo mau bolos?" Guanlin berjalan disamping Jinyoung.
"Ide bagus."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah jam pelajaran ke tujuh dari sepuluh jam pelajaran, nampaknya keduanya memilih bolos sampai pulang.
Woojin menoleh sampingnya, Hyunjin pindah karena Jinyoung tidak ada.
"Telpon terus." Bisiknya pelan, Woojin terus menekan kontak itu hingga muncul gambar telepon terus-menerus, ini sudah lebih 20 kali Ia melakukannya sejak masuk kelas sehabis istirahat.
"Guanlin bisa gak?" tanya Woojin.
"Sama kayak Jinyoung."
"Bolos kemana anjir, kok ga ngajak?" gumam Hyunjin pelan.
Karena Jinyoung tidak tau tujuan bolosnya, maka Guanlin yang menyarankan. Kali ini Guanlin mengajaknya ke rumah sakit milik ibunya sendiri, Guanlin bilang Ia ingin bertemu dengan adiknya.
"Lo anak tunggal kan?"
"Iya." Sahut Guanlin.
"Adek sepupu?"
Guanlin hanya diam dan menatap ke arah luar dimana rintik-rintik hujan berjatuhan dan nampak di kaca walaupun langit cerah.
Jinyoung juga melakukan hal yang sama, Ia mencoba mengetes penglihatannya yang sempat memburam gelap dan sakit tiba-tiba.
