Samuel➡Nayeon

33 5 0
                                    

Gadis itu, gadis yang selalu datang dengan senyuman kelincinya. Tatapan penuh binar serta rengekan manja nya. Tiga hal itu yang selalu membuatku tak mampu berkutik. Gadis kekanakan yang tidak ingat umur. Namun, aku tak mampu untuk mengabaikannya dan memalingkan pandangan ini dari nya. Aku tahu kepedulian ini sudah berarti lain. Memiliki maksud yang sudah aku sangat pahami namun, tak seharusnya tetap dibiarkan. Akan tetapi, aku tak mampu berhenti. Berhenti untuk memperhatikan punggungnya yang kian menjauh dan membiarkannya pergi. Terlalu disayangkan melewatkan barang sedetik.

"Aku tau cinta ini tak akan berhasil, tetapi begini saja cukup. Melihatmu bahagia dan baik -baik saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi"

*
Time Capsul
Started
*

"Samueeeel! Mueeel!"
Lagi. Rengekan itu terdengar lagi. Kali ini hal apa yang membuatnya merengek menyebalkan seperti itu? Mengesalkan sekali.

"Ada apa noona?"ujarku dengan ogah -ogahan.

"Hanbiinn, huhuuhu" kali tubuh rampingnya menabrak tubuhku. Mengusak-usakan wajahnya diperpotongan leher ini. Guna meredam isakan tangisnya. Berbicara tentang Hanbin memang tak habis-habisnya. Membuat naik darah saja.

"Kenapa?"
Gumamku sambil mengelus pelan pucuk kepalanya. Ini akan membuat noona jauh lebih tenang.

"Dia membatalkan janji kencannya lagi denganku dan malah pergi dengan Jennie. Aku melihat mereka ke taman bermain dari instastory Jennie. Bagaimana ini Muelll aku kesal sekali. Aku 'kan kekasihnya!" rengeknya lagi. Tangisanya mengeras kembali
Ck!

"Yasudah, putus saja!" ketusku.

"Tak semudah itu bodoh! Tsk! Dasar bocah!" sekarang giliran dia yang mengumpatiku. Nyata nya dia yang bodoh dan bocah.

"Yaya, aku bodoh, aku bocah. Lalu keluarlah dari kamarku karena saranku tak berguna. Noona hanya mengganggu tidur siangku" sungutku kesal. Dan jujur saja aku sangat mengantuk ini.

"Muel jahat, tidak sayang noona lagi!hiks" lihat sekarang aku yang disalahkan lagi. Kim Samuel kau memang selalu salah saja.

"Baiklah, baiklah, noona kembali kekamar dan beristirahat. Biar aku yang selesaikan semuanya, heum"

"Sungguh?" tatapan berbinar itu tampak lagi dengan senyuman kelinci favoritku. Dan lagi-lagi hal itu menaklukanku.

"He'um..."

"Yeayy! Noona sayangg sekali dengan Mueel" didekapnya erat tubuhku setelahnya ia beranjak pergi dari kamar ini sesuai permintaanku tadi.

"Sampai kapan akan seperti ini terus Samuel?"lirihku menatap kosong pintu kamarku yang telah tertutup.

*

"Hanbin -ssi, bisa kita bicara sebentar?" ujarku sambil menatap pria berhidung bangir didepanku dengan datar.

"Bicaralah..."

"Aku to the point saja. Karena sejujurnya aku begitu muak menghadapi pria sialan seperti dirimu! Jika kau hanya menganggap noonaku mainanmu saja lebih baik pergi dan jangan pernah muncul dihadapannya. Aku sangat kesal sekali melihat pecundang brengsek seperti dirimu!

Dan... " /bug/ kuberi pria itu satu bogem mentah. Hingga sudut bibirnya robek. Pria itu pantas mendapatkannya. Karena nya noona semalaman menangis.

"Itu bayaran karena kau membuat noonaku menangis,sialan!" setelahnya aku pergi meninggalkannya begitu saja yang masih terpekur ditempatnya.

*
*

"Mueeell, Samueeelll, Kim Samueeelll!" lagi teriakan penuh rengekan tak asing itu mengusikku. Kali ini apa lagi? Sungguh biarkan aku istirahat sejenak. Kumohon.

Brak!
Pintu kamarku didobrak begitu saja dengan tak manusiawinya. Dan terpampanglah gadis manis bergigi kelinci dengan senyuman penuh bahagianya kini telah menubruk tubuhku serta menenggelamkan wajahnya didada bidangku.

"Sepertinya hal baik telah terjadi, he'um?"

"Coba tebak?!" ujarnya penuh dengan semangat.

"Hanbin mengajak noona kencan?"

"Hm, hampir benar..."

"Dia minta maaf dan mengajakmu makan malam romantis?"

"Sedikit lagi..."

"Diaaa... Argh! Aku menyerah, cepat katakan saja!" sungutku penuh kesal.

"Hanbin baru saja melamarku Muel! Dia melamarku dengan romantiss ditaman bermain yang ia kunjungi dengan Jennie waktu itu. Ternyata kemarin itu salah paham. Hanbin tak seperti yang aku tuduhkan, Jennie hanya membantunya. Tapi point utamanya. AKHIRNYA HANBIN MELAMARKU. Kyaaaaaaaaa!!"

Apakah kalian mendengar ada suara yang pecah belah? Kalian mendengarnya, bukan? Fyi, itu suara dari hatiku yang sudah pecah berserakan. Aku tak sanggup berkata-kata. Suara bahagia noona tak terdengar lagi, yang terdengar hanya suara retakan hati yang patah ini.

Ahh! Rasanya sesak sekali. Melihat tatapan berbinarnya. Senyuman kelincinya dan rengekan manjanya. Semua hal itu terasa menyesakkan. Aku tak mampu mengatakan apapun untuk merespon berita bahagianya.
Dan logikanya, bagaimana mungkin aku bisa turut bahagia jika orang yang kau cintai akan pergi kepelaminan dengan pria lain? Bagaimana bisa aku mengantarkan kebahagiaan itu dengan mudah?

"Muel, kenapa hanya diam?"

"Ah! Selamat noona, akhirnya impianmu terwujud"

"Tentu, terima kasih Muel..."


*
Time Capsul
Ended
*

"Muel, apakah noona keliatan cantik?" gumamnya dengan tatapan yang berbinar berdiri dengan anggunnya dihadapanku.

"Tentu saja, hari ini noona adalah ratunya. Tenang saja Hanbin -ssi akan senang pastinya"

"Pengantin wanita, bersiap-siap!" ujar salah satu staff W.O . Dengan senyuman tipis aku menghantarkan noona kedepan pintu gedung gereja.

"Noona, bahagialah selalu. Aku selalu mengharapkan yang terbaik untukmu. Samuel sangat sayang Nayeon noona."

"Noona juga sayang Muel."

Pintu gedung sudah terbuka dan diujung sana sang mempelai pria telah menanti kedatangan Nayeon noona. Di sini, tepat berdiri didepan pintu gedung gereja, aku terpekur menatap punggung gadis impianku, cinta pertamaku dan saudari tiriku melangkah maju menuju pelaminannya.

*
Cinta terlarang ini sudah seharusnya berakhir dan tak ada alasan apapun untuk mempertahankanya- Samuel Kim
*















FIN
See u next chapter
Don't forget voment juseyongggg

Time Capsul Series| K- Idols✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang