Woozi➡Yoojung

40 7 4
                                    

Yang hanya kulakukan saat itu membuatnya terluka. Membuatnya banyak menunggu. Dan selalu membiarkan nya sendirian. Bahkan disaat dia kecewa, ia masih berusaha tersenyum dan menyakinkan ku bahwa dia baik -baik saja.
Dan bodohnya, aku memilih tetap buta dengan segala usahanya.

*
Time Capsul
Started
*




"Kak Ujii!" panggil nya begitu semangat melihat kehadiranku didepan pintu gerbang ini.

"Pagi" sapaku singkat. Namun, senyuman itu tak luntur sedikitpun.

"Pagi ini kak Uji masih saja tak bertambah tinggi yaa. Mungkin kita ditakdirkan bersama!" serunya dengan seenaknya. Kebiasaan gadis pedek ini. Selalu berbicara seenaknya, tanpa tahu tempat.

"Hentikan omong kosongmu Yoojung!" sungutku sebal. Pagi-pagi membuat mood rusak sekali.

"Menyerahlah mengejar Nayoung unnie, tipe dia itu seperti Mingyu. Tinggi, pintar dan yang lebih penting dia ketua tim basket" sergahnya dengan tatapan meledek. Lihat, mulut anak ini ingin kujahit saja!

"Aku juga pintar,ketua club music dan yaa tinggi badan memang tak bisa dibohongi. Yang terpentingkan aku jauh lebih pintar dibanding bocah dekil itu!

Dan satu lagi, harusnya kau yang menyerah saja! Bahkan kau tak ada apa -apanya dari Nayoung!" decakku tak kalah pedasnya. Tahu rasa pembalasanku. Seenaknya meremehkanku.

"Hmm, tapi aku memiliki satu kelebihan tau kak. Aku sama pendeknya sepertimu dan aku satu -satu gadis yang cocok bersanding denganmu. Paling tidak, berdiri disampingku membuatmu menjadi tinggi, huh lihat betapa specialnya aku ini kak Uji"

Dengan pede nya gadis menyebalkan itu mempromosikan dirinya. Ck! Dikira hanya segitu saja cukup.

"Hentikan omong kosong ini. Berbicara denganmu hanya membuat naik pitam saja"

Dia satu-satunya gadis yang tahan dengan perkataan pedas nan sarkasm ku.

*

Langit telah menjatuhkan buliran -buliran kristal jernih. Dan diujung koridor sana aku menemukan Nayoung yang tengah berdiri sendirian. Sepertinya dia tak membawa payung, kurasa ini kesempatanku.

"Nayoung?" sapaku saat ini tengah berdiri disisinya.

"Ah! Woozi, kenapa belum pulang?"

"Ada beberapa berkas music yang harus kuselesaikan. Kau sendiri?"

"Aku baru selesai menjaga perpustakaan. Hukuman karena telat minggu lalu" lihat wajah sebalnya yang terlihat manis itu.

"Kau tak membawa payung?"

"Begitulah, aku tak tahu akan hujan lebat seperti ini" keluhnya dengan ekspresi cemasnya.

"Mau kuantar sampai halte? Kebetulan aku lewat sana"

"Sungguh?" tatapan berbinar yang sangat aku sukai. Dan dengan senang hati aku mengantar Nayoung hingga halte.

Waktu terasa berjalan lambat. Dengan Nayoung banyak hal bisa kami ceritakan. Dan karena kesempatan ini aku sedikit selangkah lebih maju.

*

Satu hal yang kulupakan setelah mengantar Nayoung hingga halte. Sesuatu yang kurang dan terlewatkan. Hingga setengah jalan aku meninggalkan halte deringan ponselku menyadarkanku dari lamunan ini.

Yoo-sipendek💥

Kak, kau dimana?
17.09

Kau tak lupa janji kita'kan?
17.12

Hey! Pendek. Jangan bilang kau lupa!!
17.20

Ah! Pantas saja seperti ada yang terlewatkan. Ternyata aku baru ingat bahwa ada janji dengan gadis pendek itu. Segera saja aku mendial nomer ponsel gadis itu.

"Ha-"

"Kak! Kau dimana? Dasar menyebalkan! Aku menunggumu sangat lama. 2jam. Lagi -lagi kau membuatku menunggu! Kali ini apa alasannya hah!"

"Sudah? Tadi aku mengerjakan beberapa berkas music dan mengantar Nayoung hingga halte. Kau masih ditaman tempat janjian kita?"

"Tentu saja... tidak bodoh! Orang bodoh macam apa yang mau menunggu selama itu ditengah hujan, cih!"

"Yasudah, kututup"

Dan kau adalah gadis bodoh itu. Tetap menunggu dibawah pohon rindang yang sama sekali tak mampu melindungimu dari jatuhan air hujan. Gadis bodoh yang suka berbohong dan tetap saja menungguku padahal tahu bahwa aku tak akan datang.

Samar-samar dari kejauhan aku melihatmu menghapus jejak linangan air matamu. "Hentikan Yoojung-ah"

*

Aku tak pernah tahu. Sama sekali tak pernah terpikirkan jika hari itu. Hari dimana terakhirnya aku dapat melihatmu. Harusnya hari itu aku menyeretmu pulang bersamaku, bukan memandangmu dari kejauhan dan pergi begitu saja sesudahnya.

Harusnya aku tak begitu egois memikirkan diriku sendiri. Harusnya aku menyadari semuanya tak akan bisa berhasil karena aku memaksakan kehendak ini. Harusnya aku menerima saja takdir yang ada seperti yang biasa kau katakan. Seharusnya. Seharusnya. Dan seharusnya.

*
Time Capsul
Ended
*

Sudah lewat 10 tahun. Terlampau sangat lama. Namun, penyesalan ini masih saja tersisa bahkan membekas dengan apiknya disudut hati ini. Setiap nafas yang terhembus menghantarkan kekecewaan serta penyesalan ini.

"Ya! Kata-katamu benar. Hanya berada disisimu saja aku akan terlihat tinggi. Dan dengan sangat terpaksa aku harus mengakui itu. Kita akan sangat pas untuk berdampingan.

... Maaf, maafkan aku. Selalu membuatmu menunggu terlalu lama. Maafkan aku yang tak pernah mengucapkan kata 'maaf', maafkan aku yang selalu mengabaikanmu. Maaf selalu membuatmu sedih dan kecewa.

Dan maaf, terlambat mengakui takdir yang ada. Maafkan aku yang begitu terlambat menanggapi perasaanmu.

Maaf dan selamat tahun baru Yoojung -ah..."

*
Saat semua sudah tak ada, semua baru akan terasa sangat berarti- Woozi
*


FIN
See u next season~
Don't forget voment

Time Capsul Series| K- Idols✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang