Jungwoo➡Umji

62 8 2
                                    

Pertemuan pertama kami sangat canggung sekali. Hari itu saat aku pindah rumah ada seorang gadis berpipi cubby yang tengah menangis didepan pagar rumah bercat putih yang terletak tepat disebelah rumahku. Tangisan nya sangat keras membuatku tak dapat mengabaikannya. Dan melihat deraian air mata yang mengalir dengan deras memenuhi wajahnya membuatku semakin tak dapat mengabaikan nya. Karena hal itu, entah mengapa aku menjadi terusik dan rasa ingin melindungi itu muncul begitu saja. Aku berpikir tak ingin melihat air mata itu jatuh lagi. Dan jika air mata itu terjatuh, aku ingin menjadi orang pertama yang menghapusnya.

"Umji -ya uljima..."

*
Time Capsul
Started
*

"Woo! Huuuaaa"
Lagi. Tangisan itu terdengar dengan keras memenuhi ruang kamar ini. Gadis berpipi cubby itu menyandera kamarku  menghabiskan waktunya untuk menangis, terhitung 1,5 jam lamanya ia menangis. Dan lihatlah, kamarku menjadi berantakan akibat dari tissue yang berserakan. 2 kotak tissue habis dengan percuma karena air mata itu tak berhenti.

"Umji -ya uljima..." Umji sama sekali tak menghentikam isakkan tangisnya. Bahkan tangisan nya semakin menjadi.

"Bagaimana aku bisa berhenti menangis! Ini terlalu menyakitkan,Woo! Jika dia tak menyukaiku mengapa dia melakukan semua itu, Moonbin begitu keterlaluan! Huuwaaa"
Moonbin, lelaki itu adalah pria yang disukai Umji. Tapi, sialnya pria itu malah menyukai Sinbi noona. Sungguh tragis sekali.

"Lalu kau mau apa sekarang? Mereka sudah berkencan.  Kau menangis seperti ini tak akan membuatnya menjadi menyukaimu'kan?" ujarku dengan tegas. Kurasa dengan menyadarkan nya. Ia akan menjadi lebih baik. Tapi, kupikir itu keputusan yang salah. Umji kini malah menatapku dengan sayu, bahkan air matanya telah berlomba untuk turun.

"Ini sangat menyakitkan Woo, sangat melukaiku. Jika dia tak menyukaiku jangan lakukan semua itu. Jangan perlakukan aku sangat special. Jangan menemaniku pergi dihari minggu. Jangan begitu perhatian padaku. Jika pada akhirnya, aku hanyalah sebatas batu loncatan untuk mendapatkan Sinbi eonni. Jangan buat aku jatuh cinta jika pada akhirnya bukan pada diriku perasaan itu berlabuh. Dia hanya perlu mengatakan dengan terus terang jika menyukai Sinbi eonni. Hikss... Hikss"

Tangisannya semakin keras. Dengan gerakan cepat kudekap tubuh Umji. Memberikan nya kalimat-kalimat penenang. Berharap hal itu bisa berhasil membuatnya menjadi tenang.

"Uljima Umji-ya, anggap saja sekarang kau sedang tak beruntung. Dan dikesempatan yang akan datang kuyakin kau akan mendapatkan yang jauh lebih baik"

"Umji yang kukenal bukan seperti ini. Kemana perginya tatapan berseri -serimu? Kau yang tersenyun manis jauh lebih cantik. Lihat mata sembabmu ini membuat wajahmu menjadi aneh, he'um" dilepasnya dekapanku. Kuusap bekas deraian air matanya. Senyuman manis favoriteku terkembang dengan manis ya.

"Terima kasih Jungwoo-ya. Aku menyayangimu" dengan gerakan kilat. Ia mengecup pipi kananku. Untuk sesaat, aku membeku.

"Aku juga menyayangimu, Umji-ya"

*
Time Capsul
Ended
*

Lihatlah tatapan penuh berbinarnya itu tak lepas dari wajah indahnya. Senyuman menawannya itu tak dapat lepas dari wajah cantiknya. Selalu membuatku terpana setiap melihatnya. Namun, senyuman itu tak dapat menyembuhkan luka berlubang dihati ini dengan sekejap mata.

"Jimin oppa, minggu ini akan melamarku, Jungwoo-ya. Aku sangat bahagia sekali"

Sejenak aku tak mampu berkata-kata setelah mendengar pernyataannya. Rasanya relung hati ini sangat sesak menghimpit. Kugenggam dengan erat kotak cincin yang ada dijaketku.

"Bukankah kalian sudah lama berakhir?" gumamku pelan.

"Begitulah. Tapi Jimin oppa tiba -tiba datang padaku dan menjelaskan semua kesalahpahaman ini. Ia mengatakan, ia ingin fokus bekerja agar bisa segera melamarku. Ia tak bermaksud mencampakkan ku. Dan minggu ini ia akan membawa orang tuanya yang berada di Busan untuk datang ke rumahku membicarakan masalah pertunangan kami." ucapnya dengan penuh binar kebahagiaan.

"Ohh begitu, selamat Umji -ya. Aku turut bahagia mendengarnya" tak ada yang bisa kulakukan lagi. Jemari ini kian mengerat menggegam kotak cincin ini. Seolah hanya ini yang bisa menguatkan diriku agar bisa bertahan sedikit lebih lama.

"Karena kau akan segara bertunangan dengan Jimin -ssi. Aku harap kau akan bahagia selalu. Berhentilah menjadi cengeng, karena aku tak akan ada lagi untuk menghapus air matamu dan menenangkanmu. Jadi berjanjilah untuk selalu bahagia" ucapku tulus. Kutatap dalam bolah mata berbinarnya. Seolah ini adalah saat terakhir aku mampu menatapnya dengan tatapan penuh memuja. Seolah aku tak dapat lagi menatapnya penuh damba lagi. Karena semua telah berakhir.

"He'um aku berjanji Jungwoo-ya. Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih telah berada disisiku selama ini dan selalu menjagaku."

"Hm, sama -sama. Itu semua bukan masalah"

*

Kutatap kosong kotak cincin yang tengah berada digenggamanku. Kupikir saat ini timing nya sudah tepat, nyata nya waktuku datang disaat yang selalu salah.

"Padahal cincin ini akan sangat indah dijemari manismu, Umji-ya"

*















Fin
👇Vote and comment juseyongg👇

Time Capsul Series| K- Idols✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang