Cewek Tomboy | 01. Star war

1.9K 80 0
                                    

Terlihat tiga cewek bersembunyi dibalik tembok koridor yang sepi. Yah jam pelajaran sudah masuk dari 20 menit yang lalu jadi wajarlah sudah sepi melompong begini.

"Re, kita ngapain sih disini?. Dan lagi tuh kelereng buat apa coba?." Lexa bertanya sejak tadi Rea mengajak mereka berdua untuk menonton drama yang mengasikkan, tapi hasilnya nihil. Rea berbalik menatap wajah Lexa dengan malas.

"Lo diam aja, Lexa sayang. Sebentar lagi lo pasti tahu." Lexa menatap Rea jijik mendengar kata sayang keluar dari mulut manisnya. Agatha hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabatnya itu.

Rea seperti memberi kode kepada seseorang. Orang itu mengangguk menaikkan kedua jempol tangannya. Rea membungkuk, tangannya terulur untuk melempar sesuatu, kemudian menghitung dalam hati...

1...2...3....

Dengan cepat Rea menggulingkan kelereng itu membuat tiga orang cowok yang lewat kehilangan keseimbangan dan terjatuh kelantai.

"Re apa yang lo laku hmmph." Rea langsung membekap mulut Lexa dan masuk kedalam ruangan yang sudah ia persiapkan, Agathapun ikut masuk keruang yang sama, ia tidak mau dituduh melakukan tindakan yang tidak ia lakukan. Ternyata rencana Rea berhasil mengerjai seseorang yang begitu menyebalkan.

"Brengsek siapa nih pelakunya?." teriak Rey lantang. Rey berdiri dari posisinya dibantu oleh Dareen.

"Keluar lo!!." teriak Zac dengan keras mengundang penghuni kelas yang berada didekat situ keluar dari kelasnya.

Ok, kesempatan bagi Rea and the genk keluar dari ruangan melihat sudah banyak anak-anak mengelilingi ketiga cowok most wanted itu. Mereka bertiga tidak akan curiga dengannya. Rea cs  berjalan meninggalkan ketiga cowok itu. Perhatian Rey cs teralihkan kepada ketiga gadis yang baru saja berjalan didepannya.

"Eh, lo bertiga berhenti!!." Rea cs berhenti sesuai permintaan Rey atau bisa disebut dengan perintah?.

Rea membalikkan badannya dan memasang wajah datar andalannya. Lexa sudah keringat dingin melihat sang mantan pacar didepan matanya, sedangkan Agatha hanya bersikap santai karena bukan dia pelakunya jadi buat apa dia takut. Tapi semua itu hilang begitu mengingat betapa brengseknya orang itu.

"Kenapa?" tanya Rea dengan pandangan dingin.

Rey dapat melihat kedua cewek dan satu lagi mantannya itu membawa buku paket ditangannya dan menduga bahwa tak mungkin merekalah pelakunya. Atau mantannya itu mau balas dendam tapi rasanya mustahil diingat waktu itu, saat dirinya memutuskan dirinya malah mantannya yang satu itu justru tenang seolah-olah ia tidak peduli ia putus atau tidak. Tidak seperti mantannya lain, yang menangis atau bahkan berlutut dikedua kakinya agar tetap bersamanya, padahal dirinya hanya bermain-main dengan wanita, tak pernah serius menjalin sebuah hubungan. Ck, kenapa malah bahas mantan. Ok back to the topic.

"Gak ada lo boleh pergi." suruh Rey kepada Rea cs. Rea cs berbalik dan memasang senyum kemenangannya. Rey kemudian melanjutkan menanyakan satu persatu kepada siswa siswi yang ada disekitarnya.

Rea cs sampai di kelasnya, dan langsung berhadapan dengan ibu Sunarti panggilan singkatnya sih ibu Suseh yang merupakan guru sejarah terkiller yang pernah ada di SMAN 1 Jakarta.

"Kenapa baru masuk?" tanya ibu Suseh dengan nada tegas khas seorang guru. Semua teman kelasnya memutar bola matanya malas kini drama apa lagi yang akan dibuat oleh Rea. Rea itu selalu berhasil masuk kedalam kelas, selamat walafiat dengan berjuta alasan dikepala

Lexa dan Agatha sudah keringat dingin tak menentu, habislah kali ini mereka bertiga akan dihukum, mengingat bu Sumi tidak mentoleransi keterlambatan siapapun.

"Caelah ibu lupa, kalau ibu nyuruh kami buat ngambil buku paket?" tanya Rea, sontak membuat mata Lexa dan Agatha hampir keluar. Habis itu mata kedua orang itu menjelajahi buku ditangannya. Congratulation kali ini mereka selamat, buku yang dibawa merupakan buku paket sejarah kelas XI sesuai materi hari ini.

"Masa, seingat ibu gak pernah loh" bu Suseh menaikkan kacamatanya yang melorot sembari mengingat kejadian demi kejadian yang sudah ia lalui tadi.

"Ibu percaya atau tidak, bisa tidak kami masuk dulu. Tangan saya sudah pegal nih bu" gerutu Rea. Pasalnya, kalian bayangin ajalah buku paket sejarah itu tebalnya naudzubillah.

"Yasudah ibu percaya, bagikan keteman kalian." Rea kembali memasang wajah kemenangannya. Dalam hati, semua temannya mengkritik Rea.

Gadis penipu handal yang licik.

Tiga gadis sedang berjalan menuju gerbang sekolah dengan tertawa terbahak-bahak. "Gila aja Re, gue kagum dengan cara lo membalas Reynand mantan gue, hahaha." Lexa berkata sembari menepuk punggung belakang Rea. Rea mengangguk-angguk mengangkat wajah menyombongkan diri.

"Gue lebih kagum lagi, trik lo sungguh luar biasa. Bu Sunarti reseh (Suseh) aja sampai tak berkutik. Hahaha." kali ini giliran Agatha yang memuji kagum Rea.

Biarlah sekali tuh guru harus diberi sedikit pelajaran. Masa murid dilarang tidur dikelas terus nyuruh siswa kerja tugas dirumah ampe begadang, kan gak feer. Rea kembali tertawa mengingat kejadian itu. Sungguh mengerjai guru killer itu ternyata mengasyikkan, lain kali ia akan lakukan lagi.

"Itu belum seberapa, gue akan melakukan yang lebih Xa. Hati lo yang tersakiti bakal gue balas" Rea kemudian merangkul kedua temannya. Membawa mereka masuk kedalam mobil yang sudah dibukakan oleh supir pribadi Rea.

"Terima kasih loh kang Maman, kan Rea punya tangan sendiri seharusnya kang Maman gak perlu melakukan itu. Kan ada Agatha yang bisa bukain kita pintu. Iye gak Lex?" tanya Rea pada Lexa disamping kirinya, Lexa mengangguk mengiyakan sedangkan Agatha menyiku perut Rea kemudian masuk kedalam mobil.

Mobil melaju pelan membela jalanan Jakarta, hari ini cukup macet. Bahkan ketiganya tertidur di jok belakang. Tidak sadar waktu, ketiganya masih menikmati mimpi masing-masing. Mobil sudah memasuki bagasi rumah Rea.

"Kang, adikku dimana?" tanya Reo kepada kang Maman yang baru saja memarkirkan mobil dan keluar dari mobil.

"Ada kok didalam tuan, nona muda dan temannya sedang tidur. Mau saya bangunkan?" tanya kang Maman. Reo tersenyum dan menggeleng.

"Gak usah kang, biar saya menggendongnya masuk kedalam. Tolong dibantu yah dengan temannya" kang Maman mengangguk dan segera melaksanakan tugas tuan mudanya.

Reo membuka pintu belakang dan mendapati adiknya tertidur dengan posisi ditengah. Reo tersenyum, kebiasaan deh tidur dimobil habis pulang sekolah, runtuk Reo. Reo kemudian mulai mengangkat tubuh Rea yang kebilang hampir sama besar dengannya.

Reo memindahkan adik bungsunya itu dengan hati-hati diatas tempat tidur. Kedua temannya sudah menyusul dan tertidur disamping kiri dan kanannya Rea. Reo kemudian menyelimuti mereka sebatas leher dan mengecup kening Rea. Reo kemudian mengambil remote AC untuk mengatur suhu kamar adik bungsunya agar tidak kepanasan saat tidur.

Cewek tomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang