Agatha dan Lexa saling berpandangan. Apa benar cewek didepannya ini benar sahabat mereka berdua?. Cewek dihadapan mereka ini terlihat kacau, tidak! Bahkan sangat kacau. Rambut pirangnya tidak lagi tersusun rapi. Baju yang dikenakannya pun tidak beres. Dan lagi banyak pecahan botol minuman beralkohol disamping cewek itu.
Agatha dan Lexa menggeleng tak percaya. Benarkah seorang Adrea Renata yang sangat tak suka menyentuh hal-hal yang berbau alkohol, kini berada didepannya meminum banyak minuman keras itu. Lagi Rea meracau tak jelas. Agatha dan Lexa berjalan menghampiri Rea. Tentu saja mereka berhati-hati agar pecahan botol tidak melukai kakinya.
"Re lo kenapa?" Rea berbalik menatap Agatha yang bertanya padanya.
"Don't worry I'm good." ucap Rea lalu kembali meneguk satu botol.
"Cukup!. Kita pulang." Agatha meraih Rea ingin membopong gadis itu. Tapi ditepis oleh Rea.
"Lo gak maukan kita aduin ke bokap lo?" Lexa berujar mengancam dan menatap tajam sahabatnya. Rea menggeram tak suka balas menatap tajam kedua sahabatnya.
"Ck!, diam dulu napa. Gue patah hati nih." akhirnya Rea mengucapkan salah satu alasannya mengapa dia meminum alkohol. Lexa dan Agatha saling berpandangan, menghembuskan napas mereka kembali duduk di sofa.
"Coco lagi?. Udah lah Re, terima Reynand aja. Gue lihat dia tulus mencintai lo kok." Rea mendongak menatap Lexa.
"Oh ya?. Coba jelasin ke gue, kenapa waktu lo mabuk lo nyuruh kita buat gak jatuh cinta sama Reynand?. Ngapain sekarang lo nyuruh gue terima Reynand."
Prang
Rea melempar botol kaca itu kedepan mengenai televisi, membuat televisi itu hancur dan retak. Lexa menelan salifanya kasar. Jantungnya berdetak kencang. Dia salah ambil topik, harus diganti. Tapi Agatha malah melanjutkannya.
"Dengar Re, yang dikatakan Lexa itu. Cuman mau buat kita mengerti agar tidak tersakiti oleh cinta seperti yang lo alamin saat ini. Kita berdua melihat dengan mata kepala kita sendiri, perjuangan Rey buat dapat lo cintai. Sekarang lo yang jelasin, mengapa Rey sangat dingin kepada semua cewek dan berubah kekanakan jika saat dia bersama dengan lo saja?" Agatha mengatakan itu untuk membuat Rea mengerti. Agatha tidak ingin kehilangan sahabatnya lagi untuk kedua kalinya demi cinta yang tak terbalas.
Rea merenungi perkataan Agatha, dan memutar semua memory kebersamaannya dengan Reynand. Benar yang dikatakan Agatha, Rey hanya bersikap hangat dan kekanakan hanya bersama dengan dirinya dan kedua sahabatnya. Jika itu wanita lain maka Rey akan bersikap dingin.
"Fine, gue putusin buat menerima Rey menjadi tunangan gue."
Agatha dan Lexa melotot, secepat itukah?. Keduanya menggeleng tak percaya dengan tingkah sahabatnya yang satu ini.
"Re gak perlu segitunya membuka hati lo buat Reynand. Kalian bisa menjalaninya pelan-pelan."
Rea tertawa, Agatha dan Lexa saling berpandangan, katakan dimana perkataan Agatha yang lucu?.
"Hell. Kalian berdua gak tahu ya. Kemarin grandma ngejodohin kami berdua dengan alasan seperti di cerita-cerita wattpath yang terkenal. Janji yang harus ditepatin. Kayak gak tahu zaman aja, inikan zamannya new bukan lagi zaman old si zamannya Siti Nurbaya Pstt hahahahha hmmm. Hoeekk"
Rea memuntahkan isi perutnya. Kualat sih, tertawain neneknya. Lexa keluar pergi mencari air mineral. Sementara Agatha mengelus tubuhnya memudahkannya mengeluarkan cairan kuning langsat itu. Lexa masuk kembali dengan tiga botol air mineral di tangannya. Lexa menyodorkan air botol itu kearah Agatha dan Rea. Botol itu diambil cepat dan ditegak sampai habis.
"Gue udah telepon Reynand. Dia akan menjemput Rea. Kita gak mungkin bawa dia pulang kerumah kita, apalagi rumahnya berabe entar urusannya. Dan lagi gue udah beritahu keluarga Rea, kalau si kunyuk ini nginap di rumah Rey."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek tomboy
Teen FictionCerita ini hanya berisi lika-liku percintaan seorang cewek tomboy dengan seorang cowok yang tak disangka akan dicintainya yaitu cowok badboy. Awalnya dia cuman ingin membuat Reynand jerah dengan perbuatannya kepada perempuan, tapi siapa sangka Rea...