Cewek Tomboy |05. Pelakor..

1.2K 55 0
                                    

Plakk

Rea memegangi pipinya yang memerah. Agatha dan Alexa melotot kearah Bianca. Bianca cewek itu... Beraninya.. Semua orang menatap mereka, menatap Rea kasihan dan menatap Bianca layaknya monster.

"Gara-gara lo!. Gue diputusin Reynand. Dasar pelakor."

Rea menajamkan pendengarannya. Why? Hubungan mereka yang berakhir kenapa dirinya yang dikatai pelakor?. Dimana letak kesalahannya sampai Bianca harus mengatai dirinya?.

"Dasar gak tahu malu."

Karena tersulut emosi Bianca langsung menjambak rambut Rea. Rea tak tahu harus merespon seperti apa?, karena dia tidak mungkin menyakiti perempuan sama seperti janjinya pada sahabat yang sudah pergi meninggalkannya. Rea hanya berdiam diri dijambak, sementara sahabatnya terus menerus berusaha melepaskan jambakan Bianca pada rambutnya.

Srett

Rahasia yang selama ini Rea simpan akhirnya terbongkar. Bianca tersungkur ditanah memegangi rambut Rea yang berwarna coklat.

Rambut kuning emas langsung terurai begitu saja, semua menatap Rea cengo. Darimana datangnya bidadari ini?. Rea benar-benar berbeda dengan rambut kuning emasnya.

Bianca melotot dan melempar rambut palsu Rea. Rea menahan tangan Bianca yang hendak menjambaknya lagi. Matanya kini tajam bak elang, tidak ada lagi tatapan bersahabat dari kedua bola matanya.

"Lo berhasil membongkar rahasia besar gue. Lihat apa yang akan gue lakukan sampai lo tidak tahu lagi lo bakal kemana selain ketempat rumah sakit jiwa beserta keluarga lo. Gue bakal menghancurkan keluarga lo sampai tujuh turunan." bisik Rea penuh tekanan disetiap nada bicaranya.

Bianca diam, jantungnya berpacu cepat. Badannya sangat ketakutan sampai tak bisa menahan beban tubuhnya yang merosot kebawah. Bianca menangis sejadi-jadinya. Kedua dayangnya berusaha menenangkannya tapi tidak bisa Bianca terus menangis.

Rea melangkah pergi dari sana. Ia benci menjadi pusat perhatian. Ingatkan dia untuk menghajar Reynand setelah ini. Lagi-lagi dia mempermainkan hati seorang wanita. Ketika matanya mendapat yang baru dia akan mencampakkan yang lama.

Agatha dan Alexa mengikut dari belakang. Mereka berdua was was jika saja nanti Rea bakal meledak. Cukup satu kali, mereka kehilangan sahabat, mereka gak mau terjadi untuk yang kedua kalinya.

Semua mata memandang mereka bertiga, Rea memasang wajah datar nan dinginnya.

Gila Rea cantik banget.

Benar, gue ngerasa dia bidadari jatuh dari surga.

Yah dan tersesat di bumi.

Gila gue demen banget dengan Rea.

Rea menghiraukan pujian itu. Kakinya membawa dirinya kedalam kelas menenggelamkan dirinya dan tertidur dengan tenang. Agatha dan Alexa akhirnya bisa bernapas dengan bebas melihat kini sahabatnya sudah bisa mengontrol dirinya. Walaupun kebiasaan tidurnya itu tidak pernah lenyap.

****

Sekarang jam pulang sekolah, anak-anak mengemasi barang mereka untuk pulang. Rea bangun dari tidurnya. Ia menatap sekeliling, tinggal dirinya dan kedua sahabatnya didalam kelas.

"Udah bangun kebo?"

Rea terkekeh mendapat pertanyaan seperti itu dari sahabatnya. Rea mengangguk dan berjalan keluar kelas.

Rea menunggu abangnya, kedua sahabatnya sudah pulang dari tadi, kini giliran abang Rio yang menjemputnya. Rea bersenandung pelan mengikuti irama musik yang terputar di erphone miliknya.

sone bul nal ttaekkaji baksu
jjakjjakjjakjjak
ittaeda shipeumyeon chyeo baksu
jjakjjakjjakjjak
jeogi jeogi iri oji
urikkiri shini naji
i norae kkeutkkaji chyeo baksu
jjakjjakjjakjjak
Woo jjakjjakjjakjjak
Woo jjakjjakjjakjjak

Rea menyanyikan lagu favoritnya 'Clap Seventeen'. Rea mengepalkan tangannya melihat seseorang. Reynand turun dari motornya dan menghampiri Rea.

Bugh

Satu tonjokan pedis-pedis manis mendarat diwajah tampan Reynand. Reynand meringis hebat, sudut bibirnya mengeluarkan cairan merah kental.

"Berani banget lo datang kemari. Gara-gara lo, gue harus mengingat sesuatu yang tidak seharusnya gue ingat. Pergi lo dari sini."

Rea mengusir Reynand secara kasar dengan mendorong tubuhnya. Tapi Reynand tidak bergeming, dia hanya menatap Rea. Rambut barunya terus mengundang matanya agar melihat wajahnya.

Rea sangat cantik dengan rambut kuning emas itu. Apalagi dia sedang marah begini menambah kesan seksi pada Rea. Terkututlah kau rambut Rea. Reynand benar-benar terpanah dengan kecantikan Rea.

Mata Rea bergerak melihat sesuatu. Dia segera berlari masuk kedalam mobil itu.

"Ayo pulang bang."

Rio mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya. Begitu mobil Rio menjauh barulah kesadaran Reynand balik sepenuhnya. Benar, dia jatuh cinta dengan Rea. Kali ini dia menemukan cinta yang selama ini ia cari. Dengan semangat Reynand naik keatas motor dan melajukannya membela jalan raya.

"Assalamualaikum pa, ma." teriak Reynand heboh ketika sampai dirumahnya.

"Waalaikumsalam, ada apa ini kamu kelihatan bersemangat sekali."

Reynand tersenyum lebar menampilkan dua lesung pipinya. Kedua orangtuanya semakin bingung ada apa ini?.

"Pa aku akan menjadi penerusmu sekarang juga. Asalkan papa berjanji padaku untuk menjodohkanku dengan seseorang."

Papa Reynand terkejut kala mendengar permintaan anak semata wayangnya. Papanya hanya mengangguk membuat semangat Reynand semakin menjadi-jadi.

"Aku mau dijodohkan dengan orang yang aku cinta. Orangnya adalah Rea, Adrea Renata."

Lagi kedua orang tuanya terkejut terheran-heran melihat Reynand yang bersemangat berapi-api seperti ini. Tapi tunggu, Adrea Renata?. Anak dari perusahaan nomor satu yang melaju dibidang impor ekspor itu?. Dan lagi dia adalah cucu dari Anata dan Alexander yang merupakan pemilik dari perusahaan perjualan senjata perang. Anaknya ini sudah gila?.

"Gila kamu ndro. Gak mungkin. Papa gak bisa menjodohkanmu dengan dia. Kamu bisa cari gadis lain tapi papa mohon jangan dia." pinta papa Reynand.

Reynand mengumpat dalam hati. Gak berguna papanya yang hebat, perusahaan yang dijalankannya berada posisi nomor satu dibidang perminyakan, tapi papanya takut kepada keluarga Alexander dan tidak mengabulkan permintaannya?. Reynand langsung naik keatas kamarnya, tidak memedulikan teriakan mamanya dari bawah. Hatinya berkecamuk, dia ingin segera mengklaim Rea sebagai miliknya seorang. Ingat miliknya seorang.



Rea berbaring diatas kasur, pikirannya tidak terkendali. Dia habis dimarahin karena menyembunyikan rambut aslinya. Ia sampai dihukum untuk tidak keluar kamar. Grrr orang tuanya memang kejam apalagi ibunya. Papa juga gak becus gak bisa belain aku begitu juga dengan grandpanya.

Emang dirinya salah kalau ia memakai wig?, ia gak suka mempertontonkan rambut yang dibencinya ini. Gara-gara rambut ini, dia selalu jadi pusat perhatian dan dia benci di perhatikan. Apalagi digosipin dengan hal yang tak benar adanya. Errr menyebalkan kan?.

Mungkin sebagian orang senang diperhatikan, tapi dia bukan orang itu. Dia tidak suka. Hal itu selalu mengingatkannya kepada kenangan buruk yang selalu ingin ia lupakan. Ia benci terkenal.....

Cewek tomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang