W.S 19 (Menyudahi atau Melanjutkan)

1.5K 28 1
                                    

Seharusnya aku sangat bahagia karena sudah tidak pernah menemukanmu.
Tapi ternyata aku salah selama ini, semua terjadi begitu saja,
semua pergi begitu saja,
aku sangat menyesal telah melangkah pergi, tapi memang ini yang seharusnya kita lakukan.

***
Aku fokus dengan makananku, menikmati ice coffe yang dibeli oleh dimas, walau dimas sangat tidak suka aku meminum sesuatu yang berbau dengan kopi, tapi aku selalu menikmati ini, ketika sedang merasakan resah.

"Coba jelasin kenapa Icha bisa hal seburuk itu kekamu, aku gak ngerti, kenapa sih orang-orang yang aku sayang selalu aja ada masalahnya" masih sambil meminum minumanku.

Kemudian dimas mencoba mendekatkan wajahnya dihadapanku, dia mencoba mencium bibirku namun aku menghindar darinya

"Kenapa lis? "

"Aku mau minta penjelasan, kenapa sih kamu gak jawab pertanyaan aku" ucapku

Dimas berdiri, membereskan bungkusan yang ada dikasur.

"iya aku cerita, tapi ini di rapihin dulu ya"

Aku menuruti perkataan nya, sambil membersihkan bungkusan yang ada dikasur.

Setelah selesai, aku duduk dengan manis, dan mencoba mencari posisi yang pas, agar nanti aku bisa mendengarkan cerita dari dimas.

Tapi baru dimas masuk kedalam kamar, Handphoneku berdering, ternyata telpon dari Rangga

"Hallo(?)"
"Eh lis, belom tidur? "tanyanya
"belom kenapa ngga? "
"gapapa, cuma mau bilang selamat tidur ya, besok istirahat dulu aja, sekalian besok gua mau mampir ya lis"
"Yah ngga, besok gua mau pergi juga, sorry banget nih nolak"
"yaudah gapapa, masih bisa lusa ini, besok kabarin gua aja, mau pergi kemana, takut gua kangen sama lu Lis"
"ish apa sih, yaudah ya, bye" aku kemudian mematikan telpon dari rangga

***
"Pasti laki-laki itu, kamu ada perasaan sama dia? " tanya dimas

"itu gak penting buat kamu"

"Kenapa begitu jawabnya? "

"aku tau, kamu gak akan suka sama dia, apalagi pertemuan terakhir kalian waktu itu" jawabku

"kamu tau aku gak suka sama dia, tapi kamu deketin dia lis"

"Itu bukan hak kamu buat ngelarang aku sekarang dim"

Kemudian dimas memelukku "Maaf, aku masih gak bisa Ngelepasin kamu, walau aku tau aku penyebab semua rasa sakit yang kamu punya"

"Siapa bilang?" tanyaku

"aku yang bilang barusan"

"kamu mau cerita gak sih sama aku?,... Kalau engga aku mau tidur" aku mengalihkan pembicaraan.

"jadi, tapi pipiku masih sakit nih, kamu gak mau cium aku?" godanya

"engga mau, aku males sama kamu" kemudian aku menarik selimut menutupi kepalaku, tidak sampai 5 menit, aku membuka selimutku, dan mencium pipi dimas.

"bye goodnight dim" ucapku mengakhiri topik malam ini aku berusaha menahan senyumku dibalik selimut karena mencium wajah dimas.

"tuhkan dia yang ngegodain aku"ucap dimas sambil memelukku dari balik selimut yang aku gunakan.

aku menikmati ini, menikmati waktu yang aku gunakan bersama dengan dimas, tidak peduli apapun yang terjadi aku masih menyukai waktuku dengannya, sosok lelaki yang melukaiku berkali-kali katanya,. tapi aku tidak merasakan hal itu, selama aku masih bisa memiliki waktu berdua dengannya duniaku tidak akan runtuh hanya karena aku tidak bertemu dengannya.

aku jadi tidak bisa melelapkan mataku, akhirnya aku memulai pembicaraan dengannya.

***

"jadi gimana mas, kamu tuh gimana sama icha? kenapa banyak yang menyulitkan terjadi akhir-akhir ini?" tanyaku

"aku gak tau awalnya itu dari mana lis, yang aku tau aku ditipu habis-habisan sama icha, aku pikir dia benar-benar mau denganku, benar-benar ingin denganku, tapi ternyata aku salah, mobil yang aku beli dengan usaha aku sama uang tabungan kamu dijadikannya sebagai jaminan, semua surat-surat dan kartu kredit yang aku punya, yang aku bikin untuk keperluannya, ternyata juga punya tagihan yang sangat membuatku bingung, padahal jelas-jelas dia juga bekerja" jawabnya

Aku kemudian duduk, dimas juga ikut duduk, aku memeluknya.

"tenang mas, semuanya akan kembali seperti semula, semua materi itu masih bisa kamu cari lagi, tenang aja mas."

"iya dik, kenapa aku sangat bodoh"

"kok kamu ngomong gitu?"

"iya, aku ninggalin kamu untuk icha"

"kata siapa kamu ninggalin aku? buktinya sekarang kamu sama aku?" ucapku, masih memelukknya

"lis, kenapa sih kamu harus selalu bikin aku ngerasa bersalah sama kamu" ucapnya dan seketika membuatku terkejut

"aku gak bermaksud begitu dim, aku hanya mau melakukan hal yang baik saja buat orang-orang yang aku sayang, aku gak mau kalau orang yang aku sayang merasa sedih karena aku"

"bukan itu yang aku maksud lis" sambil melepaskan badanku yang sedari tadi memeluknya

"lalu?"

"kamu gak pernah jujur sama diri kamu sendiri, kamu selalu nangis sendiri, kamu selalu bilang kamu baik-baik saja, kalau memang kamu terluka dan merasa sedih bilang, jagan pendam semuanya sendiri, aku memang gak pernah ada didekat kamu"

"dim..."

"tapi lis, tolong... kamu juga harus jujur sama diri kamu sendiri, kenapa kamu selalu merasa baik-bak saja, padahal kamu bener-bener terluka"

"maafin aku dim,..."

"bukan maaf yang aku mau denger dari, kamu seharusnya kamu bilang ( aku benci sama kamu dim, dimas kamu kemana, aku kecewa sama banyak hal hari ini, aku gak mau lihat kamu lagi dim) seharusnya kata-kata itu" dimas kemudian turun dari kasur dan duduk dhadapan kakiku

Aku meneteskan airmataku untuk kesekian kalinya, aku tak pernah ada niat untuk membuat dimas merasa bersalah atas hubungan yang memang sudah tidak dapat diperbaiki lagi

"Lis, maaf bikin kamu nangis, karena kamu gak pernah jujur sama diri kamu sendiri aku harus begini, buka sedikit pemikiran kamu, kamu juga sudah terlalu banyak menderita perasaan karena aku lis"

"dim.... kenapa? Kenapa aku harus bilang kata-kata itu sama kamu?"

"karena aku tahu kamu gak pernah jujur sama diri kamu sendiri,aku mau kamu jujur, walau memang kita tidak akan pernah kembali, tapi lis".... sambil berdiri dan memegang pundakku.... "kamu masih punya aku, manusia brengsek yang masih mau mendengarkan ceritamu lis,entah denfan siapapun aku nanti aku tetap selalu ada buat kamu"...

"kenapa kita gak bisa balik lagi dim?" ucapku sambil menatap matanya yang tajam, yang membuatku selalu saja luluh dan mencoba jujur.

"karena aku pasti akan selalu menjadi penyebab kamu terluka lagi lis, aku mau nebus kesalahan aku selama 10tahun ini"

"memangnya kamu ngelakuin dosa sampai harus nebuh kesalahan itu ke aku, kalau kamu ngomong aneh begitu, aku gak pernah bisa jujur sama kamu dim"

Dimas memelukku, sambil mengelus rambutku, dia mencium keningku, menenangkan segala hal yang mengguncang hati dan pikiranku,dia duduk disampingku

"sekarang, jujur sama diri kamu sendiri, bilang sama aku apa yang mau kamu ceritain aku ada disini buat kamu lis"......

Maaf banget aku sudah lama gak
posting cerita, karena sibuk
buat kuliah dan beberapa kegiatan,
semoga ceritaku tidak akan membosankan ya
thx u untuk pengertiannya
nantikan part 20 ya

Wanita SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang