Judul: Mahameru Kita
Nama penulis: Kharisma Rafiqa Salsabilla
FB: Kharisma Menyanisme
WP: menyanisme
IG: khrsmaawsmSungguh, sunrise pagi itu berbeda. Setelah pendakian selama dua hari, akhirnya Aku dan Rangga sampai di puncak gagah Mahameru. Menaklukkan badai di ranu kumbolo. Juga melawan hipotermia yang melanda.
Setelah menancapkan bendera merah putih bersama enam pendaki lain, Aku memeluk Rangga erat. Erat sekali. Rangga juga membalas pelukanku. Semakin dalam aku merasakan degup jantungnya yang tak karuan. Ya, ini impian terbesar sejak pacaran!
"Key," Rangga memanggilku dengan nafas yang masih sedikit tersengal.
Aku mendongakkan kepala dengan tetap berada dalam pelukannya. "Iya, Sayang?"
"Maaf kalo honeymoon kita berbeda dengan yang lain," ucapnya.
Aku dan Rangga, baru menikah sebulan lalu. Kami sudah merencanakan honeymoon ke Mahameru sebelumnya, meskipun ditentang seluruh anggota keluarga, akhirnya kami bisa 'muncak' juga.
"Aku malah seneng, seneng banget," ujarku.
Kemudian pelukan Rangga merenggang. Aku turut melepas pelukan. "Mau aku gendong?" Tanyanya.
Belum kujawab pun, dia sudah membopong tubuhku, digendong dibelakang. "Ehh..."
Kalau ada hari yang lebih bahagia dibanding hari ini, maka itu adalah hari pernikahan kami.
Oh ya, namaku Keyla Anindya. Dan suamiku bernama Rangga Agustian. Kami pacaran sejak kelas tiga SMA.
Rangga itu setingkat denganku, hanya saja beda kelas. Aku MIPA dan dia Bahasa. Kenal lewat perdebatan saat berebut laboratorium bahasa, dan akhirnya menikah setelah lima tahun kemudian.
Dulu, Rangga sering ngajak aku makan ke kantin lewat surat kaleng yang ia kirim.
Isinya begini, "Keyla, kalau nanti istirahat kedua masih nafas, ke kantinnya sama Rangga ya, ditunggu didepan pintu."
Surat-surat Rangga berhasil membuatku tertawa. Apalagi caranya mengirim. Selalu dititipkan pada guru mapel yang akan mengajar dikelasku.
Dan benar, Rangga ada didepan pintu kelasku saat bel istirahat. Menyambutku dengan senyum ramah, rambut acak-acakan, baju amburadul seperti otaknya, tapi dia ganteng.
Selalu seperti itu, mengirim puisi yang ia jiplak dari buku bahasa indonesianya, tapi kadang dia buat sendiri. Cakep! Dia anak Bahasa yang pintar membuat karya sastra.
Dulu Rangga itu nakal, keluar masuk ruang BP, sering dijemur didepan tiang bendera yang kebetulan ada didepan kelas. Jadi setiap dia usai dijemur, dia meminum air mineral yang ada dalam botol dan sudah kusiapkan didepan kelas.
Tidak, aku tidak malu punya pacar yang sering dijemur. Malah suka, pemikiran barunya membuatku melangkah dari hidupku yang tadinya terkesan monoton.
Rangga datang dengan berjuta warna. Entah warna apa saja, sulit disebutkan satu per satu. Yang jelas, bagiku Rangga adalah warna baru dihidupku.
"Aku gak suka mimpi indah, Key," ucapnya suatu hari.
Aku mengerutkan kening, "lah, kenapa?"
"Mending mimpi Keyla daripada mimpi indah," sambungnya.
"Hahaha, bisa aja," kataku.
Rangga duduk dihadapanku. Mengenakan seragam pramuka dengan atribut amburadul.
Aku meraih rambutnya dengan tangan kananku, sedikit menyapu agar nampak rapi. Rangga senyum. Aku juga.
"Lulus nanti, mau kerja apa kuliah?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Member
Short StoryCerpen berlian karya grup member whatsapp : Kuy, Write! Indonesia Karya singkat para penulis muda.