Nama : Irmayani
Wattpad : Irma_Yani07
FB : Irmayani
Ig. : Irmayani47
Judul: Hutan dan sahabat
Isi :Sssssst.........................
Suara Sepoi angin yang sejuk membelah jiwa, dengan suasana alam yang amat asri nan indah. Kini ku terbangun dari setengah tidur ku di sebuah hutan yang lebat bersama sahabat-sahabatku. Oiya, namaku Fia Fitri Mahira. Panggilan akrab ku Fia, aku memiliki tiga sahabat namanya Dina, Ika, dan Tika. Mereka adalah sahabat terbaik ku dari kecil. Orangtua kami juga sama-sama bersahabat dari dulu semenjak kami berempat kenal. Kami dari dulu sangat suka traveling, apalagi hari-hari libur ini. Namun sekarang, kami sedang berpetualang di hutan, yang penuh dengan pepohonan berbaris rapi. Kami sudah dua hari di tengah hutan dan hari ini waktu kita untuk pulang.
Dan sekarang mentari mulai menyapa kami, ingin mengajak kami melakukan perjalanan lagi. Kemudian kami bergegas membersihkan bekas kita dan perlengkapan yang kami bawa. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan sembari menikmati kesejukan alam ini.
"Hah..... Udaranya sejuk sekali yaa," teriak ku dengan pelan sembari merentangkan kedua tanganku.
"Iya yah, seolah-olah kita berempat itu sudah bersahabat sekali dengan hutan ini. Selain udaranya yang segar, pohon-pohon nya juga masih berdiri tegak menggendong dedaunan," puji Tika dengan memandang di sekitar alam."Btw, ini arah kita kemana yaa?" tanya Dina sedari tadi memegang kompas.
"Hey, Din. Yang bener dong!" pekik Ika sembari mendekati Dina tuk melihat kompasnya.
"Iya makanya, nih coba kamu yang lihat," Balas Dina sembari menjulurkan tangannya ke arah Ika.
Ika yang mengotak-atik kompas tersebut, tidak bisa melihat arah kompas yang sebenarnya. Ika terus menerus memeriksa kompas tersebut hingga putus asa.
"Iiiiih.... Ini kompas juga kenapa??" tanya dirinya dengan suara kesal."Hmmm, apa jangan-jangan kompas itu rusak?" tanya Dina.
"Terus gimana dong?" tanya Ika dengan bingung.
"Aku tahu! Kini saatnya kita bermain dan bersahabat dengan hutan, gimana?" jelasku sembari mengajukan persetujuan dengan yang lain.
"Gimana caranya?" tanya Tika dengan bingung.
"Apakah harus berteriak dengan mengatakan, hutan kami ingin bermain denganmu," teriak Ika dengan tindakan konyolnya.
"Hey, apaan sih Ika, Ndak gitu juga kali," kataku dengan tindakan Ika.
"Terus?" kata Ika dengan kebingungan.
"Gini, Ka. Maksudku itu kita memanfaatkan sesuatu yang ada di hutan ini untuk memecahkan masalah," ucapku dengan jelas.
"Terus sekarang kita ngapain?" tanya Dina.
"Sekarang kita cari kayu bakar untuk jaga-jaga nanti kalau kita tidak menemukannya sampai kemalaman. Kemudian kita lanjutkan perjalanan sambil mencari sebuah sungai. Setelah itu, kita mengikuti arah jalannya sungai," kataku.
"Iya udah kalau gitu, kita mulai kerjakan sekarang," balas Ika dengan semangat.
"Dong ayo," ajakan Tika.
Kami kemudian mencari kayu bakar terlebih dahulu. Namun ketika kami mencari kayu bakar, terdengar teriakan Tika.
"Fia... Fia... Kesini !" teriak Tika.
Kami kemudian menghampiri Tika."Ada apa Tik?" tanyaku kebingungan.
"Lihat tuh," kata Tika sambil menunjukkan tangannya ke depan."Wah... Sungai," balasku dengan lega dan semangat.
"Iya itu, sungai," kata Tika menganggukkan kepalanya.
"Kalau gitu kita harus menyusuri jalan arahnya sungai," kataku.
"Tunggu apalagi, ayo," ucap Tika dengan semangat.
Kami kemudian melanjutkan perjalanan dengan menyusuri sungai tersebut. Setelah sekian lama kami berjalan, terdengar suara kendaraan. Dan ternyata itu sebuah jalan raya. Kami langsung berlari menuju jalan raya itu. Sekarang kami bingung untuk pulang karena setiap mobil yang kami lihat mengabaikan kami. Namun, kami tetap berjalan melewati jalan raya sembari mengayunkan kayu yang telah diikat dengan kayu untuk meminta bantuan. Kami sudah sangat lelah hingga kami memutuskan istirahat di pinggir jalan raya. Namun Dina sudah kelelahan dan pingsan. Kami bingung harus berbuat apa. Tika kemudian berada di tengah jalan raya sembari mengayunkan kayu tersebut sambil teriak minta tolong. Kemudian ada sebuah truk besar yang berhenti di depan Tika dan sopirnya turun.
"Ada apa, Nak?"tanya supir truk itu.
"Pak, tolong teman kami, dia pingsan karena kelelahan berjalan waktu kami tersesat," ucap ku dengan melas.
"Ya ampun, iya sudah naik yuk," kata supir itu sembari mengangkat badannya Dina.
"Makasi yaa, Pak," ucapku dengan sedikit lega.
Kami menaiki truk itu untuk perjalanan pulang sambil membangunkan Dina di dalam. Petualangan kami ini, membuat kami untuk melatih kesabaran dan pola pikir yang kritis yang penuh untuk mencari jalan keluar. Petualangan ini tidak akan kami lupakan karena petualangan kali ini sangat terkesan. Kami tidak akan melupakan sesuatu kecuali jejak.
Kp. Nenggung, 21 Desember 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Member
Short StoryCerpen berlian karya grup member whatsapp : Kuy, Write! Indonesia Karya singkat para penulis muda.