Antara Sayang Dan Hilang

71 6 4
                                    

Judul: Antara Sayang dan Hilang.
Akun : -Wattpad : hime_chan08
            -Facebook : lathifah al-hasanah
            -Instagram : hime chan
Tgl : 20 Oktober 2018

Ketika senja tak lagi menampakan keindahannya. Ketika bulan tak lagi menampakan cahaya lembutnya. Saat itulah kuhanya bisa meratapi setiap bulir duka yg tanpa lelah mencabik hatiku.

Malam ini, aku hanya bisa duduk di atas rumput yg kering sambil memandang langit yg mendung tiada berbintang.
"Ellsa, kenapa masih di luar,, ayo masuk, udara di luar semakin malam semakin dingin." ucap kak lala yg mungkin saat ini berdiri di belakang ku.
"Ell?? Kamu dengar ga sih??" kak lala mendekatiku. Aku hanya menoleh kearahnya sekejap, dan balik lagi ke lamunan ku.

"Ell, kamu kenapa sih,, kok sedih gitu?"
Kak Lala ikut duduk di sampingku.
"Ellsa sedih kak, kenapa ya setiap orang yg bilang sayang ke kita malah meninggalkan kita."
"Maksudnya Ell??"
"Yaa seperti papa, dia bilang sayang kan ke mama, kak Lala, sama Ellsa, tapi kenapa papa pergi meninggalkan kita demi perempuan lain kak??," aku menghela napas.
"Mama juga, mama bilang sayang ke kita, dan akan selalu ada buat kita, tapi nyatanya??"
"Ellsa!! Mama pergi itu bukan atas kemauannya,, mama itu mati Ellsa, sudah waktunya mama kembali ke sang Pencipta"
"Iya..tapi kan kak.."
"Sudahlah, sekarang kamu masuk, dan tidur" aku berdiri dan menuruti permintaan kakak untuk tidur.

*********

"Ellsaaaaa,,,, udah ditungguin Feby tuh"
"Iyaa kak,,," aku berteriak sambil menuruni anak tangga. Kulihat Feby sudah stand di sofa depan.
"Kak aku berangkat dulu ya,,"
"Apa nggak sarapan dulu Ell??"
"Nggak kak, kasihan Feby ntar."
"Oh yaudah hati-hati ya.."

Aku dan Feby adalah sahabat dari kecil, tepatnya dimana saat keluargaku masih utuh hingga sekarang. Aku bahagia bisa memiliki sahabat seperti dia. Dia anaknya baik, lucu, manis, dan cerdas. Aku sayang padanya, dan menganggapnya seperti saudaraku sendiri.

"Ellsa, kenapa dari tadi kau menatap ku seperti itu??" pertanyaan Feby membuyarkan pikiran ku tentangnya.
"Ah! Tidak apa-apa, apa kita sudah sampai di sekolah??"
"Ah, kau ini Ellsa. Kita sudah di depan kelas ini"
"Eh iya,," aku baru sadar kalau kami sudah sampai di depan kelas.

"Jadi Ellsa,, kenapa kau menatapku seperti tadi??"
"Emm sebenarnya Feby, aku senang memiliki sahabat seperti mu,"
"Ah Ellsa, aku juga. Emm tau kah kau Ellsa??" aku hanya menggeleng.
"Aku menyayangimu, seperti saudara aku sendiri,," aku hanya melongo. Feby, kutahu itu, kau sayang padaku, dan begitupun aku menyayangimu. Tapi tolong jangan katakan itu padaku, aku takut kamu akan menghilang seperti yg lain Feby.

"Ellsa!"
"Eh iya Feb."
"Iih kamu ini kenapa sih, tau nggak aku manggil kamu udah berapa kali??"
"Berapa?"
"Lima!" terang Feby sambil menunjukkan kelima jarinya.
"Yaudah masuk yukk."

*********

Saat istirahat pun tiba. Aku dan Feby menuju ke kantin, saat kami sedang berjalan di koridor, Albert datang menghampiriku. Dia menanyakan tugas les bahasa jepang ke aku, sepertinya dia mau menyalin jawaban. Saat itu aku melihat pandangan Feby ke aku jadi sinis.

Aku tahu sih, bahwa Feby pernah cerita ke aku tentang perasaannya ke Albert. Tapi, aku kan nggak ngapa ngapain, aku cuma berteman dg Al, apa Feby cemburu pada ku?? Aku juga kan sahabatnya, masa aku mau makan temen?? Ya nggak lah.

"Feby!, kamu mau kemana?"
"Bukan urusanmu!!" dia berlari menjauh dariku. Feby, kamu boleh marah padaku, tapi kumohon, jangan menghilang dari hidupku.

*********

"Aku pulaaang."
Tidak ada sahutan dari dalam. Aku tahu itu, tapi ntah mengapa aku selalu melakukannya meskipun tahu bahwa dirumah tidak ada orang sama sekali.

Kakak aku bekerja di minimarket, dan pulang ketika malam tiba. Aku, sendirian dirumah bertingkat dua ini. Tidak ada pembantu atau seseorang yg menemaniku. Hanya ada bayanganku disini.

Biasanya, Feby selalu kesini membawa bekal, buat makan siangku. Walaupun hanya tiduran di kamar sambil cerita, tapi aku bahagia dg kedatangannya. Bila sore tiba, saatnya dia pulang. Dan aku harus les bahasa jepang. Biasanya Feby selalu nitip salam buat Al, sebelum dia pulang.

Aku merasa perutku sedang demo minta diisi, aku berjalan kedapur untuk mencari makanan. Yess! Nemu roti, tapi selai yg tersisa hanya kacang. Aduh, gini amat nasib-nasib.
Tok.tok.tok..
"Iya,, bentar,,,!!" siapa ya, siang siang kok namu,, semoga saja Feby.
"Hai Ell."
"Eh, ada apa Al??, Tumben kesini, masuk dulu yukk"
"Iya" aku mempersilahkan Albert duduk di sofa depan.
"Ini Ell, aku mau balikin buku kamu, makasih ya sudah kasih contekan ke aku."
"Oh ini, hehe biasa aja kali Al."
"Btw, rumah kamu gede ya, tapi kok kayaknya sepi gini Ell,"
"Iya al, hanya ada aku dan kakak, saat ini kakak aku juga masih kerja, jadi cuma ada aku," Albert tersenyum.

Kemudian dia bertanya padaku, apa aku sudah makan atau belom, aku sih jawab sejujurnya. Lalu Al mengajak ku makan diluar. Aku tak mengiyakan ajakan Al, takut Feby akan semakin marah bila mengetahui aku bersama Al.

*********
Aku selalu berusaha mendekati Feby, tapi Feby selalu menghindar dariku. Begitupun dg Al, semakin hari ia semakin dekat dg ku, aku telah bercerita semuanya pada Al, tapi ia tidak malah membantuku dg menjauhiku.
"Ellsa, kamu tidak salah,, biarkan Feby memilih jalannya sendiri, mungkin ini saat nya kalian harus memulai hidup yg baru,"
"Tapi Al, kamu tau kan,, Feby itu sahabat yg udah aku anggap seperti saudaraku"
"Aku bisa Ell, menjadi pengganti Feby, aku yakin aku pasti bisa."
"Maksud kamu apa?? Aku tak akan menggantikan Feby dg siapapun!"
"Terserah Ell, tapi aku akan berusaha ada disampingmu"
*********
Sebulan kemudian. Tidak ada kabar sama sekali dari Feby, dia benar benar meninggalkanku, hanya karena kesalah fahaman. Feby, aku tak menyangka, begitu cepatnya kau meninggalkanku, bahkan setelah kamu bilang sayang padaku.
Seiring berlalunya Feby, aku semakin dekat dg Al, tanpa peduli ada sakit hati lagi. Kini aku telah nyaman dg Al, aku hanya ingin, memastikan perkataannya. Bahwa dia akan selalu ada untuk ku.
Saat itu aku, aku sedang ingin pergi ke toko buku, tapi Al sedang ada latihan basket, aku gak berani bilang ke dia, takut ia membatalkan latihannya, dan lebih memilih mengantarkanku seperti biasanya. Jadi, aku berangkat ke toko buku itu sendirian.

Saat aku memilih milih buku dirak, aku merasa ada yg memanggilku dari belakang. Aku menoleh ke arah sumber suara. Ternyata dia Albert.
"Kamu kalau mau kemana mana bilang aku All, aku tuh khawatir tau ngk, kalo kamu keluar sendirian,"
"Tapi kan kamu lagi latian basket Al."
"Ell, aku sayang kamu. Aku gak mau kehilangan kamu Ell."
"Cukup Al!!, jangan berkata seperti itu, kalau kamu benar benar gak mau kehilangan aku, jangan pernah bilang sayang ke aku!" aku lalu berlari keluar toko, dan pulang.

*********
Hari ini, angin bertiup begitu lembut, membuat siapapun yg diterpanya merasa terlena. Aku duduk termenung di sudut taman. Entah mengapa akhir akhir ini, Al selalu susah dihubungi. Aku merasa ia kini telah berubah, tapi apa yg membuatnya berubah seperti ini?.

Tak jauh dari tempatku duduk, aku melihat penjual eskrim sedang melayani pembelinya. Sepasang pembeli yg sangat mesra, mungkin bila Al ada disini, aku ingin seperti pasangan itu.

Tapi. Tunggu dulu, kenapa yg cowo mirip sekali dg Al?, apakah memang dia Al?. Aku mencoba mendekatinya, dan..
"Al!!!" aku setengah berteriak. Dan dia menoleh. Benar ternyata dia Al.

Aku berlari meninggalkan taman itu. Dengan membawa luka dan tangis yg mencekat di tenggorokan. Tuhan, kenapa ini semua terjadi pada ku, kenapa semua yg bilang sayang padaku, pergi meninggalkanku??.

"Ellsa!"
"Eh kakak,"
"Kamu kenapa menangis?" seketika aku merangkul kak Lala, menangis dan hanyut dalam pelukan kakak.
"Kak, kenapa kenapa semua yg bilang sayang padaku, pergi meninggalkanku,,"
"Sabar Ellsa. "
"Aku telah kehilangan semuanya kak, semua yg kusayangi.."
"..Ellsa, masih ada kakak disini, maafkan kakak, kakak tak bisa menjadi teman buat Ellsa, karna kakak harus mencari nafkah,"
"Iya kak, hanya tersisa kakak di sini, aku tau, kakak bekerja juga untuk aku, makasih ya kak"

Aku dan kakak saling tatap, dan kemudian berpelukan, kini aku mulai membenci kata sayang, dan apapun yg berbau romance. Tapi, entah apakah ini baik, atau buruk aku tak tahu.
--------sekian---------
      19.25

Kumpulan Cerpen MemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang