Part 20

7.5K 327 1
                                    

Setelah kejadian dengan Lintang, Jaka mencoba menghindari Lintang. Dia selalu menolak diajak Lintang bertemu. Jaka sangat kecewa dengan dirinya sendiri.

(Jaka, setelah apa yang kita lewati, kamu tega buang aku begitu saja? Aku sudah telat dua minggu Jaka.) Pesan dari Lintang.

Jaka mengernyitkan dahinya. Dia shock membaca pesan dari Lintang.

Ya Allah, apa aku harus menikahi perempuan itu? Perempuan yang tidak bisa menjaga kehormatannya. Tapi, kalau benar dia hamil anakku, aku tidak mungkin meninggalkannya. Batin Jaka.

Sudah satu bulan lebih sejak malam itu. Jaka sangat gelisah membaca pesan Lintang. Dia tak berani membalasnya.

"Gelisah sekali Kamu, Jaka." Tanya Indra.

"Aku bingung Ndra. Apa Kamu bisa jaga rahasia?"

"Aman Jaka, tenang ... kalau mau cerita silakan!" Jaka pun menceritakan kejadian malam itu dan menunjukkan pesan dari Lintang.

"Aku percaya Kamu tidak akan melakukan hal seperti itu, Jaka. Mungkin perempuan itu sudah terbiasa melakukannya dengan pacar-pacarnya sebelum Kamu, makanya dia berusaha melakukannya juga denganmu. Kalau dia hamil, Aku ragu Jaka."

"Maksudmu?"

"Ya, perempuan ngga bener seperti itu akan melakukan apa saja untuk menggaet laki-laki berduit seperti Kamu."

"Aku masih babu Ndra, bukan pengusaha."

"Tapi Kamu kan sudah punya rumah sendiri.  Gajimu pun sangat besar."

"Lalu Aku harus bagaimana?"

"Tunggu kepastian saja, dia benar-benar hamil atau tidak."

"Kalau dia benar hamil bagaimana?"

"Ya terpaksa Kamu menikahinya, suka tidak suka. Tapi tunggu ... Apa dia punya kekasih selain Kamu? Kan dia jarang ketemu Kamu."

"Aku tidak pernah berpikir ke sana, Ndra."

"Kita tidak tau Jaka, siapa tau perempuan itu memang mau menjebak Kamu. Siapa tau dia sudah hamil saat berhubungan sama Kamu."

"Apa iya Lintang sampai segila itu?" Jaka meragukan kata-kata Indra.

"Tidak ada yang tak mungkin Jaka."

*****

Jaka akhirnya memutuskan menikahi Lintang dengan terpaksa, karena Lintang benar-benar hamil. Jaka tidak ingin menunggu sampai perut Lintang membesar. Ibu dan bapaknya tidak setuju Jaka menikahi Lintang, karena orang tuanya tahu kelakuan Lintang di luaran. Lintang bekerja sebagai pelayan cafe. Banyak info yang tidak baik didapat kedua orang tua Jaka.

"Kamu yakin Nak mau menikahi perempuan itu?" Tanya Bapaknya.

"Dia hamil, Pak."

"Apa Kamu yakin itu anakmu, Jaka?"

"Tapi Jaka sudah melakukannya dengan dia, Pak." Jawab Jaka sambil menunduk.

"Apa anak Bapak sudah ikut pergaulan bebas?"

"Tidak, Pak, bukan seperti itu. Jaka tidak sadar melakukannya."

"Kamu mabuk?"

"Jaka tidak pernah minum minuman haram, Pak. Tapi ... Ya sudah lah, Pak, walau bagaimana dia akan jadi istri Jaka."

"Bapak percaya anak Bapak ngga akan melakukan hal seperti itu. Kalau Kamu bersikeras ingin menikahinya, Bapak dan ibu cuma bisa mendoakan yang terbaik."

Jaka meminta izin di tempat kerjanya untuk mengurus pernikahannya dengan Lintang. Jaka meminta pernikahannya dilakukan dengan sederhana. Ibu Lintang sempat menolak. Tapi Jaka tetap ngotot tidak mau ada acara meriah. Cukup mengundang kerabat dan sahabat saja. Jaka terlalu malu kalau sampai orang tau Lintang sudah berbadan dua.

*****

Oktober 2009

Jaka resmi menikah dengan Lintang. Ada rasa sesak di dada Jaka, tapi dia harus bisa menahannya. Ini sudah suratan takdirnya, dia harus menikahi perempuan yang tidak dicintainya. Dia sangat menyesal karena malam itu dia lupa mengunci pintu rumahnya.

Jaka dan Lintang berada di kamar lantai dua yang tidak pernah dipakai Jaka sebelumnya. Kamar itu Jaka siapkan untuk calon istrinya. Ternyata Lintang lah yang menjadi istrinya. Kamar bernuansa putih. Warna kesukaan Wati. Itu lah yang terpikir oleh Jaka waktu membuat kamar tersebut.

"Aku panggil Kamu mas, ya." ucap Lintang.

"Suka-sukamu saja, Lintang." Jawab Jaka dingin.

"Kenapa kamar ini warnanya putih? Dinding putih, perabot putih. Boleh nanti Aku ganti warna?"

"Tidak boleh!" Jawab Jaka keras.

"Ngga usah marah gitu, Mas!" Lintang masuk kamar mandi, lagi-lagi warna putih yang dilihatnya.

"Ah, menyebalkan sekali melihat warna monoton ini. Semua serba putih." Lintang menggerutu. 

Lintang keluar dari kamar mandi menggunakan linggerie berwarna merah menyala. Didekatinya Jaka yang berbaring di ranjang sedang menatap layar phoncellnya.

"Mas, kita bercinta dulu yuk! Kan ini malam pertama kita." Rayu Lintang. Jaka menatap Lintang yang begitu seksi. Tapi dia tidak tertarik sama sekali.

"Mas, sekarang Aku sudah sah jadi istrimu, Kamu boleh mencumbuiku sesukamu. Aku pun berhak mendapatkan belaianmu, Mas."

"Lintang, Aku perlu waktu."

"Waktu untuk apa mas?" Lintang melepaskan kancing piyama Jaka. Satu persatu. Jaka menyambar tangan Lintang.

"Ayolah, Mas. Aku sudah menunggu saat-saat ini." rengek Lintang.

"Kamu sedang hamil muda Lintang. Aku tidak mau mengambil resiko."

"Itu cuma alasan Mas saja." Lintang menjauh dari Jaka. Dia merajuk. Matanya basah. Diambilnya kimononya, dia keluar kamar menuju beranda. Jaka merasa tidak tega dengan Lintang. Akhirnya Jaka menyusul Lintang.

"Masuklah! Di luar dingin."

"Untuk apa? Toh Mas tidak mau Aku sentuh." Lintang mulai sesenggukan. Jaka berdiri di hadapan Lintang. Diusapnya air mata Lintang. Kemudian Lintang langsung memeluk erat tubuh Jaka.

"Mas mau kan bercinta denganku?"

"A ... A ... Aku ... " Jaka tidak bisa menjawab, terlalu berat baginya memutuskan. Namun, Lintang langsung menyambar bibir Jaka. Dibimbingnya tangan Jaka ke payudaranya.

"Apa kita akan melakukannya di luar begini Lintang?"  tanya Jaka.

"Ayo mas masuk! Mas kalau belum mau mencumbuku, biar Aku yang memanjakan Mas malam ini. Mas cukup mengikuti permainanku saja. Aku akan memuaskan Mas." Mereka pun sudah ada di atas kasur. Lintang melepas kimononya. 

Dia mengambil posisi di atas tubuh Jaka. Jaka terlihat sangat gugup.

"Rileks saja, Mas. Nanti juga Mas terbiasa. Mau berapa ronde kita bercinta malam ini?"  tanya Lintang.

"Apa maksudmu?" Jaka bingung.

"Ini malam pertama kita, Mas. Aku ingin bercinta denganmu sampai pagi." ucap Lintang. Kemudian dilumatnya bibir Jaka penuh nafsu. Dirasakannya celana Jaka yang mulai sesak. Disusupkannya tangannya ke dalam celana Jaka.

"Geli Lintang!" Teriak Jaka.

"Sudah, nikmatin saja, Mas!" Lintang benar-benar membuat Jaka merasa melayang.

Jaka mulai menikmati permainan Lintang di saat ronde kedua. Jaka pun mulai agresif membalas perlakuan Lintang. Desahan-desahan Lintang membuat nafsu Jaka naik. Mereka bercinta sampai pagi. Jaka sangat menikmati malam pertamanya bersama Lintang.

*****

Mohon votenya ya readers
Mohon kritik dan sarannya
Penulis masih sangat-sangat amatiran dan perlu banyak belajar.
Terima kasih readers
Happy reading!!!

Istri Kedua (Tamat di Channel Youtube : Mitha MDN Channel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang