Pencabutan Hukuman

13.1K 844 16
                                    

Terbangun ditempat asing yang penuhi orang - orang aneh membuat otak Jasmine bekerja keras untuk mencerna semua yang terjadi padanya. Wanita itu tertawa keras, suara tawanya mengejutkan para pelayan disana.

Jasmine memukul meja kayu dihadapannya. Juri yang sedang berdiri dihadapannya tersentak, pelayan itu semakin menundukkan wajahnya.

Mengurut pelipisnya, keringat dingin mengalir deras di kening dan punggungnya. Seketika merasa tidak nyaman dengan suasana di tempatnya berada saat ini.

"Ini tidak nyata dan semua ini akan segera berakhir. " Batin Jasmine.

Pria yang sebelumnya sempat menggenggam kedua tanganya telah pergi. Mereka berdua sempat berdebat beberapa saat. Perdebatan yang awalnya tercipta karena emosi kedua belah pihak, kemudian padam karena kalimat Jasmine yang menyakitkan.

"Kakak?" Jasmine berdecih sambil memalingkan wajahnya. Wanita itu meremat gaun putih yang dikenakannya dengan emosi. Ia adalah anak tunggal dari keluarga Eukleia, bagaimana bisa ia punya kakak laki - laki? Pikir Jasmine demikian karena mengira dirinya mengalami False Awakening.

False Awakening adalah kondisi yang membuat seseorang merasa sudah bangun dan menjalankan aktivitas padahal orang tersebut masih tidur dalam kehidupan nyata. Ya, beberapa saat yang lalu dirinya berpikir demikian.

"Aku memang kakakmu." Balas pria itu tenang. Meskipun kedua matanya tengah menyorot tajam kearah Jasmine. Tatapan itu bahkan lebih menakutkan dari suara menggelegar milik atasannya saat sedang marah.

Kedua tangan Jasmine terkepal erat. Ia merasa laki - laki dihadapannya ini sudah gila karena terus membicarakan hal - hal aneh yang membuatnya spontan memukul meja dengan keras.

"Dengar! Aku tidak punya kakak ataupun saudara. Aku yatim piatu!" Tegas Jasmine.

Pria itu terkejut. Kedua matanya terbelalak sempurna, dan tubuhnya membeku seperti patung. Diam - diam pria itu menahan sakit yang terasa menyakitkan di hatinya. Kepala pria itu tertunduk dengan ekspresinya tak terbaca. Ia kemudian berdiri, dan melangkah keluar dari kamar tanpa mengucapkan apapun.

Jasmine menatap kepergian pria itu tanpa menunjukkan ekspresi apapun, ia tak merasa bersalah sama sekali.

Wanita itu menghela napas. Kedua matanya yang menyipit tengah memperhatikan bentuk pola rumit dari barisan keramik di lantai. Berpindah raga adalah sesuatu yang berada diluar nalar. Jika memang benar takdir tengah mempermainkannya, maka mau tidak mau Jasmine harus mengikuti alur permainan yang dibuat oleh para Dewa.

Dirinya akan memanfaatkan gelar Putri yang disandang oleh tubuh barunya ini, mencari informasi lebih banyak tentang dunianya saat ini.

Seorang gadis bernetra hijau menatap Jasmine dengan tatapan prihatin, ia tidak menyangka jika Sang Putri bisa selamat dari maut setelah mencoba bunuh diri di kolam takdir.

Kolam takdir adalah kolam berbentuk bundar yang bercahaya dengan air sejernih kristal. Memiliki desain sederhana yang membuatnya terlihat seperti kolam biasa pada umumnya.

Pada umumnya para makhluk Fantasy selalu menggunakan kolam itu untuk melihat masalah dan ramalan yang akan terjadi di masa depan, mencari jalan keluar atas semua permasalahan yang menimpa dua dunia, dan memakai airnya untuk membakar jiwa pengkhianat.

Semua makhluk Fantasy diseluruh benua Anthera menganggungkan sekaligus takut pada kolam itu.

Air kolam takdir berasal dari kolam milik salah satu Aether yang bernama Aerolla--penguasa air. Kolam Aerolla hancur karena perang antar saudara yang terjadi diantara kedelapan Aether.

Aerolla dengan suka rela memberikan air kolamnya yang berharga untuk tiga orang dari kaum Magic User terpilih. Air kolam takdir akan membakar jiwa seperti api neraka. Membakar jiwa, namun tidak berpengaruh pada tubuh.

The PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang