Aku berjalan di tengah dinginnya hamparan salju.
Dengan segenap rasa aku berusaha menguatkan raga ini.
Untuk mencarimu yang sudah lama tak bertemu.
Namun aku tak kuasa menahan lelah yang semakin membebani.Lalu aku terlelap di dalam sandaran sang pohon.
Alam mimpiku menceritakan semuanya.
Namun tak seperti kenyataan.
Ini lebih indah dari biasanya.Aku menyusuri putihnya hamparan salju.
Dengan sengaja kaki ini membuat jejak di atasnya.
Agar suatu saat kau bisa datang mencariku.Seketika jejak kaki terdengar dengan jelas.
Suara nafas pun terdengar sampai membuat hati ini berdetak.
Lalu ujung mataku melihat wajahmu sepintas.
Membuat hati ini semakin tersentak.Jejak kaki itu kini berlari dengan cepat.
Membuat wajahnya semakin mendekat.
Lalu ia memelukku dengan erat.Mata lelah ini terbuka perlahan.
Semua terasa nyata.
Kini aku hanya memeluk angan.
Dan hati terbasahi dengan air mata.—de Poura