Chapter 17

7K 221 2
                                    

"Stadium 1 dok?"syok Melysa mendengar informasi dari dokter Fanya lewat telepon.

"Iya. Olivia sudah masuk stadium 1. Dan saya sarankan, besok sekitar pukul 10-11, Olivia kerumah sakit untuk chek up laboratorium,"ucap dokter Fanya dari jarak yang hanya melewati koneksi intertnet.

"Ba-baik dok."

Telefon berhenti. Melysa menaruh ponselnya di meja makan perlahan. Duduk di kursi, lalu menahan air matanya keluar.

Olivia yang sedang menonton TV, belum tahu tentang ini. Dan ia tidak mendengar pembicaraan Melysa dan dokter Fanya.

Olivia berjalan mengendarai kursi rodanya menuju Melysa yang sedang termurung di meja makan. "Bun? Bunda kenapa?"tanya Olivia memegang lengan Melysa.

"Hemm enggak papa kok. Cuman, tadi dokter Fanya nyuruh kamu besok untuk chek up laboratorium biar lebih jelas tentang kanker kamu. Jadi, besok kamu izin yah enggak masuk sekolah"jelas Melysa panjang lebar.

"Chek up? Laboratorium?"Olivia terus bertanya-tanya soal itu untuk meyakinkan.

"Iya sayang. Chek up laboratorium..."

Olivia terdiam. Perkataan itu terus berkelililing di pikiran Olivia. Olivia takut jika terjadi apa-apa nanti saat pengecekkan. Lalu pergi, menuju halaman rumahnya. Meninggalkan Melysa di meja makan.

(--)

"Fal, Sabtu udah hari ulang tahun Olivia. Rencana kita masih berlanjutkan?"tanya Badley berjalan di sepanjang lorong sekolah.

"Ya masih lah."

"Yaudah, entar pulsek temenin gua yah beli kado."

"Oke!"

Hari ini Olivia tidak masuk sekolah karna izin untuk chek up ke rumah sakit. Semuanya sudah tahu soal ini, Badley pun iya.

(--)

"Bagaimana dok?"tanya Melysa setelah pengecekkan.

"Benar, Olivia sudah memasuki stadium 1."jawab dokter Fanya dengan entengnya.

Hati Melysa dan Olivia terasa di tusuk-tusuk seraya mendengar perkataan dokter Fanya tadi.

Mereka pergi, meninggalkan ruang dokter. Selama di mobil perjalanan pulang. Olivia memberitahu 1 permintaan kepada Melysa sebelum akhirnya Olivia pergi meninggalkan bumi.

Kamar. Tempat dimana sekarang Olivia sedang tempati. Cahaya matahari menyoroti kamar Olivia yang serba mickey mouse itu. Termenung. Ia bosan dengan semua ini. Rasanya sunyi tak ada sedikit pun patah kata yang biasanya Olivia dengar. Yaitu perkataan sahabat-sahabatnya.

Tidur, makan, nonton TV, main hp. Kebiasaan Olivia hari ini. Dia benar-benar ingin pergi dari semua kisah ini. Tapi, itu hanyalah sebuah khayalan semata. Ia mengambil buku diarynya, menulis kisah hari ini yang ia alami.

Dear Diary....

Hari ini, hari yang begitu membosankan, dan menyedihkan. Mendapat kabar yang tak ingin ku dengar. Mendapat peristiwa yang tak ingin ku alami. Sejujurnya, aku cape dengan semua ini. Aku ingin pergi kesebuah tempat  dimana hanya ada aku, aku, dan aku-tak ada kankerku. Aku sudah memasuki stadium 1. Tepatnya semakin lama kankerku semakin parah. Aku tahu ini adalah ujian ku. Aku tahu ini sangat berat di rasakan dan sangat sakit dirasakan. Tapi mau bagaimana lagi? Ini sudah rencana Allah, aku hanya bisa bersabar dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya....

"Memangnya, tema yang kamu mau apa?"tanya Melysa pada Olivia yang sedang berada di meja makan.

"Hemm... Mickey Mouse udah pernah. Aku mau temanya Mickey Mouse, tapi di taman gitu. Kaya Mickey Mouse campur Easter Day."jawab Olivia panjang kali lebar.

"Hemm boleh-boleh. Jadi nanti kita buatnya di taman yah. Taman di rumah kita enggak papa kan?"

"Enggak papa."

(--)

Badley POV

Bel pulang sekolah berbunyi. Sesuai rencana, gua dan Noufal akan membeli kado untuk ultah Olivia nanti.

"Beli kado buat dia apa ya?"tanya gua bingung pada Noufal sambil terus fokus menyetir.

"Hemm... coba deh kita ke toko Aesthetic Souvenir."saran Noufal.

Gua terus mengegas mobil hingga ban berhenti di toko aesthetic souvenir. Tempat dimana seluruh barangnya aesthetic.

Pertama masuk. Gua sudah di buat jatuh cinta oleh salah satu barang yang bergambar Mickey mouse. Gambar kesukaan Olivia.

"Yakin lu mau beliin dia itu?"tanya Noufal.

"Yakin lah. Abisnya, apa lagi."jawab gue.

"Kan bangak benda lain yang bergambar mickey mouse."

"Tapi gua jatuh cintanya sama ini. Gimana dong?"

"Tau ah, serah lu."kesal Noufal. "Yodah ayo gc bayar, gua enggak sabar mau pacaran sama kasur."

"Iya iya...."ucap gue dengan bola mata berputar. "Eh tapi tunggu bentar deh. Masa cuma ini, satu lagi deh yang spesial, bunga mawar!"

"Serah lu Bad serah lu..."

Selesai membeli kado untuk Olivia. Tak lupa, gue mengantarkan anak bapak Somad (Noufal) ini ke rumahnya. Entar kalo enggak di anterin, gua di bacok lagi pake ular peliharaannya.

Tepat di depan gerbang rumah Noufal. Ia turun, dan gue lanjut mengegas mobil gua menuju rumah.

"Hemm semoga aja Olivia suka."gumam gue memegang kadonya setelah sampai di rumah.

(--)

Olivia POV

"Olivia...."panggil Wilson.

"Iya yah?"tanya gue.

"Nanti kita cari penyewaan pesta ulang tahunnya yah."

"Siap boss... Yaudah, Olivia mandi dulu yah."

"Oke!"

Mandi-memakai pakaian-sudah selesai. Saatnya gua, Wilson, dan Melysa pergi ke penyewaan pesta ulang tahun. Tema yang gua mau untuk pesta nanti adalah mickey mouse campur dengan easter day gitu. Sesekali gua mau mencoba di taman. Karna biasanya, gua ngerayain pesta enggak jauh dari yang namanya cafe.

(--)

You Here for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang