Chapter 18

6.8K 298 4
                                    

Olivia POV

"Haii semuanya.... disini Olivia mau ngebagiin undangan pesta ulang tahun Olivia hari sabtu nanti buat kalian semua... jangan lupa datang yah! Oh iya satu lagi, untuk tema pakaiannya, mickey mouse kalo enggak easter day gitu."ucap Olivia di depan kelas, setelah itu membagikan undangan keseluruh teman kelas Olivia.

Istirahat tiba. Olivia berencana untuk menemui Badley dan 3 kerabatnya di kantin untuk memberikan undangan pesta ultah Olivua. "Makasih yah Liv. Oh iya, gimana keadaan kamu?"tanya Badley.

"Hemm alhamdulillah lumayan lah... insyaallah pas acara pesta, aku usahain enggak pake kursi roda.."jawab Olivia.

"Enggak usah juga enggak papa kok. Mau pake atau enggak, yang namanya Olivia tetep cantik."puji Badley.

"Bisa aja... hehe.."

3 kerabat Badley dan 4 kerabat Olivia karna merasa di nyamukkin, akhirnya mereka berprotes pada mereka berdua.

"Ehekm...! Kita jadi nyamuk nih!"ucap yang lainnya bersamaan.

"Maaf maaf..... yaudah deh Liv, semoga acaranya lancar yah"gumam Badley.

"Iya kak Amin.... yaudah aku juga pergi dulu ke kelas, baiii...."

Badley hanya membalasnya dengan lambai-an tangan ke Olivia. Setelah itu pergi ke kelas bersama kerabatnya, dan Badley makan bersama kerabatnya di kantin.

(--)

Pelajaran setelah istirahat adalah pelajaran bu Xella. Lebih tepatnya guru bahasa sunda. Pelajaran yang banyak di nilai orang pelajaran yang bikin ngantuk, membosankan, puyeng gurunya ngomong apa.

Ditengah pelajaran, Olivia izin menemui bu Xella untuk ke toilet. "Oke silahkan. Oh iya Olivia, kamu ke toilet sendiri bisa?"tanya bu Xella.

"Bisa kok bu..."jawab Olivia singkat, padat, jelas.

Bu Xella hanya menganggutkan kepalanya dan tersenyum. Olivia terus memutarkan roda kursi rodanya menuju toilet wanita.

Keluar dari pintu toilet. Olivia sudah di sambut oleh mantan Badley. Yaitu Sharpay. Cewe sok iye, cewe laknat, play girl dan masih banyak yang lainnya. Ia menatap Olivia dengan tatapan tajam. Membuat nyali Olivia seketika takut. Tapi Olivia yakin, Olivia bukan cewe pengecut.

"Hahaha.... ohh jadi ini pacarnya Badley toh.... cewe yang berpenyakitan ini?! Cewe yang setiap harinya duduk di kursi roda terus selalu di bantuin oleh teman-temannya...hahahaha...."bully Sharpay pada Olivia zfdengan tawa cerianya, dan kedua tangan yang berada di pinggang.

"Kakak jangan asal bully gitu dong. Lagi juga, aku enggak suka kok sama kak Badley. Kan aku udah pernah bilang, ambil saja kak Badley kalo itu maunya kakak."lanjut Olivia tanpa kenal takut. "Udah lah kak, aku mau balik ke kelas, takut ketinggalan materi.... permisi..."

"Ettt.... siapa yang nyuruh lu balik ke kelas? Heh! Gua tuh belum puas ngejudge lu! Nih, biar puas tuh! Oh iya satu lagi, gua cuma mau bilang kalo lo itu CEWE BERPENYAKITAN!"Sharpay menyiramkan air ke Olivia. Membuat badan Olivia menggigil. Ia meninggalkan Olivia begitu saja setelah berhasil menyiramkan air ke tubuh Olivia.

Olivia benar-benar kedinginan, badannya bergetar, bibirnya pun bergetar dan pucat. Tak terdengar sekecil pun jejak orang yang lewat toilet. Olivia masih terus berdiam di tempat. Sebab, tangannya yang benar-benar tidak kuat untuk memutarkan rodanya.

Tak lama, terdengar suara langkah-an seseorang dari luar toilet. Olivia segera meminta tolong pada orang itu.

"Olivia!"ucapnya terkejut. "Lo kenapa?! Lagian, kenapa lu ke toilet tanpa pengawasan Killa? Jadi gini kan.... ya udah, nih lu tutup-in badan lu yang dingin ini sama seragam gue. Tenang, gua doble baju kok."cemas Ken yang langsung membuka seragamnya dan memberikannya pada Olivia.

"E-enggak usah Ken, entar lo ma-malah kedinginan lagi. Gu-gue kuat kok. Anterin gu-gue ke UKS a-aja..."gugup Olivia karna bibir yang benar-benar bergetar akibat dinginnya air.

"Udah, lu jangan ngeyel deh." Ken tetap menyuruh Olivia untuk menutupi badannya dengan seragamnya.

Olivia terus memeluk seragam pemberian Ken tadi. Membuat badannya sedikit hangat.
Sesampainya di UKS. Ken menggendong Olivia untuk berbaring di atas ranjang. Mengambil handuk yang memang ada di UKS. Mengusap wajah Olivia yang masih basah. Ia menutupi badan Olivia dengan selimut. "Hemm Liv, lo tunggu sebentar yah, gua mau beliin lo air hangat dulu biar enak."ucap Ken lalu lari tergesah gesah menuju kantin meninggalkan Olivia sendiri di dalam UKS.

Cewe berpenyakitan... cewe berpenyakitan... cewe berpenyakitan... kata-kata itu masih terus berkeliaran di penak Olivia. Membuat kepala Olivia benar-benar stres dan pusing. Tak lama, Ken pun datang membawa segelas teh hangat. "Liv nih minum dulu, pasti lu bakal enakkan kok minum ini."perintah Ken.

"Makasih Ken."sambil meminumnya perlahan.

"Iya sama-sama."

Keadaan hening. Ken bertanya mengapa tadi Olivia bisa di siram. Olivia menceritakannya dari awal hingga akhir. Ken yang mendengarkannya dengan sangat bijak, hingga dia melototkan matanya ketika tahu bahwa Sharpay lah yang sudah menyiram Olivia. "Enak aja dia bully-bully lo. Pokoknya ini harus kita laporin ke Badley bahkan BK."ujar Ken dengan kesalnya.

"Enggak usah Ken. Urusannya malah melebar. Gua takut ujung-ujungnya jadi ngerepotin orang tua juga. Gua mohon Ken jangan kasih tahu siapa-siapa kecuali lo..."pinta Olivia dengan raut wajah memelas meminta mohon.

"Oke, gua bakal privasi-in soal ini. Tapi enggak mungkin kan kalo selamanya lo privasi-in ini?"

"Enggak mungkin? Jelas-jelas mungkin lah Ken..."

Ken hanya bisa pasrah menuruti perkataan Olivia. Keadaan kembali hening. Mata Olivia semakin lama semakin berat untuk terbuka, matanya benar-benar lelah untuk melek. Olivia menutup matanya lalu tidur. Ken masih berada di samping Olivia sambil memainkan ponselnya. Dia yang melihat Olivia sudah tertidur, mengecup telapak tangan Olivia sekejab, lalu menggenggam tangan Olivia yang masih terasa dingin agar hangat. Pada akhirnya, Ken pun ikut tertidur di atas genggaman tangan Olivia dan dirinya.

Bel pulang sekolah berbunyi. Ken dan Olivia benar-benar tidak mendengar jika ada suara bel. Sampai-sampai ada seseorang yang masuk ke UKS tanpa mengetuk.

Ken yang menyadari ada orang masuk, langsung terbangun dan melepas genggaman tangan Olivia dengannya. Saat dilihat, tak seorang pun berada di dalam UKS kecuali kita berdua. Ken mengucek-ngucek matanya, lalu mengedipkannya berulang kali. Ia mengecek kondisi Olivia dengan menyentuh kening.

Kening Olivia terasa panas, wajah tambah pucat, bibir pecah-pecah. Ken khawatir dengan keadaan Olivia sekarang ini. Yang seketika langsung panas tinggi. Ken keluar dari UKS, menemui kerabatnya di kelas.

Tanpa basa-basi apapun, Ken langsung menyuruh mereka ke UKS. "Guys! Ayo tolong gue bawa Olivia ke bundanya."perintah Ken. "Soal cerita, nanti bakal gua ceritain panjang lebar. Killa, lo tolong bawain kursi roda, sama tasnya."

Mereka bergegas sesuai perintah Ken tadi. Menggotong Olivia menuju tante Melysa yang sudah terlihat sedang menunggu di depan gerbang. Melysa yang melihat bahwa Olivia di gotong, ia langsung keluar dari mobil, membuka pintu belakang dan membantu mereka memasukkan Olivia ke dalam mobil.

Banyak orang yang melihat kejadian itu. Mereka semua pasti bertanya-tanya apa yang sudah terjadi?

(--)

Haii.... jangan lupa di vote setiap chapternya yah! 😊 Kalian boleh komen kok, apa yang kurang menurut kalian... 👌🏻💕 THX ;)

You Here for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang