Chapter 41

4.5K 228 3
                                    

Olivia tersenyum lebar. Ia percaya dengan perkataan Melysa. "Olivia juga boleh sekolah kan?"

"Hemm boleh kok, cuman enggak boleh kecapean yah."

Rasanya tak sabar ingin segera masuk sekolah. Olivia benar-benar rindu dengan sekolahnya.

(--)

Olivia dan kerabatnya sedang makan bareng di kantin. Tak hanya mereka, namun disana terdapat Badley dan kerabatnya.

"Liv, pulang sekolah lu langsung kemo?"tanya Killa.

"Enggak lah... sore kayanya."

"Kalo gua udah di izinin naik motor atau mobil lagi, gua bakal anterin Olivia sekaligus nemenin dia kemo."ucap Badley sambil menyedot es teh manisnya.

"Gua? Bukannya aku ya kalo ngomong sama Olivia??"ledek Noufal.

"Iya-iya..."

Saat mereka sedang asyik makan, tiba-tiba datang seorang cewe tinggi, hits di sekolah ini, dan pastinya outfit banget walau memakai seragam sekolah.

"Beb? Kamu enggak papa kan? Aduhh perban kamu kayanya harus di ganti dehh... sini-sini aku ganti, aku bawa kotak P3K lohh.."ucap cewe hits itu.

"Eh, elo itu sekarang cuma jadi mantannya Badley! Enggak usah ganggu-ganggu dia lagi! Pacar dia Olivia, bukan lu lagi!"kesal Noufal.

"Lah? Siapa elo? Serah gua lah, mau mantan kek mau budaknya kek, hidup-hidup gua bukan hidup lo!"

"Fal, udah Fal biarin aja."ujar Badley seraya menenangkan Noufal. Ia tak mau ada keributan di kantin.

"Dan elo pacar Badley! Elo itu ade kelas, enggak cocok pacaran sama kakak kelas! Cewe berpenyakitan!"tunjuk Sharpay pada Olivia dengan mata yang melotot.

"Sekarang, elo cewe berpenyakitan ikut gua!"Sharpay langsung menarik tangan Olivia kasar.

Mereka yang melihat Olivia di tarik kasar oleh Sharpay, Badley langsung menghempas tangan Sharpay kasar.

"Kalo lo masih mau ribut sama gua, silahkan! Enggak usah bawa-bawa Olivia!"bentak Badley.

Ia langsung menarik Olivia dan menyuruhnya kembali ke meja.

"Beruntung banget yah tuh cewe milik lo. Bisa di belain."senyum Sharpay seperti orang meledek.

"Sekarang gua minta, lo pergi!"

"Lu nyuruh gua pergi? Tapi ada syaratnya, lo harus jadi pacar gua lagi!"

"Enggak akan pernah!"

Badley langsung meninggalkan Sharpay dan mereka semua yang sedang melanjutkan makannya. Akhirnya mereka memutuskan untuk cabut juga.

Olivia jalan melewat Sharpay yang masih berdiri di tengah kantin, dan menyenggol pundak Olivia dengan mata yang menatapnya tajam.

(--)

"Dok, apa dengan kemo kanker saya bisa sembuh?"tanya Olivia.

"Kemo itu cuma untuk memperingan kanker kamu, hanya sementara."jawab dokter.

"Kalo cuma sementara, kenapa saya enggak langsung ke pengobatan yang bisa langsung sembuh?"

"Pengobatan itu harus melalui tahap, tidak bisa langsung sembuh."

Selesai kemo, Olivia langsung memasuki mobil Melysa. Tiba-tiba ia mendapatkan pesan dari Badley.

Badley: Liv, besok aku hrs ke Bali

Olivia terdiam membaca pesan dari Badley.

Olivia: Ke Bali? Ngapain? Kok mendadak?
Badley: kantor ayah aku pindah, dan kayanya rumah sama sekolah ku hrs pindah juga
Olivia: pindah? Apa kamu enggak blh nge kost aja di Jakarta?
Badley: Udh gk bs alesan lg Liv
Olivia: Trs gmn sm hubungan kita? LDR?
Badley: Yaa begitu lahh... tp kl km gk kuat jg gk pp

Olivia hanya membaca pesan terakhir dari Badley. Ia sama sekali enggak bisa LDR-an sama Badley.

Apa iya aku harus memutuskan hubungan aku sama Badley? Percuma kan pacaran tapi LDR? Lagi pula aku punya penyakit, enggak mungkin akan terus bertahan lama di dunia.

(--)

2 minggu kemudain...

Olivia terbaring kembali di ranjang rumah sakit. Semuanya berubah, Olivia sudah masuk stadium 4, Badley sudah tidak ada di Jakarta dan sudah tak ada hubungan apa-apa dengannya.

Hanya Ken lah yang selalu menjaga Olivia selama di rumah sakit. Olivia tidak mau memberitahu jika dia sudah stadium 4 pada Badley.

"Ken."panggil Olivia lemah.

"Iya?"

"Enggak lama lagi gua bakal ninggalin kalian semua. Setiap malam badan gua sakit, tulang sumsum gua sakit."

"Jangan bilang gitu Liv, lo harus kuat."

Tak lama Melysa dan Wilson datang. "Olivia, nanti kamu bakal melakukan pengobatan Transplantasi sel induk. Untuk mencari tulang sumsum yang lebih baik."jelas Wilson.

"Apa itu sama aja seperti mendonor tulang sumsum?"

"Iya. Dokter bakal berusaha mencari tulang sumsum yang cocok buat kamu."

"Saya boleh mendonor om?"tanya Ken.

"Boleh. Hanya saja kamu harus mendapat kan izin orang tua, karna mendonor tulang sumsum itu, mengakibatkan fatal."

"Baik om kalo gitu, saya akan izin sama orang tua saya demi Olivia om."

Ken pamit dengan mereka semua, ia langsung bergegas pulang untuk mendapatkan izin orang tuanya.

(--)

Kira-kira Ken dapat izin enggak yah??

Jangan lupa bintangnya yah! ⭐️😊

IG: @sallmaas.08 😉

You Here for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang