Chapter 19

7.4K 308 5
                                    

Sunyi, hanya ada suara mesin, yang tepatnya di rumah sakit. Tempat dimana keberadaan Olivia sekarang. Suhu badannya naik drastis. Benar-benar panas hingga tak sadarkan diri sudah 3 jam ini.

Melysa dan Wilson tetap menunggunya hingga sadar. Mereka takut terjadi sesuatu dengan anaknya, satu-satunya harta berharga bagi mereka. Mereka tidak mau kehilangan Olivia.

1 hari lagi adalah hari pesta ulang tahun Olivia. Entah, saat acaranya tiba, ia sudah sembuh atau belum. Semuanya berdo'a agar rencana semuanya berhasil.

Melysa menggenggam tangan kanan Olivia. Sedangkan Wilson menggenggam tangan Olivia sebelah kiri. Mereka saling mencium telapak tangan Olivia bersamaan. Tak lama, tangan Olivia perlahan bergerak, mambuat Melysa dan Wilson terkejut melihatnya. Mereka berharab bahwa Olivia bisa sadar kali ini juga.

Mata Olivia pun perlahan mulai membuka. Betapa bahagianya Wilson dan Melysa melihatnya. Mereka tersenyum lebar, dan menutup mulutnya dengan tangan–terharu. Merasakan bahagia yang sangat dalam. Wilson segera memanggil dokter, dan Melysa menggenggam erat tangan Olivia lagi.

Dokter Fanya datang, ia mengecek kondisi Olivia. Syukur, panas Olivia sudah sedikit turun. Hanya saja, dia masih butuh waktu istirahat yang sangat panjang.

Saat dokter Fanya keluar. Didepan pintu inap Olivia sudah terdapat Ken yang menunggu Olivia selesai di periksa dari luar. Dokter Fanya mengenalinya, karna sejak kemarin, Ken lah yang menemani Olivia selama di rumah sakit. Dokter Fanya menyuruh Ken untuk masuk. "Eh ada Ken. Silahkan masuk, Olivia udah sadar loh."gumam Fanya memberitahu. Setelah itu pergi meninggalkan Ken.

Ken mengetuk pintunya. Dibalas dengan jawaban silahkan masuk dari Wilson dan Melysa. Ia segera masuk, memberi salam kepada Wilson dan Melysa lalu mencium tangan mereka. Setelah itu, Badley bertanya tentang kondisi Olivia sekarang. "Bagaimana keadaan Olivia sekarang?"

"Alhamdulillah... sudah baikkan... Oh iya, om sama tante titip Olivia sebentar yah, kita mau beliin makan buat Olivia dulu."ucap Wilson.

"Ohh baik om tante. Ken bakal jagain Olivia dengan baik."

Mereka berdua pergi meninggalkan Olivia bersama Ken. Ken duduk di tepi ranjang Olivia. Ken tersenyum padanya, Olivia pun membalas senyumannya. Oksigen masih terpasang di mulut Olivia. Dokter Fanya belum menugaskan untuk melepaskannya. "Hemm haii... gimana? Udah baikkan? Oh iya, mau gua kupasin jeruk enggak? Pasti laper kan???"ucap Ken.

Olivia menjawabnya dengan suara yang benar-benar kecil. Hanya menggema di dalam infusannya. "Entar aja, tunggu dokter Fanya ngizinin buat ngelepas infusannya."

"Ohh oke."

Panjang umur pendek nafas. Dokter Fanya datang, lalu melepaskan infusan dari mulut Olivia. "Sekarang boleh di lepas. Kamu boleh makan dan minum. Pasti perut kamu benar-benar kosong selama 3 jam ini"tukas Fanya.

"Baik dok. Makasih..."

Dokter Fanya keluar. Ken segera mengambil air putih yang sudah di sediakan di meja kecil samping ranjang. "Nih minum dulu."ucap Ken.

Sebelum minum, kepala ranjang tak lupa Ken angkat sedikit. Lalu menyuapi air putihnya ke mulut Olivia. "Makasih Ken..."

"Iya sama-sama. Gua kupasin jeruknya yah."

Olivia hanya mengangguk. Pertanda iya setuju degan perkataan Ken tadi. Sambil mengupas, Olivia bertanya. "Ken. Killa, Faras, sama Zidan mana?"

"Mereka katanya bakal jenguk lo setelah ashar."jawab Ken.

"Setelah ashar? Lama banget. Oh iya, Badley enggak tahu kan soal ini?"

"Enggak kok. Tapi, dari kemarin dia nanyain ke kita terus, kenapa lo enggak masuk masuk."

You Here for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang