Chapter 39

4.2K 210 1
                                    

Tutt...tut...tut..

Tiba-tiba telefon terputus, entah kenapa telfonnya terputus. Ken yang mendengar itu matanya langsung membulat dan kaget.

Olivia yang melihat wajah Ken berbeda setelah telfonan, ia langsung menanyakan pada Ken apa yang sudah terjadi.

"Ada apa Ken? Itu siapa yang tadi nelfon?"

Ken ragu dan kaku untuk menceritakan semuanya. Ia yakin, pasti Olivia benar-benar cemas dan kaget.

Ken menghembuskan nafasnya pasrah, lalu langsung berkata.

"Badley kecelakaan, enggak tahu karna apa." Ken langsung menundukkan kepalanya, ia sudah tahu gimana eskpresinya saat Olivia mendengar ini.

Yang pastinya, wajah Olivia berubah jadi kaget. "Ke-kecelakaan?"tanyanya memastikan.

"Iya kecelakaan."

Olivia menutup mulutnya tak percaya. Ia langsung mencopot paksa selang infusnya dan beranjak turun dari ranjang. Namun Ken langsung menghalanginya.

"Liv. Denger gua. Gua tahu gimana perasaan lu sekarang, gua tahu lu pasti ingin cepat-cepat melihat keadaannya sekarang. Tapi tidak saat ini Liv, tidak malam ini juga. Ini udah gelap, keadaan lu juga lagi-."namun pembicaraan Ken terpotong oleh ucapan Olivia.

"Iya gua tahu gua tahu semua itu. Tapi dia masih pacar gua Ken, dia pacar gua. Gua berhak dong jenguk dia! Dia kritis, dia diruang UGD!"sontak Olivia langsung meneteskan air matanya.

"Kritis? Sama lo juga kritis Liv! Kalian sama-sama kritis, kalian sama-sama lagi di rumah sakit, kalian sama-sama lagi terbaring lemah di ranjang. Pliss Liv, gua enggak mau lu kenapa-napa. Gua janji, besok pagi gua bakal nganterin lu jenguk Badley."

Ken langsung memberi kelingkingnya pada Olivia, seraya menyuruhnya untuk menerima janjinya. Perlahan kelingking Olivia berjalan menyentuh kelingking Ken, ia menyetujui janjinya.

"Promise?"

"Ya, gua janji."

Mereka saling tersenyum, dan Ken kembali memasang selang infusnya pada Olivia.

(--)

"Dok, gimana keadaan anak saya dok?!"tanya Malia histeris.

"Anak ibu terluka parah, ia ada di kamar nomer 08."jawab dokter.

Malia langsung menghampiri kamar nomer 08, tempat putranya beristirahat sehabis kecelakaan tragis semalam. Untung saja Tuhan masih melindunginya, Badley tidak terlindas oleh truk besar itu.

Perlahan Malia membukanya, keadaan Badley masih tidak tersadarkan diri. Malia langsung memeluknya dan mengelus pipinya lembut. Berharab kali ini juga ia sadar.

"Permisi sus, pasien yang bernama Badley Orlando Putra, terdapat di kamar nomer berapa yah?"tanya Ken.

Pagi ini juga pukul 07:00, Ken dan Olivia sudah pergi ke rumah sakit Jaya tempat Badley di rawat.

"Ada di kamar nomer 08."jawab suster.

Ken dan Olivia segera menghampiri kamar nomor 08. Olivia tidak berjalan, namun menggunakan kursi roda bersama selang infusnya. Sebelumnya Olivia sudah meminta izin pada Wilson dan Melysa dan tak lupa pada dokter. Akhirnya ia pun di izinkan, namun hanya di batasi waktu hingga pukul 08:30.

Mereka pun menemukan kamar nomor 08, Ken mengetuk pintunya. Malia yang mengetahui suara ketukkan, dia langsung membukanya. "Tante."ucap Olivia.

"Olivia? Ayo masuk."

Olivia menyuruh Ken untuk mendekatinya dengan Badley. Lukanya sangat banyak, dan pastinya parah.

Perlahan Olivia menggenggam tangan Badley, ia berdo'a agar Badley segera sadar.

"Semalam Badley enggak sengaja papasan dengan truk besar, yang membuatnya nyaris terlindas. Untung saja ia masih menahan dirinya di sudut jalan agar tidak tepeleset ke dalam truk."jelas Malia tiba-tiba.

"Truk tante? Kenapa bisa? Dan kemana ia ingin pergi pada malam itu juga?"Olivia betanga beturut-turut, ia benar-benar ingin tahu lebih detail.

"Tante enggak tahu dia ingin pergi kemana. Mungkin saat itu ia ingin pamit, namun tante sudah tertidur lelap. Dan om Jonan lembur kerja."

Air mata mulai keluar dari mata Olivia. Ia terus menggenggam tangan Badley, dan mengecup tangannya.

Terlihat di ambang pintu Noufal sedang menyaksikan. Dan Ken tersadar akan hal itu, ia langsung meyuruh Noufal untuk masuk dengan isyarat.

Noufal membuka pintunya, menghampiri mereka semua.

"Yaudah, tante tinggal dulu yah." Malia beranjak keluar, meninggalkan mereka semua.

"Gua tahu kemana Badley ingin pergi. Ini salah gua, salah gua karna gua udah kasih tahu dia pada malam hari."ucap Noufal sambil menundukkan kepalanya dan memainkan kukunya.

"Kemana ia pergi?! Cepat katakan Fal!"

"Gua ngasih tahu Badley kalo lu sakit, dan di rawat kembali."

(--)

Gimana ya reaksi Olivia saat mengetahui itu? Wkwk 😂

Tunggu chapter selanjutnya yah!
Bener deh guys, ini chapter terpendek selama aku nulis :(

Jangan lupa bintangnya! ⭐️

You Here for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang