Chapter 16

7.1K 234 0
                                    

Olivia POV

Gua sudah menemukan seseorang yang mau ngebantuin gue dan ngejagain gue selama di sekolah. Yap, yaitu 4 kerabat gue. Mereka lah yang selalu ada disaat gua kesusahan.

"Morning Yah, morning Bun!"ucap gue.

"Morning too sayang... ayo makan dulu roti bakarnya."perintah Melysa.

Untuk sarapan, hanya memerlukan waktu 10-15 menit saja. Setelah itu bergegas memakai sepatu, dan berangkat.

Sesampainya di sekolah, gua di antarkan oleh Wilson menuju kekelas. Dan kebetulan, di tempat parkir, gue bertemu dengan Ken, akhirnya gue diantarkan oleh Ken. Banyak orang yang berlalu lalang melihat ke arah gue. Entahlah apa yang ada di dalam fikiran mereka. Yang intinya, gue cuma bisa Be YourSelf ;)

Di kelas baru ada Faras. Zidan dan Killa belum datang. Biasanya, mereka itu udah jadi satpam pagi-pagi di kelas.

"Kok tumben mereka berdua belum datang?"tanya gue.

"Mungkin, mereka semalam habis begadang nungguin kelabang keluar dari tanah."ucap Faras menjawab pertanyaan gue.

"Ngaco lu!"

(--)

"Hemm Ras, Dan, Ken, gua sama Olivia boleh nitip enggak?"tanya Killa.

"Boleh. Apaan?"tanya balik Zidan.

"Olivia nitip dimsum 2 pake saos, terus---"pembicaraan Olivia pun langsung terputus oleh pembicaraan Ken.

"Ett... tunggu-tunggu... Olivia, lu mau makan saos? Enggak-enggak, enggak gua iznin TITIK! Kalo lo sakitnya tambah parah gimana?"ucap Ken yang langsung panik mendengar perkataan Killa tadi.

"Ihh tapi kan dokter enggak ngelarang gue makan saos, lagi pula dikit doang kok."ucap gue dengan sedikit kesal, dan sepertinya kejudesan gue pun sedikit keluar.

"Yasudah lah. Tapi kalo lo sakit, bukan salah gue."

"Lahh... siapa juga yang mau nyalahin lu badut... YHAA!!"ledek Faras dan diakhiri bersamaan.

Keributan selesai, Killa melanjutkan pembicaraan tadi yang terpotong pada Zidan.

Mereka pergi kekantin, membeli makanan dan minuman yang mereka inginkan, tak lupa, membeli pesanan gue dan Killa.

Dimsum. Makanan terfavorit gua di sekolah sepanjang masa. Enggak sepanjang masa sih, baru juga 2 bulan masuk sekolah, wakakak.

Saat sedang asyik-asyiknya makan. Tiba-tiba ada seorang kakak kelas laki-laki yang mereka berlima kenal. Yang pastinya dia adalah Badley.

"Permisi.. apa saya boleh masuk?"tanyanya, dengan begitu lembut.

"Iya boleh."jawab salah satu murid di dalam kelas yang kelihatannya anak cabe gitu. "Ett... tapi ada syaratnya, lu hatus fotbar sama gue. Lu kan ganteng, lucu, dan selalu mengalihkan dunia ku..."ucapnya lagi di depan Badley dengan pose gaya sok paling perfect, dan sempat mengelus pipi Badley.

Badley yang melihatnya super jijik iueyy...  tak hanya dia, mereka berlimapun jijik. Akhirnya, Badley fotbar dengan anak itu. Dan bikin keselnya, ada lagi persyaratannya.

"Eh, enak aja lo langsung masuk-masuk aja! Cubit pipi gua dulu lah...."ujarnya sambil mengepal tangan Badley.

Badley langsung melepaskan paksa tangannya, dan mencubit pipinya seperti cubitan emak kalo anaknya mnakal. Ia sempat mengeluh kesakitan. Tapi biarkanlah, itu buat karmanya.

"Gimana rasanya digodain sama si cewe cabe?"tanya Zidan dengan sedikit tertawa.

"Gila tug cewe! Masuk aja harus pake syarat. Najis dah!"jawab Badley kesal sambil duduk di kursi yang kosong.

"Oh iya ngomong-ngomong, lo kesini mau ngapain?"tanya Killa.

"Gua cuma mau ngasih tahu ke Olivia. Kalo nanti tes osisnya, di kelas 96. Karna kalo di ruang osisnya, nanti bakal di pake buat rapat."ucap Badley sambil menatap gue.

"Ohh gitu... makasih kak."ujar gue, lalu tersenyum.

"Yaudah, gua balik yah. Good luck Liv!"

Badley keluar dari kelas. Menuju kelasnya yang tertera di depan lapangan.

(--)

"Thanks yah guys, udah mau nolongin gua selama di sekolah. Yaudah, gua masuk dulu yah, do'a-in semoga lulus dan kepilih jadi osis!"ucap gue. "Oh iya satu lagi. Kalian pulang duluan aja, nanti gua bisa kok jalan sendiri pake kursi roda."

"Hemm yakin?? Boleh kok kalo lu nyuruh gua buat nunggu-in lu sampai selesai."ucap Killa.

"Enggak usah. Yaudah, baiii... lagi pula udah ada Ken kan?"

Gua pun masuk bersama Ken meninggalkan mereka. Dan tidak ada lagi sekata apapun yang gua ucapin ke mereka, karna sudah di panggil oleh panitianya untuk segera masuk.

Gua dan Ken duduk di kursi tengah nomer 3.  Kertas dibagikan, seluruhnya mulai mengerjakan.

10 menit...20 menit....30 menit.... tiba-tiba kepala gue pusing. Rasanya ingin tiduran. Gua berkata pada Ken dengan nada suara kecil. Ken menyuruh gua untuk meminum obat yang gue bawa. Itu bukan obat untuk menyembuhkan, tapi hanya obat penenang jika seketika gua kambuh.

Rasa pusing itu pun semakin lama hilang. Syukur, gua enggak mimisan.  Tapi, akibat pusing, gua jadi kurang fokus. Otak gua jadi tidak bisa berputar.

Waktu untuk mengerjakan soal sudah habis. Seluruhnya mengumpulkan kertas soal pada panitia. "Baiklah, kami para panitia sangat salut dengan perjuangan kalian untuk menjadi osis. Terima kasih semuanya, karna kalian mau mancoba mendaftarkan diri sebagai osis. Sekarang yang kalian lakukan adalah berdo'a. Semoga kalian bisa terpilih sebagai osis."ucap salah satu panitia tersebut.

"Aminn...!!!"jawab seluruh peserta bersamaan.

Ken membantu gua menuju bunda yang sudah terlihat di depan gerbang. Dan membantu gua masuk kedalam mobil. "Makasih yah nak Ken. Yaudah, tante sama Olivia pulang dulu yah."ucap Melysa ramah.

"Iya tante. Hati-hati..."

(--)

You Here for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang