XLV. Ungu

523 47 3
                                    

"Jen ..." Seungyoon berusaha memanggil nama Jennie, di tengah-tengah usaha Jennie mengulum bibir Seungyoon.

Namun, Jennie seakan sengaja membuat Seungyoon kesusahan. Jennie tidak mau melepaskan bibir Seungyoon dari bibirnya. Ketika Seungyoon berusaha menarik bibirnya, Jennie langsung menangkap wajah Seungyoon dengan kedua tangannya agar kembali dapat dijangkau oleh bibirnya.

Mata Seungyoon kini terbelalak. Ia kaget ketika merasakan bahwa ciuman Jennie semakin intim. Gadis itu kini berusaha memperdalam ciumannya dan memaksa masuk lebih jauh dengan lidahnya.

Seungyoon tau ini sudah berlebihan. Meskipun instinct-nya sebagai laki-laki ingin merespon ciuman Jennie yang semakin memanas ini, ia tidak ingin berlaku seperti laki-laki jahat bagi Chaeyoung.

"Haaa..." Seungyoon melenguh.

"Jen, hmm... berhenti. Kumohon."

Kini Seungyoon benar-benar menarik paksa bibirnya. Kemudian, ia memeluk Jennie. Hal itu dilakukannya untuk menenangkan Jennie agar mau mendengarkan penjelasannya.

Setelah Jennie dirasa sudah cukup tenang, Seungyoon melepaskan pelukannya perlahan. Kemudian, mulai menarik napas perlahan sebelum mulai bicara.

"Kau pasti masih ingat aku pernah mengirimkanmu surat... enam tahun lalu," ujar Seungyoon.

———

*Flashback: YG Training Center, 2012*

"Hyung, hyung! Aku sudah mengiriminya surat!" kata Seungyoon dengan penuh semangat pada Seunghoon.

"Ya! Kang Seungyoon! Nggak ada yang lebih canggih lagi apa cara ajak kenalannya? Malu-maluin Hyung aja...." komentar Seunghoon dengan nada mengejek.

"Emang Hyung pikir ada cara yang lebih gampang?" Seungyoon tidak terima dengan komentar Seunghoon.

"Tinggal stalking Facebook-nya aja susah banget emang?" Seunghoon merasa idenya lebih baik.

"Hyung kira aku nggak kepikiran? Aku juga kepikiran stalking Facebook-nya, tapi..."

"APA??? Jangan bilang ngaku-ngaku suka tapi namanya aja belom tau?"

"Udah, kok!" Protes Seungyoon.

"Yha, teruuuus?"

"Terus ya cuma tau nama panggilannya aja, ngga tau nama marganya dia..." aku Seungyoon.

"Yee, dasar pinternya main gitar doang ya! Tinggal cari tau di website YG trainees aja padahal."

"Emang ada, Hyung?"

"Ya! Yang bener aja, masa udah lama jadi trainee YG ga tau ada website itu?!"

Seungyoon hanya menggelengkan kepalanya.

"Terus, suratnya dikasih langsung ke orangnya?" Tanya Seunghoon.

Seungyoon kembali menggelengkan kepalanya.

"Wah, nih anak bener-bener nggak pro! Kalo gitu dikasih siapa?" Kali ini Seunghoon bertanya dengan nada jengkel.

"YG Cafetaria Ahjumma," jawab Seungyoon lesu.

"Kok??? Nggak sekalian kasih ke YG Sajangnim?" Seunghoon benar-benar tidak paham dengan jalan pikiran teman satu grup trainingnya itu.

"Ya, kan dia pasti bakal makan siang. Jadi, kutitip aja sama Ahjumma di Cafetaria."

"Emang Ahjummanya tau?"

"Udah kukasih tau ciri-cirinya, rambutnya di-highlight ungu," kata Seungyoon menjelaskan.

"Hmm... semoga Ahjummanya nggak lupa ya!"

"Ah, Hyung!!!"

Keesekon harinya, Seungyoon kembali mendatangi YG Cafetaria untuk mendapatkan kabar yang dinanti-nantikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesekon harinya, Seungyoon kembali mendatangi YG Cafetaria untuk mendapatkan kabar yang dinanti-nantikannya.

"Pagi, Ahjumma!" sapa Seungyoon.

"Ah, Seungyoonie! Kamu yang kemarin titip surat kan?" Ahjumma memastikan ingatannya.

"Hehe... Iya, jangan keras-keras bicaranya Ahjumma," Seungyoon mengajaknya untuk mengecilkan suara.

"Ok, ok," balas Ahjumma sambil mengacungkan jempolnya.

"Apa suratnya sudah disampaikan?" Tanya Seungyoon sambil berbisik-bisik.

"Orangnya ngga ke sini kemarin," kata Ahjumma.

"Yang benar? Ahjumma ingat ciri-ciri yang kusampaikan kan? Rambutnya di-highlight ungu...." Seungyoon mencoba mengingatkan.

"Iya... ungu... Eh, seperti ituuu?" Ahjumma tiba-tiba menunjuk seorang gadis yang sedang berjalan melewati lorong di dekat Cafetaria.

"Ah, iya! Dia!"

"Kejar sana! Ini bawa suratmu!" Ahjumma buru-buru mengeluarkan amplop berisi surat milik Seungyoon yang ia simpan di laci.

Tanpa pikir panjang, Seungyoon langsung buru-buru mengambil surat itu dan berlari ke arah gadis itu.

Gadis itu mendengar ada suara langkah orang berlari menuju ke arahnya, sehingga ia refleks menengok ke belakang. Lalu, didapatinya Seungyoon berlari ke arahnya. Gadis itu diam di tempat, memastikan apakah ia benar menjadi yang dituju dan ternyata benar. Seungyoon berhenti berlari di depannya. Kemudian, memberikannya sebuah amplop berwarna ungu.

———

Halo! Jangan bosen-bosen baca cerita ini ya. Maaf jadi panjang gini babnya 😂

Maknae's Love Story ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang