XXIX. Utang

522 58 2
                                    

Seungyoon membiarkan Jennie menangis sampai lega. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya mengapa ia sering kali dihadapkan pada situasi semacam ini: melihat perempuan menangis. Padahal ia tidak pernah berbuat macam-macam.

"Ini, minum dulu..." kata Seungyoon sambil menyodorkan botol air mineral yang telah dibuka tutupnya pada Jennie.

Jennie menegakkan posisi duduknya. Setelah itu, ia mulai meneguk air dari botol yang diberikan Seungyoon.

Glek. Glek.

"Aku ngantuk," ujar Jennie.

"Ya, makanya aku ingin mengantarmu pulang ke dorm," jelas Seungyoon.

"I don't wanna go home tho..."

Seungyoon memperhatikan Jennie. Ia memutuskan untuk tidak bertanya macam-macam, meskipun ia sangat penasaran.

"Just let me sleep here," Jennie menutup matanya, berusaha menyudahi pembicaraan mereka.

"Hey... yang benar saja. Kim Jennie, ayo bangun!"

Kesal mendengar suara Seungyoon yang meninggi, Jennie kembali membuka matanya.

"Whyyy???" tanya Jennie pada Seungyoon.

"Tentu saja tidak mungkin kita berdua di dalam mobil sampai pagi..."

"Kenapa? Karena aku bukan Park Chaeyoung???"

"Maksudmu?"

"Kang Seungyoon, you fool..."

Seungyoon masih kesulitan menerka-nerka apa maksud perkataan Jennie. Apalagi gadis itu sedang mabuk. Jadi, bisa saja apa yang diungkapkan Jennie adalah omong kosong.

Sementara itu, Jennie kembali menutup matanya. Sepertinya, kali ini ia benar-benar tidur.

Seungyoon pun menyerah. Ia menuruti kemauan Jennie untuk tidur di mobilnya. Ia pun melepas jaket yang dikenakannya untuk diberikan pada Jennie agar tidak kedinginan.

———

Pagi hari, Seungyoon mulai merasakan sinar matahari menyoroti wajahnya. Ia pun membuka matanya perlahan.

Kaca mobil, stir, dan dashboard. Ia baru ingat bahwa ia terpaksa tidur di dalam mobil tadi malam. Kemudian, ia teringat dengan gadis di sebelahnya.

"Ah, Jennie?"

Tidak ada. Jennie itu tidak ada di tempat duduk sebelahnya. Gadis itu telah pergi.

"Ke mana dia? Bisa-bisanya pergi tanpa pamit," katanya dengan nada kesal.

*DIIING*

Masuk sebuah pesan...

"Terima kasih banyak, Kang Seungyoon. Maaf sudah membuatmu repot." -Kim Jennie-

"Oke, tapi kau berutang penjelasan padaku." -Kang Seungyoon-

"I'll tell you later, when the time is right." -Kim Jennie-

Seungyoon garuk-garuk kepala membaca pesan itu. Apakah begitu sulit bagi Jennie untuk menjelaskan kejadian tadi malam? Kenapa harus menunggu waktu yang tepat?

Maknae's Love Story ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang