XLIV. Ice Cream

549 51 5
                                    

Setelah sarapan di tempat makan favorit Jennie, mereka segera kembali ke mobil. Seungyoon telah siap di belakang kemudi untuk menuju tempat kencan mereka selanjutnya, lebih tepatnya tempat yang ingin Jennie tuju.

"Jadi, ke mana tujuan selanjutnya?" tanya Seungyoon.

"Pantai?" kata Jennie dengan nada meminta persetujuan.

"Pantai? Pantai mana?" Seungyoon tampak agak bingung.

Sementara itu, Jennie tampak sibuk dengan ponselnya. Seungyoon mengamatinya, ternyata gadis itu sedang sibuk mencari foto di Instagram.

"Iniii!" Seru Jennie sambil memperlihatkan sebuah foto yang ia temukan dari profil Instagram milik temannya.

"Apa? Kamu mau makan es krim di pantai?" Tanya Seungyoon bingung.

"Iya, sepertinya menyenangkan~"

"Kalau cuma mau makan es krim, bukannya lebih baik kita cari kafe yang jual es krim di dekat sini?"

"Ngga, beda. Aku mau makan es krim sambil liat laut dari pinggir pantai."

"Hmm, oke."

Seungyoon menyudahi usahanya untuk mendebat keinginan Jennie. Akhirnya, ia kembali tancap gas untuk menuju ke lokasi pantai, seperti yang ditampilkan di foto Instagram itu.

Memasuki wilayah pantai, tempat parkir mobil cukup penuh, sehingga Seungyoon agak kesulitan menemukan tempat parkir. Untungnya, sebuah mobil tampaknya akan segera keluar. Ia pun menunggu hingga mobil itu keluar agar bisa menempati tempat parkir itu.

Sesudah memarkir mobilnya dengan sempurna, Seungyoon kembali bertanya pada Jennie untuk memastikan pilihannya.

"Kau yakin mau ke sini? Sepertinya ramai...."

"Hmm..." Jennie memasang wajah sedih.

"Bukannya aku tidak mau menemani, tapi bisa bahaya kalau sampai ada yang mengenali kita," jelas Seungyoon.

"Ya sudah, kita pulang saja," kata Jennie sambil memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil di sisi kirinya.

Seungyoon diam sejenak untuk berpikir. Dalam pikirannya, tawaran untuk pulang adalah tawaran yang baik, sehingga ia tidak perlu melanjutkan acara kencannya dengan Jennie. Namun, entah kenapa, ia tidak tega mengecewakan keinginan sederhana Jennie. Gadis itu hanya ingin menikmati es krim di pinggir pantai, seperti kebanyakan orang yang datang berkunjung ke pantai itu.

Akhirnya, Seungyoon memiliki sebuah ide. Ia melepas seat belt yang menempel di badannya dan mulai mendekatkan dirinya pada Jennie.

"Kamu marah?" tanya Seungyoon, suaranya lirih di dekat telinga Jennie.

Kaget merasakan napas Seungyoon di dekatnya, Jennie reflek menoleh ke arah Seungyoon. Wajah mereka pun kini hanya berjarak kurang dari 3 cm.

"Eh??? Kenapa tiba-tiba mendekat?" kata Jennie agak histeris, wajahnya memerah.

*cklek*

Dashboard di depan tempat duduk Jennie terbuka. Meskipun wajah Seungyoon masih menghadap ke arah Jennie, tangannya berusaha mencari sesuatu di dalam dashboard.

"Aku sudah menemukan cara untuk ke pantai," kata Seungyoon sambil memasangkan kacamata hitamnya ke Jennie.

Senyum kecil pun mengembang di wajah Jennie.

Sementara itu, Seungyoon kembali mencari sesuatu di dashboardnya. Ia kembali menemukan kacamata hitam. Kali ini, kacamata itu digunakan untuk dirinya sendiri.

"Nah, sudah siap kan? Ayo!" ajak Seungyoon.

———

Jennie sudah membeli es krim berbentuk cone seperti keinginannya. Ia pun berjalan dengan perasaan riang menuju ke arah Seungyoon. Ternyata, Seungyoon sudah menyewa alas untuk duduk dan meletakkannya tepat di bawah pohon teduh.

"Oppa, lihaaat!" kata Jennie menunjukkan es krimnya.

"Untukku mana?" tagih Seungyoon.

"Ah, iya! Aku lupa! Tunggu, aku beli lagi..."

Sebelum Jennie kembali menjauh, Seungyoon menarik tangan Jennie.

"Sudah, tidak usah. Jangan terlalu menarik banyak perhatian orang."

"Tapi..."

"Sudah, sini duduk."

Jennie pun menuruti kata Seungyoon untuk duduk di sampingnya. Setelah itu, mereka terdiam beberapa saat. Jennie sibuk menikmati es krimnya sambil memperhatikan ombak-ombak yang bergantian menyapu bibir pantai, sedangkan Seungyoon sibuk memandangi batas laut terjauh yang mampu dilihat oleh matanya.

"Oppa, apa kau membenciku?" Jennie memulai percakapan.

"Hmm, ya... pernah," Seungyoon berusaha jujur.

"Maaf...." ucap Jennie.

"Iya," balas Seungyoon.

"Oppa..."

"Hmm," kali ini Seungyoon berusaha memperhatikan wajah lawan bicaranya.

"Kenapa harus Chaeyoung?"

"Hah, kenapa pertanyaanmu serius sekali. Habiskan saja es krimmu!" kata Seungyoon mengalihkan pembicaraan.

"Buat Oppa saja. Aku sudah kenyang," ucap Jennie sambil memberikan es krimnya pada Seungyoon, meskipun tanpa diminta.

"Hahaha, makasih, lho, kebetulan aku haus," kata Seungyoon sambil mulai menghabiskan sisa es krim Jennie yang kebanyakan sudah mencair.

Namun, Jennie tidak merespon. Ia malah sibuk menggambar bentuk abstrak di pasir dengan menggunakan ranting kecil.

"Jen... habis ini mau apa lagi?" tanya Seungyoon.

"Aku mau Oppa jawab pertanyaanku yang tadi," pinta Jennie.

Seungyoon diam sejenak untuk menarik napas. Kemudian, ia mulai kembali bicara, "Kamu pasti juga kenal bagaimana Chaeyoung kan? Yaa, tentu aku mulai menyukainya dari kebaikan dan kepribadiannya yang menyenangkan."

"Apa aku tidak baik?" Jennie kembali bertanya.

"Sejujurnya, setelah menemanimu hari ini. Aku bisa melihat kebaikanmu. Ternyata, kamu tidak seburuk, seperti ketika kamu mabuk... pun tidak seagresif yang aku bayangkan," ungkap Seungyoon.

Mendengar perkataan itu, Jennie sedikit menurunkan kacamatanya untuk melihat Seungyoon dengan lebih jelas.

"Salah, aku memang agresif, tetapi hari ini aku mati-matian menahan diriku sendiri agar terlihat baik," kata Jennie.

"Apa maksudmu?"

"Ya... misalnya, aku berusaha keras untuk tidak mencium Oppa sejak tadi pagi bertemu."

Jennie mengalungkan tangannya di leher Seungyoon. Kemudian, dengan perlahan, ia mulai menargetkan bibirnya pada bibir Seungyoon.

"Maaf..." Jennie bergumam sambil berusaha melumat bibir Seungyoon.

———

Hai! Maaf baru update lagi. Semoga pada ga lupa sama cerita ini ya 🙏

Maknae's Love Story ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang