VII. Tanya

985 90 2
                                    

Setelah insiden instagram itu, sekitar pukul 08.00 malam, Seungyoon memutuskan untuk berjalan keluar apartemen. Dengan menggunakan hoodie, ia menutup kepalanya ketika berjalan menyusuri trotoar.

Tadinya, ia tidak mempunyai tujuan karena hanya berniat untuk mencari udara segara. Namun, ketika melihat sebuah coffee shop mungil di pinggir jalan, ia jadi tertarik menuju tempat itu.

Coffee shop itu bernuansa vintage. Dari luar, bangunannya tampak didominasi oleh kayu. Di dalam, dinding cream dan ornamen-ornamen kayu berpadu menjadikan suasana ruangan tampak nyaman.

Daftar menu ditulis pada sebuah papan hitam dengan menggunakan kapur. Seungyoon melihat ada menu favoritnya: vanilla latte. Ia pun langsung memesan segelas ice vanilla late berukuran reguler pada seorang barista yang juga merangkap sebagai penjaga kasir.

Sambil menunggu pesanannya, Seungyoon mengamati sekelilingnya untuk memilih tempat duduk. Hanya ada 6 meja kecil dalam coffee shop, setiap meja dipasangkan dengan 2 kursi.

Lalu, pandangannya tertuju pada seorang gadis yang duduk dekat jendela di pojok ruangan. Ia merasa mengenal gadis itu. Ketika pesanannya sudah di tangan, ia pun langsung mendatangi gadis itu.

"Kau... Binnie, kan?" tanya Seungyoon.

Seungyoon ingat pada Binnie yang sebelumnya memperkenalkan diri sebagai penggemarnya ketika bertemu di Inkigayo.

"S..sunbaenim???" Binnie tampak gelagapan dan langsung mengenakan kacamata yang sebelumnya tergeletak di meja.

"Apa aku mengganggu?"
"Tidak! Tidak! Sunbaenim... maaf, aku hanya kaget," jelas Binnie.
"Boleh aku duduk di sini?"
"Eh... ah, maksudku, ya. Silakan."

Kedatangan Seungyoon yang mendadak membuat Binnie sibuk merapikan dirinya. Binnie berusaha merapikan rambutnya, meskipun sebenarnya tidak banyak berubah. Satu hal lain yang paling disadari Seungyoon adalah kedua mata Binnie tampak sembab dan agak merah.

"Matamu... apa kamu habis menangis?" Seungyoon bertanya dengan hati-hati.
"Hm... aku...." Binnie ragu untuk menjawab.
"Tidak perlu dijelaskan, kalau memang sulit," kata Seungyoon menenangkan.

Mendengar perkataan itu, Binnie malah tak kuasa menahan tangis. Kepalanya menunduk, bahunya tampak bergetar, dan dengan nada terisak-isak Binnie berusaha berbicara, "Maaf, sunbaenim, aku malah menangis begini."

"Tidak apa-apa. Menangis saja. Aku akan menemanimu tanpa bertanya macam-macam," ucap Seungyoon.

Selama sekitar 15 menit, Binnie benar-benar menangis sambil menundukkan kepala. Seungyoon pun benar menepati janjinya. Seungyoon membiarkan Binnie meluapkan kesedihannya tanpa membebaninya dengan pertanyaan.

Kemudian, setelah Binnie sudah cukup tenang, Seungyoon menyarankannya untuk segera kembali dan istirahat di dorm-nya. "Pulanglah, lalu tidur cepat. Jangan pikirkan apa-apa lagi sebelum tidur. Aku harap besok kau sudah lebih baik," kata Seungyoon.

Maknae's Love Story ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang