Jongdae menggelengkan kepalanya, menolak uluran tangan Minseok. "Aku sudah mencobanya. Ada gelas di mana-mana. Aku tidak bisa melihatnya. Aku tak berguna!!" Dia menunjukkan kepada member apa yang terjadi setiap kali dia mencoba untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dia lebih memilih memeluk lututnya daripada mencoba pergi dari tempat berlindungnya tersebut, tetapi tulang rusuknya protes. Dia benar-benar tidak ingin berada di sini ketika para member pulang. "Aku benar-benar mencoba dan itu menyakitkan."
Yixing dengan lembut meraih tangannya, air mata mengalir dari matanya saat dia mendengarkan rasa sakit dalam kata-kata Jongdae, "Kami akan menjagamu. Kau tidak perlu melakukan apapun." Dia mengangguk untuk Baekhyun dan Minseok untuk mengangkat dan membawa Jongdae kembali ke kamar.
Jongdae tidak melakukan apa-apa. Dia membiarkan dirinya dibawa karena dia merasa tidak berguna saat ini. Dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk dirinya sendiri.
'Aku tidak perlu melakukan apapun. Aku tidak bisa berbuat apa-apa.' pikirnya dalam hati.
Minseok dan Baekhyun menidurkan Jongdae di tempat tidurnya. Kyungsoo dan Jongin meletakkan handuk di ujung tempat tidur Jongdae agar seprai Jongdae tidak terkena bercak darah. Bantal sudah diatur sehingga Jongdae dapat merasa nyaman dan menjaga tulang rusuknya agar tidak semakin terluka. Yixing mengangkat kakinya. "Aku akan membersihkan darah dan memeriksa lukamu, oke?" Dia menghela napas ketika Jongdae tidak merespon, lalu berbalik ke Minseok. Minseok mengangguk padanya untuk melanjutkan mengobati Jongdae.
Baekhyun mengangkat tangan Jongdae, mengernyit pada kulitnya yang memerah di punggung tangannya. "Sepertinya kamu membakar dirimu sendiri dengan air panas." Dia kemudian memutar tangan Jongdae, "Berikan saya beberapa tisu alkohol." Dia meminta Yixing. Baekhyun berharap Jongdae untuk bergeming atau, bahkan lebih baik, merengek tentang rasa sakit yang dia rasakan, tapi dia tetap tidak merespon, "Ah ... Jongdae ... kau membuatku gugup ketika kau begitu tenang." Baekhyun mencoba bercanda.
"Ne," Junmyeon menyahut, menyeringai, "Aku lebih suka rengekanmu daripada diammu."
"Wow! Uri leader ingin kau merengek, Chennie Chennie. Kurasa kau harus memanfaatkannya sebaik mungkin." Minseok menunduk untuk melihat apakah Jongdae bereaksi atau tidak. Air mata mengalir dari matanya ketika dia melihat bahwa Jongdae tidak bereaksi seperti yang mereka inginkan. Dia menarik Jongdae ke dalam pelukannya, memeluknya dengan erat bersama member lainnya. "Kamu bisa menangis sekeras yang kamu butuhkan. Saudara-saudaramu ada di sini."
Jongdae membalas pelukan sekuat mungkin sambil menangis, "Aku mencoba! Aku benar-benar mencoba!" Dia terisak kuat, "Aku tidak bisa melihat apa-apa. Aku terlalu takut untuk menyentuh apa pun. Aku hanya ingin minum teh, tapi aku bahkan bisa melakukannya!" Minseok memeluknya lebih erat saat isakan Jongdae semakin keras, "Aku tidak bisa melakukan apapun sendiri. Bagaimana aku bisa bernyanyi dan menari ketika aku bahkan tidak bisa membuat secangkir teh ?!"
Para member menangis ketika mereka melihat saudara mereka hancur. Mereka pikir Jongdae dapat beradaptasi dengan kebutaannya. Mereka mengira dia kuat. Mereka salah. Dia bersikap tangguh dan berani didepan para member ketika seharusnya merekalah orang-orang yang harus kuat untuknya.
Baekhyun meletakkan tangan di bahu Jongdae ketika Jongdae akhirnya tenang, "Kamu tidak bisa menyerah. Aku tahu kamu terus mendengar ini dari semua orang, dari para dokter, para manajer ... bahkan kita tetapi kita terus mengatakannya karena itu benar. Semua ini hanya sementara! Kamu akan melihat lagi! Ini tidak permanen!" Baekhyun berteriak.
"Tidak mungkin!" Jongdae dengan marah menghapus air matanya.
"Itu seharusnya aku! Kau mendorongku, menyelamatkanku idiot! Kenapa kau begitu ..." Baekhyun menarik rambutnya, "Bagaimana bisa kamu begitu bodoh ?! Seharusnya kau selamatkan dirimu sendiri. Harusnya kau tak udah peduli denganku ?! Ya Tuhan, ada saat-saat aku berharap kau adalah seorang egois ... bahkan jika hanya untuk sedetik itu! "
Jongdae mengangkat kepalanya, mendengar rasa bersalah dalam suara Baekhyun. Dia tidak tahu Baekhyun merasa bersalah atas apa yang terjadi. Itu bukan salahnya. Jongdae membuat pilihannya sendiri. Baekhyun tidak punya kendali atas apa yang terjadi. Dia telah tenggelam dalam rasa kasihan terhadap dirinya sendiri sehingga dia tidak menyadari Baekhyun menyalahkan dirinya sendiri. "Aku akan melakukannya lagi."
Baekhyun mendongak padanya, tercengang, "Apa?"
Jongdae mengusap air matanya dengan lengan bajunya, "Aku akan melakukannya lagi dan jika itu membuatku idiot maka aku senang menjadi salah satu idiot itu!"
Minseok melihat sekeliling, menyeringai di sela air matanya. Junmyeon menutup mulutnya, berusaha untuk tidak tertawa terbahak-bahak. Itu menular. Semua orang mulai menertawakan ekspresi tercengang Baekhyun dan Jongdae yang keras kepala. "Kamu benar-benar idiot!" Baekhyun mengeluh pada Jongdae.
.
TBC
Hubungan Baekhyun dan jongdae mulai membaik nih :)A little corner : yeay akhirnya teaser jongdae keluar dong dan bikin gue jerit jerit di mall. Btw dia kenapa sih bikin damage banget pas kibas kibas ramvut. Astagaaaaaaaa gabisa ya bikin jantung gue tenang barang bentar??
KAMU SEDANG MEMBACA
Blindness
FanfictionKarna suatu kejadian Jongdae sang main vocalis EXO menjadi buta dan Baekhyun yang merasa paling bersalah akan hal itu.