Pagi ini langkah kaki Alana terasa begitu berat, yang ia inginkan hanya membaringkan tubuh dikasur empuk miliknya. Tapi apa daya, tuntunan untuk sekolah kian memaksanya untuk tetap berangkat.
Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu pun kaki Alana tak tergerak untuk beranjak dari kursi nya. May tidak masuk hari ini kabarnya sakit Demam, mungkin sepulang sekolah Alana akan mampir ke rumahnya untuk menjenguk.
Alana memperhatikan sekeliling, seisi kelas sepi hanya tinggal beberapa orang saja yang memang membawa bekal ataupun yang memilih tinggal dikelas seperti dirinya.
Karena suntuk ia berjalan keluar kelas, menuju koridor ujung untuk sekedar berteduh dari terik matahari yang sangat menyengat, bisa dipastikan nanti sore atau malam akan turun hujan.
Netra nya penuh dengan pemandangan lalu lalang siswa-siswi yang kompak memakai seragam batik berwarna merah marun khas SMA Cendekia. Kembali fokus kearah lapangan. Pandangannya tak lepas dari cowok yang sedang bermain basket dengan teman-temannya. Dio, basket hobi nya, itu yang Alana tahu. Selama pacaran Alana hanya tahu beberapa hal yang Dio suka dan yang tidak disukainya. Dio begitu tertutup, termasuk dengan cewek itu.
Dengan semua yang Alana alami tempo hari, dia yakin bahwa Dio punya alasan melakukan semua itu. Alana juga yakin Dio tulus mencintainya, kalau memang Dio tidak tulus kepadanya, kenapa cowok itu mau bertahan dengan Alana selama 2 tahun? 2 tahun bukan lah waktu yang sedikit.
"Hai"
Sapa Acha, Alana menengok kemudian tersenyum sekilas kembali fokus ke arah Dio. Acha mengambil alih tempat duduk disamping Alana, ikut memandangi kumpulan cowok-cowok yang sedang bermain basket itu.
"Hai juga"
Anatasya Putri Jaya. Cewek yang dari awal membenci Alana secara terang-terangan, penyebabnya? Sama dengan penyebab kenapa Dio dan Revan saling membenci sampai sekarang. Acha menyukai Dio, itu alasan kenapa Acha sangat-sangat membenci Alana, ah bukan hanya Acha sebagian fans Dio juga mungkin tidak menyukai Alana.
Seutas senyum mengalir spontan lewat bibir nya. Teringat masa-masa indah yang dialami nya hingga 2 tahun bisa bertahan dengan Dio.
"Duh Dio ganteng banget ya?? Apalagi kalo keringetan kaya gituuuuu, aduhhh"
Alana terkekeh, menengok ke arah Acha yang sedang menujuk Dio dengan semangat.
"Ya"
"Eh iya Lan"
Alana kembali menengok, mengangkat satu alisnya, memberi kode bahwa ia akan mendengarkan perkataan Acha.
"Lo gak berniat buat ngelapin keringet pacar lo? Eh sori maksut gue mantan lo?"
Senyum Acha puas, Alana menggeleng pelan, kembali memperhatikan wajah Dio yang terkena sinar matahari langsung, senyum singkat terukir diwajahnya.
"Kalo lo berminat, silahkan"
Acha menegakkan tubuhnya, mengibas pelan rambutnya yang terurai bebas. Melipat tangan kanannya di dada, tangan kirinya sibuk menyentuh bibir merah nya.
Spontan menoleh kearah Alana, seringai muncul. Netra nya memandangi Alana dari ujung rambut sampai sepatu. Kembali membuka suara, pandangannya tidak beralih dari wajah Alana sesenti pun.
"Gimana lan, rasanya ngejagain jodoh orang 2 tahun?"
Alana kembali menengok, menunduk sebentar, kemudian pandangannya difokuskan kembali kepada Dio.
"2 tahun mah sebentar, masih banyak diluar sana orang yang lebih parah ngalamin apa yang sekarang gue alamin"
"Kalo lo tanya gimana rasanya, gue yakin lo pasti gabakal mau ngerasain"
Kringgg....
Bel masuk berbunyi, segerombolan siswa berlarian dari arah kantin menuju kelas masing-masing, yang sedang bermain basketpun segera menghentikan aktifitas nya. Lalu lalang orang terlihat memenuhi pandangan.
Alana berdiri, menengok sebentar ke arah Acha, kemudian bersiap melangkah pergi.
"Bel bunyi, lo ga mau ke kelas bareng? Kalo gak mau gue duluan"
Tanpa mendengarkan lebih lanjut apa jawaban Acha, Alana segera melangkah kan kaki menjauh.
Saat akan memasuki kelas, ia berpapasan dengan Dio dan teman-temannya. Saat melewati Alana, teman-teman Dio seketika langsung terdiam, Alana kembali melirik Dio. Tapi Dio sama sekali tidak menengok ke arah nya, melirik pun tidak.
Mungkin Alana terlalu berharap, berharap lagi dan lagi pada orang yang selalu menyakitinya terus menerus, memberikan luka dalam satu hari, berhasil membuat Alana membenci nya dalam satu malam.
Dalam diam Alana berdo'a, semoga pilihan untuk menjauh dari Dio bukan lah sesuatu penyesalan nantinya.
Salam hangat.
[NoHope9_03]
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape
Teen FictionBerkali-kali mencoba, berkali-kali pula gagal. Cinta bukan perihal 2 hati yang saling jatuh, tapi janji yang tanpa sadar mengikat lekat. Janji lama yang selalu dikenang lewat coretan tua dibuku lesuh. Bagaimana cara dia datang tanpa permisi, lalu pe...