Escape

Harapan

Air mata berulang kali jatuh, kesekian kali hati itu terasa begitu rapuh, luka yang hampir tertutup kembali terbuka lagi.

Ini bukan lagi prihal bagaimana cara mempertahankan, tapi ini bagaimana cara kepercayaan itu dirusak berulang.

Sanggup atau tidak nya itu urusan terakhir. Sakit atau tidak sudah jadi rutinitas setiap memandangnya.

Benar kata orang, mempertahankan lebih sulit dari mendapatkan. Hati yang selama ini di genggam erat perlahan hancur karena genggaman itu.

Genggaman yang merasakannya pun ikut tercekik. Satu hal yang pasti.....

Bahwa, Jatuh cinta bukanlah sebuah rencana.

-•-

Bandung, 19 November

... Cinta?
Apa itu?
Sebuah tanda tanya besar yang sampai sekarang belum ku temukan jawaban pasti.
Apakah dengan jatuh cinta, hidup terasa berwarna?
Mungkin bagi sebagian orang berkata iya, tapi bagiku tidak.
Jatuh cinta sebuah sesaat bagiku, apalagi jika aku tersesat dalam labirin hati bernama DIRIMU.

Jangan coba-coba bermain dengan cinta
Satu kalimat itu menyimpan sejuta reaksi.
Terasa sangat menyakitkan memang, jika yang kau cinta mencintai yang lain.
Tapi itu semua konsekuensi...

Aku sudah siap jatuh cinta...
Tapi tidak untuk kehilangan...

Dan itu semua hukum alam yang tidak mungkin aku sesali.

-Alana Dita-

-•-

Bandung, 19 November

Entah kenapa tangan ini tergerak untuk melakukannya.
Hati berkata tidak, tapi otak berkata cepat lakukan.

Jika boleh jujur, hati ini belum siap.
Belum siap kehilangan karena satu perjanjian.

Perjanjian yang mungkin aku yang mengalami atau siapapun akan menyesalinya.

Bodoh, katakan saja diri ini seperti itu.
Memilih merelakan apa yang tak akan direlakan.

Untaian kata ini begitu rumit.
Serumit aku dan kamu...
Serumit kisah kita berdua...

Tapi, hati ini berusaha untuk mengikhlaskan..
Bukan berarti melepaskan...

Karena diri ini belum siap untuk satu kalimat itu..

-Diovano Mahendra-

Tbc

Pendek? Gapapa lah... Bonus yang kemaren panjang banget soalnya

Hehehe