Aku teringat masa-masa saat aku mengejar diri mu, masa masa aku tengah berjuang untuk menyakinkan cinta mu, dan saat itu kamu menolak ku.
Tak apa kasih, tak apa kau menyia-nyia kan ku yang teramat tulus, membuat ku merasakan sakit yang sangat membius.
Tak ada obatnya memang, jikalaupun ada hanya kamu yang bisa mengobatinya.
Hanya aku dan kamu yang mengetahuinya, saat-saat dimana kalau itu aku tersakiti dan aku tak bisa bangkit lagi.
ketika hati ku menjerit karna subuah jawaban yang membuyarkan semua harapan indah yang ada di depan mata.
ketika itu hanya rasa sakit yang kurasa, yang ada hanya air mata, rasa cinta yang sudah hampa karna di sia-siakan oleh sebuah asa yang tak kuasa di bentuk secara sempurna.
Sebab, aku hanya bisa merasa, dan mungkin aku ditakdirkan untuk tak bisa mendapatkan cinta. Bahkan mencuri rasa dari mu sedikitpun, aku tak kuasa.
Jatuh, cinta. Sakit yang ternyata berujung mala petaka bagi hati yang mudah rapuh ini. Rasa sesak yang terus masuk dan rasa sakitpun terus dan menerus menusuk, membuat hati ini seakan akan dan perlahan lahan akan menghancur dan melebur.
Sakit yang terungkit kembali mengingatkan ku akan kejamnya sebuah cinta, pengakuan yang berujung sakit yang tak biasa.
Cukup terungkit dan jangan sampai aku rakit kembali rasa sakit yang tak sedikit ini.
Aku harap ini bisa mendewasakan ku, mendewasakan bahwa mencintai tak harus memiliki, disakiti tak perlu ditangisi, cukup di pelajari agar kelak aku bisa mendapat yang lebih baik dari apa yang tuhan beri.
Syukuri yang ada saat ini, karna itu sudah lebih cukup dari apa yang tuhan beri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moved Away From Memories
PoetryKetika hati sudah mulai menjerit karna sebuah luka yang dibuat olehnya, ketika jiwa dan raga sudah mulai menangis karna sebuah perbuatan yang dilakukan karnanya, ketika alam yang telah menjadi saksi bisu kisah cintamu dengannya sudah mulai tak teras...