Disekolah lain hari jumat adalah berkah bagi para siswa. Tapi tidak di SMA Langit. Hari jumat semua siswa dikerjai guru. Mereka memberikan tugas yang harus selesai hari itu juga. Jika belum selesai, tugas mereka akan ditambah.
"Penat!"Kesal Ranum membantingkan pulpennya. Ranum memandang seisi kelas yang mulai kosong. Hanya dirinya dan ketua kelas.
"Zak. Duh, bantuin gue napa ah"Ranum benar-benar pasrah dengan soal Mipa yang dia kerjakan. 15 nomer setiap siswanya berbeda. Gila gak? Setiap siswa itu berbeda otaknya. Gak sama! Jadi buat para guru yang baca cerita ini, please deh. Kalo ngasih tugas liat siswa nya dulu. Hehe.
"Gak bisa Tasya. Lo harus ngerjain sendiri"Tolak Zaka sambil memberesken tumpukan buku ulangan teman sekelas.
Ranum memijit keningnya,tiba-tiba Ranum tersenyum merekah. Geng barunya sedang melihat diambang pintu.
"Kalian! Sini-sini!"Ajak Ranum melambaikan tangan. Ardan dan teman-temannya masuk kelas.
Zaka kaget dan tidak nyaman dengan keberadaan geng Famous dikelasnya,"Kak, Tasya lagi ujian. Jad-"Ucap Zaka berusaha menjelaskan dengan baik tapi dipotong Kylo.
Kylo menghampiri Zaka,"Eh. Lo tau kita siapa? Lo tau gua kan? Pemilik sekolah ini? Lo mau apa hah?"Kylo menepuk-nepuk pundak Zaka. Zaka terdiam tidak bisa melawan.
"Num. Kok lo belom selesai sih ujiannya?"tanya Kylo memicingkan alisnya.
"Kelas juga udah pada sepi. Noh,si Pandhu aja udah bareng kita"Kylo menghampiri Ranum dan melihat kertas yang dipegan Ranum.
Kylo melihat kertas itu,"Aduh, gue pusing soal Fisika sama Mtk. Kalo yang biologinya udah bener tuh Num. Dan sini deh, gas. Sini! Elah!"Ajak Kylo yang greget pada teman-temannya yang lelet bila ketemu Ranum.
Ardan diam saja,tidak membantu apa-apa. Sedangkan Gilang dan Bagas melihat soalnya dulu.
"Sini"Gilang mengambil kertas ujian. Dia juga menarik kursi dari sembarang arah untuk ia duduki. Begitupun Bagas. Mereka satu meja dengan Ranum.
Bagas dan Gilang mulai menghitung dibuku yang lain punya Ranum.
"Jangan deket-deket banget"Ardan menyindir Bagas dan Gilang. Ardan berdiri dibelakang Ranum seperti seorang bodyguard. Wajahnya juga tidak berekspresi,cuek,datar dan dingin.
Ucapan Ardan dianggap angin berlalu oleh dua sahabatnya. Bagas dan Gilang kalo udah belajar, fokus banget.
"Lama banget. Bisa gak sih?"Ucap Ardan tak sabar. Kedua sahabatnya menatap tajam.
"Yaudah nih. Abang aja yang ngerjain"Gilang menyerahkan kertas ujian.
"Iya , lo aja yang ngerjain. Gak sabar banget"sensi Bagas.
Ardan menghela nafas dan menerima kertas ujian itu. Ardan membaca dan memahami soal ujiannya.
"Pulpen"Pinta Ardan ke sembarang arah. Ardan menerima pulpen entah dari siapa. Dia mulai mengotret.
Beberapa menit kemudian.
"Selesai"Ucap Ardan memberikan kertas ulangan itu pada Pandhu.
Semua bertepuk tangan.
"Gila!"Gilang antusias.
Bagas hanya diam dan biasa saja. Ardan adalah saingannya dalam segala hal. Termasuk gadis idamannya pun sama."Ckck. Kudu les nih sama Bang Ardan"Ucap Pandhu berdecak kagum.
"Emang apa yang amazing sih? Gua bingung"Ucap Bhara menaikan satu alisnya.
"Bang Bhara. Liat deh. Ranum cuma ngerjain 3 soal. Trus 3 soal dikerjain sama gua dan Bagas. Sisanya Bang Ardan. Keren kan? Keren banget dong"Gilang antusias. Wajahnya berseri senang seperti mendapatkan hadiah paling mahal sedunia.
![](https://img.wattpad.com/cover/161072080-288-k605381.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Battle Symphony(21+)
Teen Fiction"Ragam cinta dalam symphony. Karena semua orang punya cinta dan symphony nya masing-masing" _ _ _ _ Ini kisah Cinta Ranum Anatasia,si manis blasteran. Wajah yang manis dan luwes menjadi bahan pokok tipu dayanya pada semua orang. Entah itu 'Cogan',te...