Hari H

174 6 0
                                    

Halo. Warga jawa barat tau lah ya Pangandaran beach? Bayangin aja tempatnya disitu 😉

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Num. Lo sebenernya mau study tour atau main sih disana? Bawa koper satu, kecil banget lagi!"Yuqi menyered koper milik Ranum ke bus.

Ranum hanya tersenyum masam melihat sahabatnya mengomel gak jelas. Dia sedikit bersyukur memiliki teman seperti Yuqi.

Yuqi memiliki banyak persamaan dan satu perbedaan dengannya. Semua itu membuat Ranum nyaman banget sama Yuqi. Kebayang gak sih pas Yuqi pindah sekolah? Ranum nangis sehari semalem. Sampe dia sakit dan matanya sembab. Oke, mungkin menurut kalian lebay. Mereka cuma temenan baru setahun. Tapi, solidaritas mereka harus dikasih penghargaan. Ada gak sih persahabatan yang sama sekali gak ada rahasia? Mereka berdua terbuka. Layaknya ibu dan anak perempuannya.

"Taro disitu"Ucap Ranum mengarahkan ke bagasi atas dibus. Yuqi menyimpannya dengan cepat.

"Lo yakin nih mau naik bus? Lo kan mabukan"Tanya Yuqi memastikan lagi.

Ranum memutar bola matanya jengah,"Lo udah 10 kali nanyain itu Yuq. Dan jawaban gue masih tetep. Gue yakin"

"Kalo lo mabuk gimana? Kan gue gak ik.."Hati Yuqi tercubit sakit ketika mengingat dirinya tidak lagi satu sekolah dengan sahabatnya.

"Kok jadi sedih gini sih suasana nya. Udah, gue gapapa. Doain aja ya"Ucap Ranum memeluk Sahabatnya itu-Yang kadang cengeng.

Mereka melepas pelukan ketika semua anak-anak berkumpul diluar bus atas komando guru pembimbing.

Ranum dan Yuqi pun segera turun. Ranum ikut berkumpul, sedangkan Yuqi duduk di bangku yang ada disana. Yuqi tersenyum sedih.

"Oke. Bapak adalah pembimbing kelas ini. Jadi kalian boleh catat nomer hp bapa"

Dengan suara dari pengeras suara yang diucapkan Pak Alvaro,otomatis anak-anak langsung mengeluarkan ponsel dan mencatat nomor hp yang disebutkan Pak Alvaro.

"Yang sudah di absen boleh masuk bus. Bapak panggil satu-satu"

Satu persatu siswa dipanggil. Hingga akhirnya Ranum yang dipanggil terakhir, karena namanya yang , hehe.

"Ranum Anastasia"

Ranum pun melangkah maju dan hampir masuk bus setelah mendapat ceklis diabsen.

"Tunggu pak"Yuqi berteriak yang otomatis Pak Alva dan Ranum mendongak.

"Ranum mabuk perjalanan pak"jelas Yuqi memelas. Berharap Pak Alva yang baik bisa mengerti.

Pak Alva menatap Yuqi dan Ranum bergantian.

"Kenapa tidak bicara dari tadi?"Ucap Pak Alvaro. Lalu Pak Alvaro langsung menelpon seseorang.

Beberapa menit berlalu. 10 motor berbagai jenis datang dari arah timur. Mereka memakirkan motor dan menghampiri Pak Alvaro.

"Ranum. Kamu mau ikut sama siapa?"Tanya Pak Alvaro. Ranum bingung. Sebenarnya siapa mereka. Anak motornya Pak Alvaro? Gengnya? Ah, gak mungkin! Lalu siapa?

"Ranum"Pak Alvaro menyadarkan Ranum dari lamunannya.

"Mereka siapa Pak?"Tanya Ranum.

"Mereka seangkatan kamu. Ada juga kelas 3 yang taun kemarin gak ikut study tour. Jadi, mereka lebih memilih naik motor. Dengan satu syarat, mereka udah punya ktp sama sim"Pak Alvaro menjelaskan sejelas-jelasnya. Ranum merenges. Bahagia dengan dirinya sendiri. Ranum pun memeluk Yuqi dan berterimakasih.

Battle Symphony(21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang